16. After One Week

172K 6.2K 58
                                    

"Aren, tadi siapa yang nganterin lu?" tanya Didi saat mereka sudah tiba di kelas. Aren sudah masuk sekolah sejak hari Rabu sedangkan sekarang sudah hari Sabtu, jadi total sudah 4 hari gadis itu kembali menjalani rutinitasnya sebagai siswa.

"Biasa, mr. Anderson" jawab Aren.

"Jadi setiap pagi dia jemput di apartemen terus nganterin lu sekolah? OMG!"

"Gitu deh"

"Oh Aren, how's lucky you are! Lu mengalami dua peristiwa yang berbeda dalam satu waktu, sedih dan bahagia"

"Apaan sih lu? Nggak ada tuh peristiwa bahagia yang gue alamin"

"Masa lu nggak bahagia selalu diantar jemput sama si CEO MLos itu sih? Kan jarang bahkan nggak ada yang diperlakuin spesial kaya gitu ama dia selain lu. Oh ya, gue juga selalu baca tuh di media online kalau lu emang punya special relation sama doi"

"Itu boongan, nyet. Bisa-bisanya lu lebih percaya media online daripada gue sahabat lu sendiri?"

"Gue percaya sama lu. Tapi lu nggak nyadar apa setiap hari infotainment selalu aja bahas soal lu dan mr. Anderson si lelaki es itu" omongan Didi terhenti saat televisi di dalam kelasnya menyiarkan hal yang baru saja ia bilang barusan.

"See? Semenjak kak Valen kecelakaan, udah banyak foto-foto lu ama mr. Anderson yang kesebar di media"

"Serah lu ah. Yang jelas gue ama mr. Anderson nggak ada hubungan apa-apa"

"Oke" kata Didi lalu memerintahkan teman sekelasnya untuk mengganti channel tv.

****

Tak terasa sudah waktunya untuk meninggalkan sekolah. Siswa/i Global High School berhamburan keluar dari sekolah.

"Ren, liat tuh" kata Didi menunjuk pria dengan jas dan kacamata hitamnya yang sedang bersandar di mobil sport mewahnya, siapa lagi jika bukan Adam dengan tatapan memuja dari kaum hawa di sekitarnya. "Samperin gih" tambahnya.

"Yaudah, kalau gitu gue duluan yah" ucap Aren pamit sambil berjalan kearah Adam yang sedang berada di parkiran.

"Lesuh amat sih" teriak Didi saat Aren sudah mulai menjauh.

"Bodo" Aren pun membalas teriakan sahabatnya.

Dapat Didi lihat, Aren bercakap-cakap singkat dengan Adam sebelum mereka berdua masuk ke dalam mobil dan melaju pergi dari lokasi sekolah.

Mobil Adam melaju kearah rumah sakit tempat Valen dirawat. Sesampai di sana, dua orang itu masuk tanpa pengawalan lagi karena akses masuk rumah sakit sudah baik sebab pihak dari Hins Group berjanji akan mengadakan pers konferens setelah keadaan CEO mereka stabil.

"Selamat siang nona, selamat siang sir" sapa seorang wanita saat Aren dan Adam sudah berada di lobby rumah sakit.

"Selamat siang miss Mira" balas Aren dengan senyuman sedangkan Adam hanya mengangguk saja.

Mereka bertiga pun menaiki lift ke ruangan tempat Valen dirawat saat ini.

"Miss, kok kita ke lantai tempat kamar VVIP sih?" tanya Aren melihat tombol angka yang dipencet oleh Mira.

"Pak Valen sekarang berada di sana nona" jawab wanita itu.

"Maksudnya, miss? Aren nggak ngerti"

"Tadi pagi kondisi pak Valen sudah mulai membaik. Beliau sudah melewati masa kritisnya"

"Yang bener miss? Syukur ya Tuhan!!" Aren sangat bahagia mendengar kabar tersebut. Ia sudah tidak sabar ingin melihat kakaknya sekarang. Saat sampai di ruang rawat Valen, gadis itu langsung berhambur memeluk pria yang masih berbaring tak sadarkan diri di ranjang. Cukup lama ia mempertahankan posisi itu hingga Aren mengingat satu hal. Ia segera mengambil tas sekolahnya dan mengambil sebuah tas kecil dari sana yang berisi alat cukur. (Loh? Buat apa coba?)

"Kak, gue pengen nyukur rambut-rambut halus yang udah mulai numbuh di wajah lu. Gue pengen kalau lu bangun nanti lu tetap rapi kaya biasanya. Itu kan yang lu mau?" Aren pun mulai mengoleskan krim pada bagian wajah kakaknya yang terdapat rambut-rambut halus dan mulai menyukurnya. Ia begitu telaten sebab dulu kakaknya pernah mengajarkan gadis itu bagaimana cara mencukur dengan baik dan Aren sudah pernah mempraktekkannya. Adam yang memperhatikan hal itu, bingung bagaimana si gadis bisa melakukan hal tersebut. Tapi ia tidak terlalu memusingkan hal itu dan lebih memilih untuk mengerjakan pekerjaannya lewat ponsel.

Beberapa saat kemudian...
"Ah, akhirnya selesai juga" kata Aren saat dirinya sudah berhasil menyelesaikan kegiatan cukur menyukur itu. Sedari tadi, Mira sudah pamit untuk kembali ke kantor menyisakan Adam dan Aren di ruangan tersebut.

"Kamu sudah makan?" tanya Adam dingin tanpa menoleh kearah Aren.

"Udah tadi di sekolah. Emang kenapa?"

"Nggak papa, saya cuma nggak mau kalau nanti kakak kamu sudah sembuh, dia nuntut saya karena adiknya nggak makan"

"Hah? Iya gitu? Kak Valen nggak bakal kaya gitu kali om, santai aja" setelah berkata demikian, Aren pun memutuskan untuk bermain game di ponselnya.

*******

Hari Minggu pun tiba. Pagi ini Aren tampak bahagia atau bahkan dari kemarin karena keadaan kakaknya sudah membaik walaupun belum sadar dari komanya. Saat ini gadis itu tengah bersiap-siap untuk ke gereja dan sebentar lagi Didi akan datang menjemputnya.

Tingnong tingnong

Suara bel apartemennya membuat Aren bergegas membuka pintu.

"Udah siap lu?" tanya orang yang datang itu, siapa lagi jika bukan Didi yang sudah rapi dengan sweater soft blue, celana jins hitam dan sepatu nike roshe run nya.

"Udah. Gue ngambil ponsel bentar yah" jawab Aren lalu masuk kembali untuk mengambil benda yang dimaksudnya.

"Yuk" kedua remaja itu pun menuju ke basement tempat mobil Didi berada dan bertolak ke gereja.

Sesampai di sana, mereka berdua menyapa beberapa biarawan/biarawati serta orang-orang yang memberi bela sungkawa atas kecelakaan yang dialami Valen. Tepat pukul 7.30, misa pun dimulai. Aren dan Didi tampak kusyuk mengikuti perayaan hari Minggu tesebut.

Setelah selesai gereja, kedua sahabat itu melaju ke Aditya's Hospital, tempat Valen dirawat.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 pagi saat ponsel Didi berdering.

"Halo"

"....."

"Gue lagi di Aditya bareng Aren. Kenapa?"

"....."

"Oh gitu. Yaudah, ntar kita ke sana deh"

"...."

"Oke" Didi pun mengakhiri sambungan telepon.

"Siapa, Di?" tanya Aren penasaran.

"Si Tian, kita diundang makan-makan gitu di rumahnya. Nyokapnya lagi ulang tahun"

"Oh"

"Kita berangkat sekarang yuk, Ren"

"Yaudah" Aren pun mengambil ponselnya lalu mengecup singkat pipi kakaknya sebelum meninggalkan ruangan tersebut.

Tbc.....
------
Hai hai!! Agak lega ye denger Valen udah baikan, yah walaupun belum sadar sih dari komanya wkwk. Akikah sangat berterima kasih buat readers di mana pun berada yang selalu pantengin cerita ini *ngebagiin500perakatu-atu, gadeng becanda hoho.
Silent readers, vommentnya sekali-kali boleh dong ye *authoremangselalungarep *janganbegaldirikubang *akutaksangguplagi gaje seperti biasa, authornya rada alay hihihi *lukataguamaklampirketawanyebegono.
Sampai jumpa di part selanjutnya.

Cipok dan lope,
Authir eh author😂💗😘❤️

My Sexy Little GirlWhere stories live. Discover now