32. Holidays

138K 5.5K 159
                                    

Tok tok tok

"Adam" panggil seorang gadis sambil mengetuk pintu kamar.

"Adam" ulangnya lagi tapi tak mendapat jawaban sama sekali dari pemilik kamar yang sedang ia bangunkan. Ia memegang gagang pintu tapi ternyata tak dikunci. Gadis yang tak lain adalah Aren itu memutuskan untuk masuk. Didapatinya ruangan yang masih gelap, menandakan pemiliknya belum bangun.

"Adam, bangun" Aren mendekati tubuh yang membelakanginya itu.

"Yang, bangunlah" ia mulai mengguncang tubuh kekar itu.

"Bentar lagi sayang" akhirnya pria itu bersuara walaupun pelan dan serak.

"Nggak! Pokoknya sekarang bangun terus sarapan!" kata Aren sedikit memerintah. Adam bangun lalu mendudukkan tubuhnya, bersandar pada kepala ranjang.

"Sini dulu" ujarnya memberi isyarat pada Aren agar duduk di sampingnya. Gadis itu pun mendekat, melakukan apa yang diinginkan kekasihnya. Tak disangka, Adam segera memeluk pinggang Aren dan menenggelamkan kepalanya di lekukan leher sang gadis.

"Eh, kok kamu anget yah, yang?" ucap Aren merasakan dahi kekasihnya yang lebih hangat dari biasanya sambil mengelus lengan kekar milik pria itu.

"Aku nggak papa. Pijitin kepala aku dong" Adam meletakkan tangan sang kekasih di kepalanya.

"Beneran loh yang, kamu anget. Kamu ngerasa pusing nggak?"

"Dikit sih"

"Aku ambilin kamu sarapan yah"

"Nggak usah, yang. Kita sarapan bareng aja"

"Kamu yakin?"

"Iya, aku nggak papa kali"

"Yaudah" sepasang kekasih itu pun menuju pantry untuk sarapan bersama.
Setelah sarapan, Aren membereskan piring dan mencucinya, sedangkan Adam menuju kamar untuk bersiap ke kantor. Beberapa saat kemudian, CEO MLos Corp itu keluar dari kamarnya lengkap dengan jas berwarna cokelat serta kemeja putih sedangkan dasinya belum ia pasang.

"Yang, kamu minum vitamin dulu gih" Aren yang sedang duduk di sofa, meletakkan ponsel yang sedang ia genggam lalu menyerahkan segelas air serta vitamin yang dimaksudnya pada sang pria.

"Pasangin dasi aku dong, yang" ujar Adam setelah meneguk kapsul yang diberikan oleh kekasihnya. Mau tak mau Aren pun berdiri di atas sofa demi keinginan prianya itu.

"Kamu yakin mau ke kantor?" tanya si gadis sambil memasang dasi untuk Adam.

"Iya. Kenapa?"

"Kamu kaya nggak fit gitu. Kalau nggak kuat jangan dipaksain yah kerjanya"

"Iya, sayang"

"Selesai" Aren merapikan kerah kemeja Adam lalu turun dari sofa.

"Makasih, yah."

"Iya" mereka berdua pun berjalan menuju pintu.

"Kamu hati-hati yah nyetirnya" pesan Aren.

"Iya sayang, aku pergi yah" pamit sang pria.

"Bye" setelah berkata demikian, Aren pun kembali masuk ke apartemen. Diambilnya novel-novel yang ia beli bersama Didi beberapa hari yang lalu. Ia menuju ke balkon apartemen, duduk di luar menikmati udara pagi dan langit yang biru. Menyetel musik dari ponselnya sambil membaca buku.

Tak beda dengan Aren, Didi pun melakukan hal yang sama. Pria melambai itu sedang berbaring di ranjangnya, mendengarkan musik lewat headset dan membaca novel.

"Pagi-pagi gini Aren ngapain ye? Telepon ah" ujar Didi.

Tuut tuut tuut...

"Halo, Di. Ada apa?" suara seorang gadis dari seberang.

My Sexy Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang