18. Bad Thing is Come

124K 7K 448
                                    

Entah sudah berapa jam tim medis berkutat di dalam sana, mencoba menormalkan keadaan Valen yang kembali kritis. Aren sangat cemas, begitu pun dengan Adam, Didi, Mira serta beberapa pejabat Hins Group yang ada di luar ruang VVIP ini.

"Miss" kata Aren risau membuat Mira mengeratkan genggaman tangannya pada tangan adik CEOnya itu.

"Semuanya akan baik-baik saja" hibur wanita tersebut. Aren berdiri dari duduknya lalu berjalan mondar-mandir. Gadis remaja itu sangat khawatir dengan kondisi kakaknya. Nafas memburu yang ditariknya menggambarkan bagaimana detak jantung Aren saat ini. Didi yang melihat hal itu segera mendekati sahabatnya.

"Ren, tenang. Everything's gonna be alright! Jangan cemas, oke?" ujarnya.

"Iya Di, gue tenang tapi keadaan kak Valen sekarang bikin gue khawatir. Lu ngerti nggak sih?"

"Gue ngerti, Ren. Tapi tolong lu jangan terbawa suasana dan jadi panik begini"

"Oke, gue tenang" Didi langsung menarik Aren kedalam pelukannya.

"Ada gue di sini" kata pria itu membelai rambut sahabatnya. Aren hanya mengangguk di dada Didi dengan perasaan yang tak karuan.

Beberapa saat kemudian...
Dokter Mias keluar dari ruang rawat Valen dengan raut wajah yang tak dapat ditebak.

"Bagaimana keadaan Valen, dok?" tanya Adam to the point.

"Menurut prediksi, Pak Valen akan pulih dalam beberapa hari kedepan tapi ternyata Tuhan berkata lain. Kami sudah berusaha sekuat yang kami bisa tapi nyawa beliau tidak bisa diselamatkan. Maafkan kami"

Aren yang tadinya menatap sang dokter dengan penuh harap, kini menundukkan wajah dengan tatapan kosongnya. Tidak ada air mata yang dikeluarkan gadis itu. Mungkin air matanya telah kering karena beberapa hari ini ia terus mengeluarkannya, entahlah. Yang jelas saat ini ia mematung di tempatnya walau Didi kembali memeluknya. Mira saat ini menangis terseduh-seduh, sangat mengharapkan kalau apa yang didengarnya tadi hanyalah sebuah mimpi. Beberapa pejabat perusahaan yang semuanya adalah laki-laki tampak sedih tapi berusaha untuk tegar, sementara Adam langsung menerobos masuk ke ruangan VVIP di depannya. Ia terdiam menatap tubuh Valen yang sekarang ditutupi kain putih. Pria itu mendekat pada sahabat semasa SMA nya dan membuka kain yang menutupi wajah sang CEO Hins Group itu.

"Valen, apa perkataan lu tadi siang itu adalah pesan terakhir lu untuk gue? Apa lu udah ngerasa pengen ninggalin dunia ini saat ngucapin hal itu? Gue bener-bener nggak habis pikir, lu mutusin ninggalin semuanya saat dunia butuhin lu. Tapi tenang, apa yang lu amanatin akan gue jalanin dengan baik. Gue akan berusaha" ucap Adam dalam hati sambil menatap lekat-lekat wajah putih pucat di depannya. Setelah Adam keluar, jenazah Valen pun dikeluarkan dari ruang rawat. Saat ranjangnya lewat di depan tubuh Aren, gadis itu menatap dalam-dalam setiap inci wajah kakak yang sangat dicintainya. Perlahan ia mendekat, mengelus wajah pucat dan kaku Valen. Tatapannya tetap kosong dan tak ada air mata di wajahnya. Aren menundukkan wajah ke wajah kakaknya. Dikecupnya kening Valen lama dan tangannya memegang rambut hitam kecokelat-cokelatan milik si pria yang tidak akan pernah dirasakannya lagi setelah ini. Perlahan gadis itu melangkah mundur, membiarkan para perawat pergi membawa Valen.

"I'll be here for you" Didi menguatkan gadis yang berada dalam dekapannya walaupun dirinya sendiri merasakan kesedihan. Aren tak bergeming, ia tetap mematung seolah dirinya adalah benda mati yang sedang dipeluk oleh seseorang. Adam menatap wajah Aren sekilas lalu meninggalkan gadis itu bersama Didi, pergi menyusul Mira dan para pejabat Hins Group yang sedang mengurus segala keperluan untuk pemakaman sang CEO.

Tbc.....
-------
Huuaahh!!!! Pas bikin part ini author nggak kuat makanya ceritanya pendek. Kayanya feel sedihnya nggak dapet yah, cuman author aja yang sok sedih, sok mellow gegara pas ngetik author emang lagi ngerasa sedih *readerspadatampar author. wekawekaweka
Tak henti-hentinya diriku mengucapkan terima kasih untuk yang sudah membaca, vote dan comment cerita ini, author sangat menghargai itu semua walaupun banyak peristiwa yang sebenernya nggak penting diceritain yang gua post dalam cerita ini tapi lu lu pada tetep nungguin gua apdet si cerita abal-abal ini. Gue terharu ama lu semua, readers!! *lebaynyakumat.
Okelah kalau begitu.

Still lope,
Author🙏😽😽😘😁🌷🌹🍃

My Sexy Little GirlWhere stories live. Discover now