chapter 21.

12.9K 781 14
                                    

" awassssss, pril." teriak ali. Prily menoleh,  gerakan ali yg begitu cepat menarik tangannya membuat tubuhnya terpental dan membentur pembatas jalan.

" aww " pekik prily, ia dapat merasakan bau amis di kepalanya. Darah segar mengalir melewati pelipisnya. Ke jadiannya begitu cepat. Ia mendengar ali berteriak lalu secepat kilat ali menarik tangannya hingga terpental.

Mengingat ali,prily mencoba memulihkan kesadarannya, di sana sudah banyak orang yg berkerumun. Prily bangit ia segera menerobos kerumunan itu.

Dan betapa terkejutnya ia mendapati ali yg sudah tak sadarkan diri dengan darah yg mengalir dari kepalanya.

" ali, bangun, kumohon sadarlah, cepat seseorang tolong panggilkan ambulan, cepattttttt" teriak prily histeris. Prily terus mengguncang guncangkan tubuh ali. Darah yg terus mengalir membuat prily segera mengambil tindakan sebelum ali ke habisan darah.

Prily segera merobek bajunya lalu ia gunakan untuk membalut kepala ali. Setidaknya ini akan mengurangi darah yg keluar

" bertahanlah... Sebentar lagi ambulan datang" ucap prily. Bahkan luka sendirinya pun ia tak perdulikan. Baginya nyawa ali lebih penting dari lukanya.

Tak lama ambulan datang, para petugas segera mengangkat tubuh ali. Prily mengikutinya dari belakang. Air matanya tak hentinya mengalir.

" kumuhon,bertahanlah, " batinya selalu mengucapkan kata2 itu.

***

Tak butuh waktu lama mereka telah tiba di rumah sakit. Ali segera di larikan ke ruang UGD. Prily melihat ali yg masuk UGD mengingatkannya pada waktu kecelakaan yg menimpanya.

" dokter tolong selamatkan teman saya kumohonnnn" pinta prily pada dokter yg menangani ali.

" kami akan melakukan yg terbaik nona. " ucap dokter itu. Prily  pasrah , yang bisa ia lakukan saat ini hanya menunggu.

Satu jam kemudian pintu ruangan terbuka,suster keluar dan menghampiri prily.

" mf, apa anda keluarganya" tanya suster rani. Nama yg prily ketahui dari tag nama di bajunya.

" saya temannya sus, tapi kalau boleh tau ada apa ya" tanya prily balik. Suster itu seperti menimbang nimbang ucapannya.

" kami butuh darah, pasien banyak sekali mengeluarkan darah,dan persediaan darah di lab pun lg kosong." terang suster rani.

" golongan darahnya apa,kalau boleh tau sus" ucap prily to the point.dia berharap darahnya sama dengan ali.

" B+ dan kami membutuhkannya  sekarang"

" ambil saja darah saya sus kebetulan golongan darah saya juga b+ " ujar prily.

" tapi,kondisi nona tidak memungkinkan. Bahkan nona saja perlu perawatan. " ucap suster tidak yakin.tapi prily tetap kekeh untuk mendonorkan darahnya. Suster itu jg tak bisa berbuat apa2 karena ini darurat dan keselamatan pasien yg terpenting

" baik lah mari ikut saya" ajak suster pada Prily. Prily pun mengikuti nya dari belakang.

Prily mengikuti suster itu, setelah di cek dan di periksa kondosi prily, suster itu pun mengarahkan prily untuk berbaring.

Suster pun mulai pengambilan.

Setelah di rasa cukup suster,segera mencabut jarum yg berada di lengan prily.

Prily sedikit meringis jetika suster mencabut jarum di tangannya.

Prily bangkit, tapi seketika kepalanya terasa pening, dan saat itu jg prily tak dapat merasakan apa2 lg semua begitu gelap.

******

Prily mengerjap ngerjapkan matanya, ruangan yg berdominan warna putih itu membuat prily terhenyak. Dia ada di ruang rawat. Dan apa yg terjadi pada dirinya. Prily mencoba bangkit dan mengingat ingat. Setaunya dia lg mendonorkan darah buat ali dan tiba2 kepalanya terasa pening. Setelahnya ia tak ingat sama sekali.lalu bagai mana je adaan ali.

Prily mencabut selang infus yg berada di lengannya.

Tiba2 seorang suster datang menghampirinya.

" nona anda belum pulih, ber baringlah saya akan memeriksa nona" ucap sang suster.

" saya tidak apa 2 sus, saya mau menemui teman saya, apa dia baik2 saja" tanya prily. Suster itu tersenyum,prily sedikit lega, dari senyum suster itu prily bisa mengartiman kalau ali baik2 saja.

" dia baik2 saja nona, bahkan sekarang temen nona sudah di pindahkan ke ruang perawatan, hanya saja dia belum siuman." jelas sang suster.

Mendengar itu prily ingin segera menemui ali,ia tak memperdulikan kondisinya. Luka di kepalanya pun sudah terbalut perban.

" saya ingin menemuinya suster, tolong" pinta prily. Suster itu tak tega melihat prily yg memelas minta menemui ali. Akhirnya suster itu pun mengizinkan prily.

Ali masih terbaring lemah dengan perban di kepalanya serta di bagian tangan dan kaki. Ia begitu lemah saat ini, tidak seperti biasanya, ali yg cuek,keras kepala, dan pemaksa. Tapi sekarang hanya ali yg lemah dan tak berdaya.

Prily, membuka pintu dengan perlahan, mendapati ali yg masih terbaring di ranjang. Benar yg di katakan suster ali belum siuman.

Melangkahkan kakinya, prily menghampiri ali, menarik kursi dan duduk di samping ranjang ali.

Setetes air mata mengalir, di pipinya. Awalnya hanya setetes tapi malah menjadi deras, prily terisak di samping ali, menatap dengan rasa bersalah, harusnya dia yg saat ini berbaring di ranjang itu, jika bisa ia ingin menggantingkan posisi ali dengan dirinya.

" maaf,,,,,,,"

Hanya kata itu yg mampu Prily ucapkan. Ia tak kuat lg, hatinya pilu, sakit. Melihat orang yg beberapa hari ini mengisi pikiranya. Ia tak ingin kehilangan orang yg ia sayang. Entah sejak kapan tapi ali sudah masuk dan mencuri hatinya.

Di genggamnya tangan ali, di kecupnya dengan lembut. Tak ada lg kata hanya isak tangis  Prily yg memilukan.

AKU DAH UPDATE LAGI  NIH, GIMANA PANJANG KAN HEEE. MASIH ADA YG MAU BILANG KURANG PANJANG.

MF YA KALAU DI PART INI AGAK MELOW.

DAN AKU TUNGGU VOTE DAN COMMENT KALIAN OK.


KAU YANG KU MAUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang