Cookies Bunda

47 30 13
                                    

🍪🍪🍪
Jika hal sederhana dapat membuatku bahagia. Untuk apa kamu mencari hal rumit yang justru membuatku bersedih?
🍪🍪🍪

Pagi itu, Layla berlari menuju teras rumahnya. Tubuhnya yang masih sempoyongan akibat baru bangun dari tidur dan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya membuatnya sering terantuk pada benda. Eh memangnya nyawa bisa tercecer?

Ia membuka kenop pintu pelan, matanya membulat sempurna saat melihat seseorang berdiri tepat di depan pintu sambil tersenyum ke arahnya. Ya, dia adalah Bima yang beberapa jam lalu resmi menjadi temannya.

"Selamat pagi, Layla," sapanya kepada Layla yang masih mengucek matanya.

"Pagi juga, Bima"

"Bima, kok, ndak pake kaca mata?" tanya Layla heran, pasalnya kemarin Bima memakai kacamata.

"Enggak, itu cuma gaya gayaan doang"

"Ouh gitu toh"

"Aku gak disuruh masuk?"

"Pintunya ndak dikunci, masuk aja"

"Ya aku juga tau kalo pintunya gak dikunci"

Mereka berdua masuk ke dalam rumah, Bima memilih untuk duduk di sofa yang terletak di ruang tamu bersama Layla yah masih mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal di alam mimpi.

"Hoaemm"

Tanpa aba-aba Layla langsung menjatuhkan kepalanya pada paha Bima. Ia kembali tertidur, menjelajahi alam mimpi dan meninggalkan Bima yang bingung harus berbuat apa kepada Layla.

"Layla kok tidur, sih?" kesalnya.

"Hei bangun! Cantik, bangun dong"

Bima menatap wajah Layla lekat, wajah Layla yang tampak sangat damai membuatnya tak tega untuk membangunkannya. Tangan mungil Bima bergerak menyentuh pipi Layla, mencubitnya pelan. Ia terkekeh melihat perubahan ekspresi wajah Layla akibat ulahnya.

"Layla bangun ih! Kalo gak bangun nanti Bima cium loh," ancam Bima sambil menarik hidung mancung Layla pelan.

"Kamu ini! Mati rasa banget"

Jurus terakhirnya, Bima mendekatkan wajahnya ke arah Layla. Ia dapat merasakan hembusan napas Layla yang semakin lama menerpa wajahnya yang tampan.

Cup

Bima mencium kedua kelopak mata Layla singkat. Layla yang merasakan sesuatu yang hangat menempel di kelopak matanya dengan cepat membuka mata. Ia menatap wajah Bima bingung , mengapa sekarang wajah Bima bisa sedekat ini dengannya? Layla benar benar tidak tahu.

"Sebaiknya Layla mandi dulu biar seger," usul Bima yang dibalas anggukan oleh Layla.

"Pinter"

Beberapa menit Bima menunggu Layla membersihkan diri, seorang wanita muncul dari arah dapur. Wanita itu tersenyum melihat Bima yang sudah duduk manis sambil memainkan jarinya.

"Eh ada Nak Bima, nunggu Layla ya?"

"Iya Tante"

"Apa perlu Tante bangunin Layla?"

"Nggak perlu tante, Layla udah bangun. Sekarang dia lagi mandi," jelas Bima.

"Tumben Layla mandi pagi"

"Emang Layla jarang mandi ya, Tante?"

"Iya, biasanya dia mandi sore doang"

"Jarang mandi aja cantik, apa lagi kalo rajin mandi" ujar Bima sambil menatap ke arah anak tangga.

Diary Layla [ SELESAI ]Where stories live. Discover now