Kebetulan atau Kesengajaan?

10 4 0
                                    

"Sebuah kebetulan dan suatu kesengajaan, terkadang memiliki perbedaan yang sangat tipis"

- Diary Layla -

Layla menatap seorang gadis dengan potongan rambut sebahu yang saat ini sedang menatapnya sinis. Erina Asyhka, seorang gadis nakal dengan segudang masalah. Sesekali ia menyunggingkan senyuman sambil melihat ke arah kuku jemarinya yang telah dipoles dengan kuteks berwarna merah mencolok. Nia sesekali mengucek matanya melihat hal itu.

"Itu kuku atau cabe? merah bener," ujar Nia menggelengkan kepalanya.

Pandangan matanya kini tertuju pada bibir gadis itu. Bibir tebal yang tertutup oleh liptin berwarna merah darah. Nia dan Layla meneguk ludah mereka lalu bertatapan. Layla bukannya takut untuk dimaki-maki dihadapan orang-orang. Tapi, ia terlalu takut membayangkan bahwa nantinya ia dimakan oleh gadis itu.

"Apa lihat-lihat! Gak suka?! Bilang!"

"Anu ... itu loh mbak. Mbak-nya abis makan ayam mentah, kah? kok bibirnya merah gitu? atau mungkin Mbak vampir?" tanya Nia terang-terangan.

"Heh!"

"Jujur ... menor mbak"

"Bibir seksi begini kamu bilang menor? kamu gak tau soal kecantikan, kah? kampungan!"

Nia yang merasa tersinggung kemudian berdiri , satu pukulan hendak ia layangkan saat ini juga. Namun, Layla menahannya dengan sebuah cengkraman yang teramat kuat. Layla ikut bangkit lalu berjalan menjauhi gadis yang menyiramkan es Cappucino pada seragamnya.

Rambut Layla ditarik secara kasar oleh gadis itu. Layla tentu merasakan nyeri di kepalanya, setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya. Erina menghempaskan tubuh Layla hingga membentur pinggiran meja. Nia yang tak tega jika sahabatnya diperlakukan seperti itu, memilih untuk mendekati gadis itu dan menarik kerah bajunya kasar.

"Mau kamu itu apa?!"

"Kamu bilang, aku mau apa? jauhi Galen sekarang juga!"

"Gak bisa!"tegas Nia dengan sorot mata tajamnya, ia melirik ke arah Layla yang sudah mengeluarkan banyak air mata.

Layla sekuat tenaga berlari menjauhi kantin, menjauhi orang-orang yang sudah berkerumun dengan air mata yang tumpah begitu saja. Dengan cepat Nia menyusul sambil menabrak Erina dengan sengaja.

"Layla! Tunggu Nia!"

Layla menutup pintu toilet dengan kasar, ia menangis di dalam sana. Meluapkan semua rasa yang ia pendam selama beberapa menit yang lalu. Indra pendengarannya terusik oleh suara berisik dari luar toilet. Layla meninju tembok disampingnya, diikuti oleh darah yang mulai mengalir dari tangannya.

"La! Jangan lakuin hal bodoh! Cepat keluar!" teriak Nia sambil menggedor pintu toilet.

"Layla gak bisa," lirih Layla.

"Kalau sampai kamu terluka, karena ulah kamu. Nia gak segan-segan untuk cuek ke Layla!"

Isakan Layla mulai terhenti, Nia yang cukup merasa khawatir segera berlari menuju kelas Bima. Dengan napas yang tak dapat diatur lagi, ia berusaha menceritakan kejadian yang menimpa Layla. Keduanya berlari menerobos kerumunan siswa-siswi.

"La ... buka pintunya, ini aku ... Bima"

"Bima." Layla tertegun dan segera membuka pintu toilet.

Diary Layla [ SELESAI ]Where stories live. Discover now