Hide and Seek

24 11 9
                                    

"Kamu tidak akan mengerti bahwa dirimu telah menjadi sedingin es"

- Layla Nada Sofia -

Gadis bernama Layla itu berdiri lemah di depan gerbang rumahnya. Ia menyeret kakinya ke depan dan ke belakang berkali-kali. Sudah cukup ia menerima siraman rohani dari Ayahnya semalam. Ia melihat Bima dihadapannya, selang beberapa menit kedua anak itu memasuki sebuah mobil berwarna hitam milik Papa Bima.

"La ... gimana semalam? Lancar?" tanya Bima.

"Lancar, kok, lancar ceramahnya. Layla di sembur sama ceramah semalaman"

"Emang kamu bilang uangnya buat apa?"

"Buat beli ... emmm beli bakpao"

"Pantes, lagian, ya, Layla itu udah tembam. Ngapain makan begituan? nanti tambah tembam yang ada"

"Tapi Bima suka, kan?"

Bima tersenyum manis, menarik kedua pipi Layla gemas. Menusuk kedua pipi Layla dengan jemarinya, membuat si pemilik meringis pelan. Bima menghentikan aktivitasnya lalu menatap kearah jalanan melalui jendela.

"Layla nanti jangan mau kalo disuruh bayarin"

"Iya Bima"

"Awas kalo sampai begitu lagi"

"Iya Bima ganteng. Jangan ngomel terus, ya, Layla jadi ngantuk"

"Ishh, kok, gitu?"

Layla mengedikkan bahunya , mobil hitam itu berhenti di depan gerbang sekolahnya. Kedua anak itu turun lalu berjalan beriringan memasuki area sekolah. Tangan mereka saling menggenggam satu sama lain.

"Aciyee pacaran, ya? iya?" goda Pak Yanto, selaku wali kelas dari Bima.

"Enggak, kok, Pak," jawab keduanya serentak.

"Halah bohong"

"Ihh kita serius, Pak"

"Ya udah ke pelaminan sana, kan, udah sama sama serius"

"Bapak mah!"

Pak Yanto berjalan melewati mereka sambil bersiul. Melihat-lihat keadaan sekeliling tiap paginya. Layla dan Bima saling berpandangan sebelum keduanya tertawa pelan.

"Bisa bisanya Pak Yanto begitu," ujar Bima.

"Iya tuh, masa kita disuruh ke pelaminan. Bilang aja bapaknya yang mau ke pelaminan"

"Eh iya tuh bener"

Bima membenarkan baju seragamnya lalu menatap Layla lembut. Menarik pipi Layla keatas agar sudut bibirnya terangkat. Layla tak menolak, ia malah tersenyum semakin lebar.

"Kamu tuh unyu banget, sih"

"Bimaaaa jangan digituin nanti bibir Layla jadi kayak Joker"

"Joker?"

"Iya yang rambut ijo"

"Ooh yang Lay lay lay lay lay, itu bukan? kayak nama kamu dong Lay lay Layla hehe"

Diary Layla [ SELESAI ]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt