Epilog

34 6 34
                                    

Kain gorden bergerak kala angin bertiup memasuki ruangan. Burung-burung berkicau merdu menyambut siang yang cerah. Seorang wanita tengah duduk sambil membuka buku diary berwarna biru miliknya. Bibirnya bergumam pelan, membaca setiap kata yang pernah ia tuliskan di dalam sana. Terlihat jelas cincin perak dengan batu permata yang melingkar indah pada hari manisnya.

Suara derap langkah kaki seseorang dapat didengar oleh telinganya, ia menolehkan kepalanya. Beberapa helaian rambut terbawa oleh angin yang bertiup lembut. Lelaki itu mengecup keningnya lama dengan tangan yang mengelus kepalanya lembut.

"Aku pulang, kamu gak cium tangan gitu?" tanya Bima dengan tawa renyahnya.

"Eh iya lupa"

Layla segera mencium punggung tangan Bima, menatap lelaki itu dengan senyuman hangatnya. Bima berjalan kearah kasur dan merebahkan tubuhnya yang sudah kelelahan.

"Mandi dulu, baru tidur. Jangan tidur dulu baru mandi"

"Heumm sama aja hasilnya"

"Beda, Bima. Kalo tidur duluan, nanti badannya lengket. Kalo mandi dulu, nanti badannya segar. Baru nyaman untuk tidur"

"Yang ada, aku gak bisa tidur, sayang"

"Bilangnya gak bisa tidur, baru lima menit ditinggal udah ngorok"

"Heh! Aku gak ngorok, Sayang. Kamu jangan fitnah"

"Jangan mulai perdebatan, cepat mandi!"

"Iya, Sayangku"

Bima berjalan kearah kamar mandi dengan malas, sedangkan Layla sibuk dengan ponsel ditangannya. Begitu banyak foto yang ia simpan di dalam sana, meski sudah banyak yang ia hapus. Jemarinya perlahan menyentuh sebuah bingkai foto yang menunjukkan foto pernikahan antara dirinya dengan Bima.

Layla tersenyum simpul dan meletakkan foto tersebut, ia membuka laci lemari dan mengeluarkan sebuah album foto. Bundanya yang memberikan album tersebut, album yang berisi begitu banyak foto masa kecilnya bersama Bima serta keluarganya. Beberapa halaman sengaja dikosongkan karena suatu hal.

"Halaman ini mau Layla isi sama apa?" tanya Layla terdengar lirih.

"Isi sama foto anak kita," jawab Bima yang sudah berada di belakangnya.

Layla membulatkan matanya, menatap Bima yang hanya memakai handuk di pinggangnya. Layla melemparkan kertas kearah Bima dengan kasar.

"Bima! Pakai baju dulu! Gak malu banget"

"Kan gak punya malu sama kamu doang, La"

"Bima!"

🌻🌻🌻

Bima tak henti menatap sebuah foto pada layar ponselnya. Foto yang entah kapan ia simpan, hanya untuk bahan lihat-lihat. Layla duduk di sebelah Bima, menyandarkan kepalanya pada bahu Bima.

"Liatin apa? serius banget"

"Liatin ini"

Bima menyodorkan ponselnya, Layla menatap foto tersebut dengan sebuah senyuman. Ia mengembalikan ponsel Bima dengan sebuah ciuman yang mendarat tepat di pipi Bima.

"Kenapa liatin foto itu?"

"La ... kapan kita punya baby?"'

"Bima!"

"La ... kumohon"

"'Bima kira yang di ranjang mungil itu apa? anak gorila? atau mungkin siput raksasa?" tanya Layla mulai geram.

Diary Layla [ SELESAI ]Where stories live. Discover now