4. Little Girl

323K 11K 109
                                    

Seorang gadis berjalan masuk ke dalam gedung perusahaan Hins Group masih lengkap dengan seragam sekolahnya. Ia melangkah kearah lift, memencet tombol angka lantai teratas gedung itu. Sesampainya di sana, ia bertemu dengan wanita cantik yang tak lain adalah sekretaris kakaknya.

"Siang Miss Mira," sapa gadis berseragam sekolah itu. Gadis tersebut ialah Aren, adik dari Vlarentino Dirgantara Kusuma.

"Selamat siang nona Aren," kata Mira membalas sapaan Aren.

"Kakak ada di dalam Miss?"

"Bapak sedang meeting dengan klien dari Jepang. Sebentar lagi selesai."

"Oke deh. Ke dalam dulu yah, Miss."

"Tapi nona..." Mira mencoba mencegah Aren tapi sebelum itu terlaksana, gadis itu sudah terduduk di lantai sambil meringis kesakitan.

"Aduh," kata Aren sambil memegang pinggangnya. Saat ia akan membuka pintu ruang kerja kakaknya tadi, tiba-tiba ada orang yang membuka pintu tersebut dari dalam membuat dirinya tertarik dan tubuhnya membentur tubuh orang itu dan berakhir dengan dirinya yang jatuh terduduk di lantai. Aren bangkit berdiri dibantu oleh Mira.

"Hey you bule bangke, use your eyes!! Who are you, huh? And what are you doing in my brother's room?" omel gadis itu sambil menahan sakit di pinggangnya. Bukannya menjawab, orang itu malah tersenyum miring
pada Aren.

"You think I like your smile huh? In your dream!!" bentak Aren sekali lagi.

"Ada apa nih ribut-ribut? kamu udah pulang?" ujar Valen keluar dari ruang meeting dan melihat adiknya sedang mengomel tak jelas.

"Kak, ni orang siapa sih? Gara-gara dia gue jatoh tadi," adu Aren pada kakaknya sambil menunjuk Adam.

"Udah, udah. Kita masuk aja yuk, kakak ada pembahasan kerja sama orang ini."

"Adam lu mau minum apa?" tanya Valen saat mereka bertiga sudah berada di dalam ruang kerjanya.

"Apa aja," jawab Adam singkat.

"Oh, ternyata lu bisa bahasa Indonesia. Kenapa nggak bilang daritadi?" suara Aren memenuhi setiap sudut ruangan luas itu.

"Adikku tersayang, kamu bisa kan nggak usah pake teriak. Ini kantor bukan hutan!" ucap Valen sambil meletakkan minuman soda di meja depan Adam.

"Lagian nih orang ngeselin sih kak."

"Udahlah, kamu bisa tenang kan atau kamu di luar dulu, ngapain kek gitu."

"Kakak ngusir aku?"

"Bukan kakak yang bilang loh!"

"Ish, nyebelin banget sih!!" Aren berjalan keluar sambil menggumamkan hal tak jelas.

BRAK

Valen hanya geleng-geleng kepala saat adiknya keluar sambil membanting pintu.

"Sorry atas kelakuan adik gue," ucapnya pada Adam.

"Adik? Gue pikir adik lu cuma Aren," ujar Adam.

"Itu tadi Aren. Lu nggak ingat?"

"Dia Aren?" tanya Adam. Pria itu meragukan apa yang barusan didengar oleh kupingnya.

"Iya. Pas dulu lu ketemu ama dia, Aren masih kalem. Tapi setelah ortu gue meninggal dan ulang tahun dia yang ke-13, Aren benar-benar berubah. Tutur katanya udah nggak sehalus dulu, cara berpakaiannya juga udah nggak serapih dulu meskipun masih suka pake dress kadang-kadang," jelas Valen seperti menerawang ke masa lalu.

"Udahlah, nggak usah mikirin Aren. Kita bahas proyek baru lu. Rencananya gue pengen berinvestasi di hotel lu di Lombok bla bla bla bla..." Valen menerangkan maksudnya mengundang Adam ke sini. Sedangkan Adam? Dia malah membandingkan Aren yang dulu dan Aren yang sekarang dalam pikirannya membuat pria itu bertanya-tanya bagaimana sahabatnya ini sabar menghadapi kelakuan adiknya yang tidak normal(?).

Kurang lebih satu jam kemudian, Adam keluar dari ruang kerja Valen, diikuti pria itu dari belakangnya.

"Sampai bertemu hari Sabtu," ucap Adam sambil berjabat tangan dengan Valen.

"Oke."

Aren yang sedang duduk melantai tampak sibuk dengan game di ponselnya sampai-sampai ia tak menyadari pintu ruang kerja kakaknya sudah terbuka lebar-lebar dan Adam pun telah keluar dari sana.

"Aren, kamu udah makan siang?" tanya Valen.

"Hm," jawab Aren masih sibuk dengan ponsel tapi sesaat kemudian "huaahh!! Urusan kakak sama si bule bangke itu udah kelar, kan? Gue capek kak nungguin lu. Gue gegana dan meriang kak daritadi di sini!!" curhat Aren dengan ekspresi dan kalimat alaynya.

"Kamu nih. Udah makan siang kan?" Valen mengulang pertanyaannya. "Iya sih kak, tapi kalau kakak mau traktir makan sih rapopo hehehe" jawab Aren dengan senyum penuh arti.

"Yaudah ayo, ini udah jam 2 dan kakak belum makan."

"Cielah, pak CEO pake curhat segala. Makanya pak nikah gih biar ada yang masakin terus dibawain deh ke kantor. Hahahha."

"Kamu pikir nikah gampang? Terus kalau kakak nikah siapa yang bakalan ngurusin kamu hah?"

"Tenang, kan ada miss Mira hehe."

"Emang dia mau gitu?"

"Pasti mau dong."

"Huh, pede banget. Mana mungkin ada orang yang tahan sama kamu selain kakak."

"Loh kok gitu?"

"Yah.. Kamu kan, ya begitulah."

"Apaan sih? Maksudnya apa?"

"Kamu kan tarzan kw 2 hahaha." Valen segera berlari memasuki lift sebelum mendapat 'hadiah' dari adiknya.

TBC...

Yuhuu!! Jumpa lagi di part selanjutnya yah. With love,

Author.

My Sexy Little GirlWhere stories live. Discover now