•60•

842 74 0
                                    

••

Chaeyon jengah sambil menendang-nendangkan kakinya ke udara,pasalnya sudah hampir satu jam ia hanya berbaring disofa tunggal tanpa ada pergerakan sedikitpun.

Lah bodo -_-

Namun hampir tiap menit ia akan mengeluh pada Earth Oppa karna kebosanannya.

"Huh!Oppa Onie bosan!"

"Iya jelas saja,dari tadi Onie hanya berbaring disitu."

Chaeyon menghembuskan nafasnya kasar,setelah Jiwon Oppa dan juga Earth Oppa pulang Yunjae langsung menghindarinya dengan bermain PlayStation dikamar Jiwon Oppa itupun tanpa mengajak dirinya.

"Oh ya,kenapa Oppa baru berkunjung hari ini?"

Earth seketika terdiam,kejadian waktu itu memang membuatnya sangat berjarak dengan keluarga ini terutama dengan Jiwon.
Chaeyon mengubah posisi baringnya menghadap kearah Earth Oppa.
Tatapan mata Chaeyon seakan-akan mendesaknya agar memberikan penjelasan.

"Itu,Oppa sibuk kuliah princess."

"Eum,benarkah?lalu kenapa Jiwon Oppa setiap kali ditanya oleh bunda 'kemana Earth tidak kemari?' dia selalu menghindar."

Earth membisu seketika,sialan jebakan pertanyaan dari Chaeyon memang selalu dari akarnya.
Berpikir sejenak,apa harus dikatakan dengan jujur tapi nantinya Chaeyon sendiri yang tidak akan mengerti lalu dia akan mendesak lagi.
Oh ayolah,ini membuat pusing seketika.

"Hei,Oppa sudah menonton fast furious yang terbaru,Chaeyon sudah belum?"

"Apa?!belum!huwaaaa Oppa jahat kenapa tidak mengajak Onie untuk menonton!"

"Hihi,ayo nonton."

"Dimana Oppa?"

"Di YouTube sudah ada."

"LET'S GO!!!"

Selamat - Earth Katsamonnat

••

Leang memberanikan dirinya untuk masuk ke kamar membuka perlahan pintu tersebut dan menatap sekelilingnya.
Mendapati istrinya sedang duduk termenung di balkon kamar mereka.
Kaki panjangnya melangkah kecil,berharap kali ini tidak ada penolakan dari mulut istrinya.

"Sudah kau dapatkan rahim yang pantas?"

"Kenapa berbicara seperti itu Jiyon,aku sama sekali tidak pernah terbesit untuk melakukan hal itu apalagi sampai mencarinya."

"Ck,apa salahnya Leang jika sesekali berkorban demi kebaikan keluarga kita bersama."

Puncak masalah.
Leang tahu jika sudah seperti ini,Jiyon memang sangat marah kepadanya apalagi nama masing-masing sudah keluar dari mulut mereka berdua bahkan Jiyon berbicara tanpa menatap kearahnya.

"Kebaikan?aku lebih memilih tidak memiliki satu orangpun anak jika harus melukai perasaan orang yang ku cintai."

"Jangan keras kepala,sudah jelas bukan yang dikatakan oleh dokter."

"Aku tidak peduli apapun itu,satu hal yang harus kau tahu Jiyon aku tidak bisa membiarkanmu terluka lagi,sudah cukup."

Jiyon menghela nafasnya,masih enggan menatap kesamping lebih memilih untuk menatap kosong kearah pagar besi balkon kamarnya.
Leang sendiri duduk menghadap padanya dengan kedua tangannya yang saling bertautan.
Sialan tidak peduli,batin Jiyon.

"Aku membiarkanmu melamarku dulu karna aku berpikir,jika aku bisa hamil muda maka sekarang aku dan anakku bisa jadi teman,tapi nyatanya jatuh kebawah."

"Aku melamarmu,menikahimu karna aku memang mencintaimu,karna aku berfikir memang karna aku mencintaimu."

Jiyon hampir tersedak ludahnya sendiri berusaha menahan diri agar tidak tertawa dengan ucapan suaminya itu.
Ayolah,itu memang bukan lelucon bahkan bisa dibilang itu adalah ucapan dari hati Leang tapi entah kenapa itu terdengar menggelitik Jiyon.

"Bodoh."

"Iya,aku tahu aku bodoh."

Penutupan percakapan mereka,Jiyon langsung berdiri dan berjalan masuk kedalam kamar meninggalkan Leang yang masih duduk diam diluar sana.

Hahahaha ! - Jiyon

••

T B C ✨

Mine!Where stories live. Discover now