𝐃𝐮𝐚 𝐁𝐞𝐥𝐚𝐬; 𝐑𝐨𝐨𝐦 𝐭𝐨 𝐑𝐞𝐭𝐮𝐫𝐧

6 5 0
                                    

"𝙉𝙖𝙣𝙩𝙞, 𝙥𝙖𝙨𝙩𝙞 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙚𝙩𝙖𝙝𝙪𝙞.

𝙆𝙖𝙡𝙖𝙪, 𝙠𝙚𝙨𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙩𝙞𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙩𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙝𝙖𝙩𝙞.
𝙏𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙜𝙖𝙣𝙩𝙞𝙠𝙖𝙣––

𝙠𝙚𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙖𝙖𝙣 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙖𝙮𝙖𝙝, 𝙞𝙗𝙪, 𝙠𝙖𝙠𝙖𝙠, 𝙙𝙖𝙣 𝙖𝙙𝙞𝙠."

●♡。♥●♡。♥●♡[-_-]╠♥

You will never be alone
Even when we go through changes
Even when we're old
Remember that I told you
I'll find my way back home

(SHAUN – Way Back Home)

●♡。♥●♡。♥●♡[-_-]╠♥

Violet mempercepat langkah kakinya, saat dia merasa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang.

Tepat di depan tikungan, Violet mengambil arah ke kiri––tanpa memikirkan bagaimana dia pulang ke rumah nanti, sebab Violet sendiri tidak begitu hapal jalanan di kompleks rumahnya.

Napasnya tersengal-sengal. Violet menghentikan laju kakinya, tidak sanggup melakukan lari maraton lagi. Tiba saat sesuatu menyentuh bahunya––dengan efek slow-motion––Violet tak tanggung-tanggung mengeluarkan teriakan paling kencang dan bahasa tidak manusiawi dari mulutnya.

"Lo cewek paling freak yang gue kenal. Sumpah!" Sosok itu berbicara di depan wajah Violet, sambil membungkam mulut gadis itu.

"Ya, habisnya––" Violet menunduk, memilin ujung sweaternya.

"Gue pikir lo hantu," terang Violet. Dia tidak bohong kalau mengira cowok di hadapannya adalah hantu. Terbukti dari outfit yang dipakai; jaket hoodie warna hitam polos, dipadukan dengan jogger pants, berwarna sepadan. Tatapan yang tajam dan tudung jaket, menambah kesan mistis dari cowok yang tak asing bagi Violet itu.

"Hantu? Di zaman modern ini?"

Cowok itu berhenti tertawa, saat Violet mendekat ke arahnya.

"Gue ... punya phasmophobia," lirih Violet.

Cowok itu diam seketika. Kemudian, muncul seringai di sudut bibirnya.

"Vi, kayaknya bener, deh, yang lo bilang tadi. Gue lihat ada sesuatu di atas pohon. Dan itu––"

Belum selesai bercerita. Violet sudah menghamburkan diri, memeluk erat tubuh cowok itu. Tak bisa dibantah, kalau wangi mangga, sukses, membuatnya nyaman. Dan, wangi yang memberi ketenangan itu hanya ada saat cowok itu bersamanya.

"Jadi, bener. Lo suka sama gue?"

Violet mengedipkan mata, beberapa kali.

"Ya? Maksud––"

"Eh, enggak! Apa untungnya gue suka sama lo. Mending gue jadi istri simpanan, Song Joong-ki. Daripada pacaran sama lo!"

Arsen––cowok itu menganga di tempat.

"Wait, emang ada ya? Dari kata-kata gue yang ngajak dating?"

Kini gantian Violet yang diam.

"By the way, sebelum jawab pertanyaan pertama. Lo bisa kasih penjelasan tentang 'ini' ke gue?"

Arsen menujuk tangan Violet yang melingkari erat, perutnya.

Saranghae, Cogan!Onde histórias criam vida. Descubra agora