23. Back to School

156K 6.5K 48
                                    

Sebuah mobil sport keluaran terbaru langsung menjadi pusat perhatian seluruh siswa/i yang berada di parkiran Global High School. Tentu saja mereka sudah menghafal siapa pemilik kendaraan itu. Seorang gadis yang menggemparkan media kurang lebih 2 minggu ini tampak turun dari mobil, membuat seluruh siswa/i kaget, tercengang, kepo dan sebagainya. Gadis yang adalah Aren itu tampak menatap kelakuan aneh para remaja yang merupakan teman sekolahnya dengan bingung. Ia tidak terlalu memusingkan hal itu dan melanjutkan langkahnya menuju kelas. Sepanjang jalan, ia kembali menemukan tatapan yang sama dari siswa/i seperti di parkiran tadi.

DEG

Semua mata terbelalak melihat keberadaan Aren saat gadis itu memasuki kelas.

"Ada apaan sih?" tanyanya bingung dan penasaran. Mengapa hari pertama ia kembali masuk sekolah, dirinya malah disapa dengan tatapan terkejut dari semua orang.

"Aren? Lu...lu udah kembali?" tanya Didi masih sangat terkejut sambil melangkah mendekati sahabat yang 3 hari ini hanya ia dengar kabarnya dari media.

"Didi lu kenapa sih?"

BRUK

Didi langsung memeluk Aren dengan sangat erat karena bahagia. Ia sangat senang mendapati gadis yang bagai mayat hidup saat kematian Valen itu kembali ceria seperti biasanya.

"Didi, Didi. Didi lepasin gue woi!" berontak Aren.

"Hehehe, sorry Ren. Gue seneng banget akhirnya lu udah balik ke sifat asli lu. Gue capek ngeliat lu kaya mayat idup tau nggak?" omel Didi melihat Aren yang sibuk menghirup udara sebanyak-banyaknya saat ini.

"Jangankan elu, gue aja ngeri liat tampang sendiri" kedua remaja itu tertawa bersama, melupakan para murid yang tetap terpaku menatap pada Aren.
--
Sepanjang hari itu Aren disibukkan dengan ucapan bela sungkawa dan turut berduka cita dari teman-teman maupun bapak/ibu guru seperti;

"Aren, aku turut beduka cita yah atas meninggalnya kak Valen"

"Kak Aren yang sabar yah. Semoga kak Valen diberikan tempat yang baik di sisi-Nya"

"Saya turut berduka cita, nak. Bagaimana pun, dulu Valen adalah murid saya sewaktu ia bersekolah di sini dan kesedihan yang kamu rasakan sama dengan kesedihan yang saya rasakan"

dan masih banyak lagi tapi tentu saja penulis akan pegal jika mengetik semuanya. Aren pun menanggapi dengan senyuman sambil mengatakan "iya, terima kasih". Jujur saja, gadis itu sangat sedih jika mengingat Valen tapi kita tidak boleh terus larut dalam kesedihan, kan?

"Aren" tepukan di bahunya mengagetkan Aren yang sedang sibuk menyalin catatan temannya selama ia tidak masuk.

"Lu tuh ye Di, hobi banget ngagetin gue. Liat nih, malah kecoret tau!! Gue nggak mau tau, pokoknya lu harus nulisin gue catatan ini ampe selesai!" omel si gadis.

"Galak amat sih mpok. Ini mah kecil, biarkan Reynaldi Halid yang menulisnya" kata Didi menepuk-nepuk dadanya-bangga-.

"Gaya aja lu nyet"

"Heeh.. Gembel"

"Hahaha".

---

Bel berbunyi menandakan jam sekolah telah usai. Masih ada pelajaran tambahan untuk kelas Aren, membuat semua murid yang tergabung dalam kelas yang sama menunda harapan untuk segera bersantai di rumah.

"Ren, ponsel lu bergetar tuh" kata Didi saat mereka tengah menyantap makan siang di kantin. Dapat gadis itu lihat, panggilan masuk dari nomor yang tak dikenalinya.

+62878419xxxxx calling...

"Halo?" ujar Aren mengangkat telepon.

"Kamu ada di mana?" tanya penelepon tersebut dengan suara yang sangat dikenali gadis itu.

My Sexy Little GirlOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz