60. Work(holiday)

22.3K 873 45
                                    

Hari ini hari Jumat. Sesuai kesepakatan, Aren dan Adam akan berangkat ke Lombok. Kemarin, Aren sudah menyelesaikan rapatnya dengan para pegawai sehingga ia merasa lega sekarang. Gadis itu menganggap kesempatan ini adalah liburan. Ia cukup letih dengan jadwal kuliah dan pekerjaan. Setelah tiba di Lombok, Aren langsung menyusuri lokasi hotel yang akan diresmikan itu. Tampaknya ia menyukai design dan tata letak setiap ruangan yang diyakininya sangat diperhitungkan Adam saat membangun gedung berlantai 21 itu.

"Apakah kau menyukai hotel ini?" suara berat di belakangnya membuat Aren menoleh.

"Tentu saja. Aku sangat menyukainya," jawab Aren dengan senyuman. Kini Dion hadir di sampingnya. Adam yang sedari datang tadi langsung sibuk mengatur segalanya. Ia ingin semuanya menjadi baik dan seturut dengan kehendaknya. Intinya, pria itu ingin acara peresmian hotelnya berjalan lancar dan sempurna.

"Kau tau, Adam hebat dalam memilih lokasi."

"Ya, dia selalu seperti itu bukan?"

Dion hanya terkekeh, "kamarmu sudah ada. Mau kuantar ke sana?"

"Baiklah." Kedua orang itu pun turun dari rooftop dan menuju ke suatu ruangan yang akan Aren tempati.

Sesampai di lantai 18, lift berhenti dan terbuka. Dion dan Aren berjalan menyusuri deretan kamar di lorong yang cukup panjang. Dion menempelkan kartu di bawah gagang dan pintu pun terbuka.

"Nona, ini kuncimu. Jika kau membutuhkan sesuatu, tindis saja angka satu pada telepon," jelas pria itu memberikan Aren sebuah kartu yang mirip dengan kartu kredit.

"Baiklah," si gadis mengangguk paham.

"Kalau begitu aku pergi dulu. Adam pasti membutuhkan bantuan," pamit Dion lalu meninggalkan Aren. Gadis itu masuk ke dalam kamarnya dan mendapati jendela besar yang langsung mengarah ke pantai. Pemandangan yang sangat bagus. Ia harus berterima kasih pada Adam karena telah menempatkannya di sini.

****

Hari sudah sore. Seorang gadis tengah duduk memandangi pantai dari jendela kamarnya. Ya, dia adalah Aren. Sedari tadi ia tidak mengetahui di mana Adam berada. Saat makan siang pun, pria itu tak terlihat di ruang makan. Pasti ia sangat sibuk, batin si gadis. Perempuan yang mengenakan long tee hitam itu baru saja selesai bertelepon dengan Mira yang tidak ikut dengannya. Wanita itu memiliki banyak pekerjaan sehingga tidak bisa menemani Aren. Seseorang terlihat tengah berdiri di dekat pantai. Gadis itu menajamkan penglihatannya. Ia sangat yakin orang yang dilihatnya adalah Adam. Pria itu sedang berbicara dengan beberapa orang di sana. Segera Aren menyambar ponselnya dan bergegas turun ke tempat di mana Adam berada.

Ting

Lift terbuka menampakan lobby hotel yang cukup ramai. Setiap sudut pun telah didekorasi dengan hiasan yang terlihat mewah. Gerombolan orang di depan sana membuat matanya tertarik.

"Siapa yang datang? Bodyguard-nya banyak sekali," ucap gadis itu pada dirinya sendiri. Ia melangkah ke depan, niatnya ingin keluar dari lobby dan menemui Adam. Langkahnya terhenti saat mengetahui tamu yang datang itu adalah Frederick Houson, pemilik Gold Glory. Pantas saja pengawalnya banyak, batin Aren.

"Selamat sore, Tuan Houson," sapa si gadis menampakan wajah di depan pria tua itu.

"Nona Laurentine, kau di sini?" Frederick menyunggingkan senyuman.

"Ya, seperti yang kau lihat."

"Tuan, sebaiknya anda beristirahat dulu," ujar pria berjas hitam di belakang Frederick.

"Nanti Moris, aku masih ingin bercengkrama dengan cucuku," tolak pria itu.

"Baiklah Tuan."

"Kapan kau tiba?" tanya Frederick pada gadis belia di depannya.

My Sexy Little GirlWhere stories live. Discover now