24. Reynaldi Halid's Brithday

149K 6.4K 164
                                    

"Aren mana sih?" kata Didi gusar sambil menunggu sahabatnya yang tak kunjung datang di depan pintu. Semua teman-teman yang telah ia undang sudah berkumpul di apartemennya kecuali Aren.

"Didi, Didi!!" panggil seseorang dari jauh.

"Aren!!!" pekik si pria saat melihat gadis yang paling ditunggunya sedang berlari kearahnya.

"Gue pikir lu nggak dateng" Didi langsung merangkul Aren masuk ke dalam ketika gadis itu sudah berada di sampingnya.

"Sorry gue telat. Lu nggak tau sih susahnya gue dapet izin dari om Ander buat dateng ke sini. Padahal jarak dari sana ke sini kan deket. 10 menit jalan kaki pasti nyampe" kata Aren.

"Susah gimana maksud lu?" tanya Didi penasaran.

"Jadi tadi tuh..."

Flashback
(Aren POV)
Gue pulang dengan ceria ke apartemen om Ander karena kurang lebih dua jam lagi acara makan-makan dalam rangka ultah di apartemennya Didi dimulai. Nggak kerasa gue ama Didi udah ngejalanin persahabatan kita lebih dari 1 dekade dan dia udah 17 tahun aja hari ini. Dengan ekspresi yang sangat bahagia, gue masuk ke kamar buat siap-siap ke tempatnya Didi. Abis mandi gue langsung ngambil kemeja merah yang nggak ada lengannya plus celana pendek warna item. Setelah make bedak yang udah gue jamin tipis banget, langsung aja gue nyamber my yayang nike airmax item yang bagian  hak-haknya itu warna merah biar klop ama pakaian gue.

"Gue kok kaya lupain sesuatu yah?" batin gue dengan ekspresi bingung.

"Aha!" apadeh gue, ternyata yang kelupaan itu ialah gue belum sisir rambut. Huh, peak emang. Abis sisir-sisir cantik gue langsung nyamber kotak kado di tempat tidur dan bersiap untuk pergi. Dan saat gue keluar dari kamar...

"Mau ke mana kamu?" anjir, siapa tuh yang ngomong? Sexy banget sih suaranya. Maygat! Itu kan suara om Ander!! Gue langsung tepok jidat dan balikin badan ke arah dia.

"Mau ke mana?" yaelah, pertanyaannya pake diulang segala.

"Mau ke ultahnya Didi, om. Tuh, di apartemen tower sebelah" jawab gue.

"Kamu tidak boleh pergi"

"Yah om, kok gitu?"

Setdah. Orang lagi ngomong dia malah main pergi-pergi aja.

"Om kenapa gue nggak boleh pergi? Didi kan sahabat gue, lagian tempatnya deket kok"

Tiba-tiba dia balikin badannya dan langsung natap gue tajam sambil duduk di sofa. Sepersekian detik gue rada ciut ditatap gitu tapi gue harus berjuang buat ke apartemennya Didi!

"Please om! Masa lu nggak ngizinin gue pergi sih" omel gue.

"Pijitin saya" what? Dia ngomong apa tadi?

"A..apa om?" tanya gue mastiin.

"Pijitin saya sekarang" om Ander
ngulang sambil lepasin jas nya.

"Tapi abis itu gue boleh pergi yah, om" dengan ogah-ogahan gue letakin si kotak kado di meja terus jalan kearah pria es itu.
Dengan hati-hati, gue pun megang bagian bahu om Ander. Oh Tuhan!! Ini pertama kalinya gue megang badan cowok selain kak Valen dan papa. Oh iya, Didi juga walaupun tu anak rada melambai tapi dia kan tetep cowok hahaha *pletak. Gue bisa rasain bau parfum om Ander masuk sampai ke paru-paru dan rasanya gue pengen lama-lama ama dia. What? Lu ngomong apaan sih, Ren? Ngaco ah. Pelan tapi pasti gue mulai mijitin ni om-om wajah datar.

"Kamu mijit apa ngelus-ngelus saya?" Hah? Coba ulang sekali lagi!

"Mijitlah om, yakali ngelus-ngelus" ucap gue makin kerasin pijitan di bahunya dia.

My Sexy Little GirlWhere stories live. Discover now