Bab 7: putih abu-abu

36.4K 2.6K 57
                                    

Happy reading Fellas 💅

Pagi hari mulai menyapa ibu kota seakan menyuruh manusia-manusia yang tengah tertidur untuk segera terbangun dari mimpi yang indah. Tapi tidak bagi seorang gadis yang akan memasuki hari pertamanya sebagai murid SMA seutuhnya, sejak pukul lima pagi Aurora sudah terbangun dari tidurnya dan sibuk mempersiapkan segala perlengkapan untuk mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah.

"Nona, Anda tidak diperbolehkan untuk mengikuti acara pengenalan sekolah" ucap pelayan yang bernama Anna tersebut.

Aurora mengerucutkan bibirnya "Aurora mau ikut kak, masa hari pertama Aurora jadi anak SMA enggak dateng sih" ucap Aurora.

"Tapi, tuan muda tidak akan senang mengetahui hal ini" ucap Anna.

"Makanya Aurora bangun pagi-pagi, Kak Anna juga gak boleh kasih tau Kak Leo kalau Aurora udah ke sekolah" ucap Aurora sambil menggendong tasnya.

"Tapi-"

"Sayangnya aku sudah tahu semuanya baby" ucap Leo yang tengah berdiri di pintu kamar lengkap dengan seragamnya. Aurora menghentikkan gerakannya ketika mendengar suara Leo, dengan gerakan patah-patah ia membalikkan badannya.

"Eh, ada Kak Leo" ucap Aurora.

Leo menatap Aurora dengan datar namun dalam hati ia berteriak gemas melihat tingkah laku gadisnya yang ingin melarikan diri darinya "siapa yang ngajarin kamu jadi bandel hm?" tanya Leo tepat di depan Aurora.

"Aurora mau ikut MOS, boleh ya, ya" ucap Aurora dengan jurus wajah melasnya, biasanya hal itu akan bekerja di Leo.

"Bukannya kakak udah bilang kamu enggak usah ikut ya?" ucap Leo.

"Tapi masa cuma Aurora yang enggak ikut MOS sih, temen-temen yang lain ikut. Lagian Aurora mau cari temen baru kak" ucap Aurora.

"Enggak Aurora. Kakak gak mau kamu punya temen baru, cukup Diandra saja yang jadi temen kamu" ucap Leo.

"Please kak, nanti Aurora kasih seratus ribu deh" ucap Aurora polos.

Leo terkekeh geli begitu juga dengan Anna yang berusaha menahan tawanya sebab tingkah polos majikannya. "Gaji kakak lebih besar dari uang jajan kamu Aurora" ucap Leo mengacak-acak rambut Aurora, gadis itu mencebikkan bibirnya sebal sebab Leo yang tidak bisa disogok oleh uang.

"Yaudah, kakak maunya apa?" tanya Aurora.

"Apapun?"

"Iya apa aja juga boleh" ucap Aurora.

"Cium dulu sini" ucap Leo menunjuk bibirnya.

Pipi Aurora memerah ketika mendengar permintaan Leo "ada Kak Anna" bisik Aurora.

"Udah pergi" ucap Leo, dan benar saja ketika Aurora menengok ke arah belakangnya Anna sudah tidak ada di tempatnya lagi.

"Rora malu" ucap Aurora menundukkan kepalanya.

"Yaudah, enggak usah masuk sekolah berarti."

Aurora menatap Leo, ia ingin masuk sekolah. Tapi ia terlalu malu untuk mencium Leo duluan, biasanya pria itu yang akan mencium Aurora terlebih dulu.

"Y-yaudah, kakak tutup matanya dulu" ucap Aurora.

Leo menuruti perkataan Aurora, walaupun tidak menutup sempurna sebab Leo mengintip kecil di balik matanya. Aurora menarik napas panjangnya dan mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Leo.

Bibir mungil Aurora berhasil menyentuh bibir Leo. Ketika Aurora ingin menyudahi kecupannya, Leo malah menahan belakang leher gadisnya dan mulai melumati bibir yang menjadi candunya. Aurora mengimbangi lumatan Leo dengan kesusahan. Bibir keduanya saling menggigit dan menghisap. Barulah dirasa mereka membutuhkan oksigen Leo melepaskan pagutannya.

MY AURORA {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang