41. Bad News

Mulai dari awal
                                    

Laras berjalan mendekati Gevandra"Gue nggak tau tapi dia masih hidup. Ini kan orang nya," Laras menunjukkan foto Jacob yang berada di ponselnya.

Gevandra melebarkan matanya. Memang benar, memang itu Jacob yang dulu ia bunuh. "Dimana dia sekarang?"

Laras menggeleng "Gue nggak tau dia tinggal dimana. Sebelumnya gue nggak kenal sama dia. Tadi gue nggak sengaja ketemu dia di cafe dan dia nawarin kerjaan ini sama gue. Gue terima, karena gue emang butuh duit. Sorry udah ganggu lo."

Laras berjalan menuju pintu keluar kantor Gevandra. Tugasnya sudah selesai kan.

Gevandra mengusap wajahnya kasar. Bagaimana bisa orang yang sudah mati bisa hidup lagi?

Gevandra memijat kepalanya yang terasa pusing. Kemudian ia mengambil ponselnya saat teringat dengan rencana untuk memberi kejutan untuk Liora.

Ia terkejut karena mendapat banyak panggilan tidak terjawab. Kemudian ia terbelalak saat membaca pesan yang berisi kabar tentang Liora yang kecelakaan.

Gevandra langsung berlari keluar dari kantor. Berjalan tergesa menuju rumah sakit.

🍁

"Liora bangun sayang!" Indira menangis histeris sembari menggoyang goyangkan tubuh Liora yang tidak sadarkan diri.

Wajah gadis itu hampir penuh dengan perban karena banyak tertusuk pecahan kaca. Tangan dan kakinya juga sama tertempel banyak perban.

"Nak, bangun sayang. Ini papa," Andi menggenggam tangan Liora. Menciumi punggung tangan gadis itu dengan berderai air mata. "Katanya kangen sama papa kan?"

Erlin, Cica dan Talita juga ikut menangis. Ketiganya saling berpegangan tangan. Menatap tubuh Liora yang sedang tidak berdaya.

"Ra, bangun dong Ra," Erlin menggoyangkan tubuh Liora.

"Liora!"

Gevandra langsung masuk kedalam ruang rawat Liora. Cowok itu langsung memeluk tubuh kekasihnya "Sayang bangun sayang."

Tangis Gevandra tumpah. Ia menyentuh setiap luka di tubuh Liora "Bangun sayang. Bangun."

"Gevan, kita berdoa aja supaya Liora cepat sadar ya," Ujar Indira "Semoga Liora cepat sadar," Ujarnya dengan suara parau.

Gevandra berdiri tegak. Kemudian ia menyalami tangan Indira dan Andi. Saking paniknya ia sampai tidak sadar jika ada orang tuanya Liora.

"Kenapa Liora bisa kecelakaan tante?" Tanya Gevandra.

"Kata sopirnya, rem mobilnya blong," Jawab Indira.

"Sekarang pak sopirnya dimana? Tante udah ketemu?" Tanya Gevandra.

Indira mengangguk "Ada diruangan nomer 4. Tadi beliau sudah sadarkan diri."

"Mohon maaf, keluar dulu ya. Liora nya biar saya periksa dulu," Ujar seorang dokter yang baru saja masuk kedalam ruang rawat Liora.

Kemudian semuanya keluar. Menunggu kabar dari dokter didepan ruang rawat Liora.

"Om,  tante, saya mau jenguk pak supir dulu ya," Ujar Gevandra. Lalu ia berjalan menuju ruang rawat sopirnya.

Sampai disana, ternyata didalam sudah ada Irfan yang menunggu pak sopir.

"Siang om. Pak," Sapa Gevandra.

Irfan tersenyum "Siang van."

"Pak gimana keadannya?" Tanya Gevandra pada Pak supir.

"Udah mendingan den," Jawab Pak supir. Beliau terluka di bagian dahi dan kakinya. Tidak terlalu parah, masih parah keadaan Liora.

"Syukurlah," Jawab Gevandra "Om udah kesini tadi?"

"Iya. Tadi kebetulan om pas lewat. Dan om kenal mobilnya. Makannya om yang bawa mereka kerumah sakit. Papamu juga sudah om beri tahu," Jawab Irfan.

Gevandra mengangguk. "Kenapa remnya bisa blong ya pak. Padahal tadi baik-baik saja."

"Saya nggak tau den. Sepertinya ada yang menyabotase mobilnya," Jawab pak sopir.

"Iya Gevan," Ujar Irfan "Om juga curiganya seperti itu. Sekarang om sedang mencari tahu."

🍁

Maaf ya pendek. Otaknya lagi capek😳

Possessive Psychopath (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang