•85•

641 59 0
                                    

••

Lyn memeluk erat tubuh tegap kakeknya,air matanya lolos begitu saja.
Bagaimana tidak,disaat dirinya terpuruk hanya kakek lah yang selalu ada untuknya.
Kakek Richard mencium pucuk kepala Lyn.

"Sudahi semuanya kembalilah kerumah,kakek disini aman dan tenang,Lyn tidak perlu khawatir."

"Kakek jaga diri baik-baik,jaga kesehatan juga dan kurangi merokok."

"Hahaha–iya baiklah."

Jiwon tersenyum simpul,dan langsung merangkul pundak Leang.
Taehyung ikut memeluk tubuh kakek dan juga Lyn.
Ketiganya berpelukan dengan erat.
Posisi mereka semua sekarang berada di bandara.

"Kau tidak ingin berpelukan Hyung?"

"Tidak,aku alergi pelukan."

Leang memutar bola matanya malas,yang benar saja alergi terhadap pelukan.
Jiwon ada ada saja.
Keempatnya langsung berjalan menjauh dari kakek Richard,pasalnya penerbangan mereka akan lepas landas beberapa menit lagi.

Didalam pesawat Lyn duduk bersama dengan Taehyung,Jiwon bersama dengan Leang.

"Sudah kau buang semuanya Tae?"

"Sudah,aku membuang segalanya yang bersangkutan dengan itu."

Lyn mengangguk paham,sebenarnya jika Lyn menuruti keegoisannya maka ia tidak akan pernah menganggap Taehyung itu ada.
Tapi benar yang dikatakan oleh kakek,Lyn tidak boleh bersikap seperti itu.

"Leang?"

"Ya Hyung?"

"Aku pikir,aku menyukai pelayan cafe itu."

"Hyung,kita sekarang berada di pesawat bukan di cafe."

Dengan cepat Jiwon menyentil dahi Leang,membuat kekehan keluar dari siempunya.
Jiwon mendengus,tangannya kembali bermain-main pada rubrik yang ia bawa kemarin hasil mencuri dirumah kakeknya.

"Boleh juga Hyung,dia sedikit mirip dengan Earth."

"Kau benar,jika melihatnya aku seperti melihat Earth untuk pertama kalinya."

••

"Ibu kenapa pulang hari ini?"

"Ibu harus mengurusi butik."

Ibu membenarkan rambut Jungkook yang sedikit berantakan itu.
Jungkook beralih memegang pinggang ramping milik ibu mertuanya.
Chaeyon dan Jiyon tak bisa berkata apa-apa lagi,nenek memutuskan untuk kembali dihari itu juga.

"Ibu sudah melakukan yang terbaik sesuai dengan permintaan Taehyung."

"Ibu melakukan ini karna Taehyung?kenapa bu?"

"Karna Taehyung sangat mencintaimu.
Ya sudah ibu pamit ya,sebelum hujan deras."

Ibu mengecup pipi Jungkook,beralih mengecup pipi Chaeyon dan Jiyon.
Lambaian tangan menjadi penutup mereka siang ini.
Wanita paruh baya itu pun melesat pergi dengan mobil putihnya.

"Bunda?"

"Iya Onie?"

Jungkook menggenggam erat tangan putrinya itu,ketiganya langsung berjalan masuk kedalam rumah.
Langkah kaki mereka berhenti pada ruang tengah,memilih duduk disana bersama-sama.

"Onie minta maaf."

"Kenapa minta maaf princess?"

"Karna Onie lah yang memaksa ayah agar meminta kepada nenek,untuk membawa kita pulang kemari.
Masalah menelpon ayah kemarin,itu bukan Jiyon Oppa yang melakukannya tapi Onie lah yang melakukannya.
Jiyon Oppa sudah melarang Onie,tapi Onie bersikeras melakukannya.
Onie minta maaf bunda,Onie hanya tidak tahan dengan ini semua.
Masalah ini,Onie sudah cukup lelah Onie tidak bisa melihat keluarga kita terpecah belah seperti ini."

"Jiyon juga salah bunda,Jiyon mengadu kepada Jiwon Hyung dan juga Leang.
Bahwa bibi Lyn tidak akan pernah kembali lagi ke Korea.
Maka dari itu,Jiyon menyuruh mereka berdua untuk menjemput bibi Lyn di Berlin.
Bunda jangan hanya marah kepada Onie,tapi kesalahan Jiyon juga sangat besar disini.
Bunda marah kepada Jiyon saja,cukup diamkan Jiyon saja bunda."

Jungkook meneteskan air matanya,begitu mendengar penuturan dari kedua anaknya.
Rupanya,masalah ini tidak hanya terbebankan kepada dirinya melainkan kepada mereka juga.
Tidak menyangka,ini semua harus melibatkan anak-anaknya.

••

T B C 🔫

Mine!Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu