Diri Sendiri

12 7 2
                                    


"Hanya diri sendiri yang akan mengerti semua yang kamu rasakan"

- Diary Layla -

Layla cukup jengah melihat begitu banyak tumpukan kertas dihadapannya. Dengan tanpa dosanya ia membuang semua kertas itu kedalam tong sampah, berjalan melewati gerombolan orang yang sekarang menatapnya dengan raut wajah kecewa.

"La ... kenapa dibuang? orang nulis surat susah payah bukannya dibalas malah di buang"

"Biarin"

"Andai ya itu cowok ngasih suratnya ke aku, pasti udah kubalas dari tadi," ujar Siska.

"Ya udah tinggal kamu ambil aja tuh orangnya. Lagian Layla gak suka"

"LA! DAPAT SALAM DARI DIA!" teriak Tono.

"Oke," jawab Layla datar.

"La! Ada surat lagi!"

"Udah Layla bilang gak mau ya gak mau!" ketus Layla sambil berjalan keluar dari kelasnya dengan tas yang sudah ia ransel di punggungnya.

"Kalo Layla bilang gak mau, jangan paksa lagi! Mending suratnya kalian bakar aja, lumayan biar suasana anget," ujar Nia menyusul Layla yang sudah berjalan lebih dulu darinya.

Nia mensejajarkan langkah kakinya, menatap raut wajah Layla yang terlihat marah. Sebuah tangan menepuk pundak keduanya, siapa lagi kalau bukan Bima? Ketiganya berjalan keluar dari gerbang dengan bibir terkatup.

"La ... Nia duluan, ya. Maaf gak bisa main, Nia mau nginap dirumah Nenek"

"Iya, Nia"

"Nia pamit!"

"Iya hati-hati"

Layla menatap kepergian Nia dengan raut kecewa, padahal niatnya Layla ingin sekali mengajak Nia untuk main kerumahnya hari ini, berhubung besok adalah hari libur. Bima merangkul Layla dan tersenyum manis.

"Eh?" kaget Layla.

"Yuk ah pulang, Bima udah lapar"

"Iya"

Sesampainya di rumah, Layla langsung berjalan menuju kamarnya setelah mengucapkan salam dengan nada lirih. Ia menutup pintu dan membanting tasnya cukup kasar. Sudah cukup lelah ia hari ini dan sangat amat butuh istirahat.

"Arghhh! Layla benci sama surat-surat itu!"

Layla membuka pintu lemarinya kasar hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras. Matanya langsung melirik kearah pintu sebelum menghela napas kasar.

"Untung nih pintu lemari gak copot karena Layla"

"Kenapa Layla gak tenang banget hari ini? kenapa seakan semuanya jadi beban buat Layla?" tanya Layla pada cermin dihadapannya.

Layla mengambil salah satu baju kaosnya dan mengenakannya. Ia berjalan gontai menuju kasur dan merebahkan tubuhnya di sana. Layla menatap langit-langit kamarnya sambil sesekali mengingat masa-masa kecilnya. Cukup lama ia melamun hingga lamunan itu terbuyarkan oleh suara derit pintu yang bergesekan dengan lantai.

Diary Layla [ SELESAI ]Where stories live. Discover now