49. The Answer

18.7K 675 1
                                    

Adam berjalan dengan cepat ke arah apartemen Aren. Dengan tak sabar ia menekan bel beberapa kali saat tiba di sana.

CEKLEK

Adam tercengang melihat tampilan gadis yang baru saja membukakan pintu untuknya. Ekspresi dingin tercetak di wajahnya saat ini melihat Aren yang hanya mengenakan bra dan celana pendek serta bir dan cigarrete di tangannya.

"Ada apa?" Aren bertanya dengan santainya.

"Adam!!! What the..?" lanjutnya saat si pria merebut cigarrete dari tangannya dan menginjak benda itu di lantai. Belum sempat berkomentar, botol bir yang Aren genggam sudah berpindah tangan.

"WHAT NOW?" gadis itu berteriak sambil mengikuti Adam yang berjalan dengan cepat ke pantry sambil membawa birnya.

"Oh sh*t!! Adam stop it!" Aren mencoba merebut botol yang sedang Adam tumpahkan isinya di wastafel tapi gagal. Seluruh isi botol yang adalah bir itu kini telah habis.

"Hiks hiks hiks." si gadis mendudukan tubuhnya di lantai sambil memeluk kaki.

"Oh God! So stupid if you crying for that cigarrete and that f*cking beer!" kata Adam sedikit membentak sambil melihat Aren yang sama sekali tak mengubah posisinya.

"That f*cking beer is my last beer!!" bentak Aren berdiri dan menghapus air matanya.

"How many beers you ever drink?" si pria makin mendekat tapi Aren dengan mata sembabnya sangat kuat menatap mata Adam.

"Tell me how many!" bentaknya.

"A thousand bottle. HHMMPPHH!!" tak disangka Adam langsung mendorong Aren ke dinding dan melumat bibir gadis itu.

"Hmpphh!!" Aren dengan mata yang terbelalak masih tak terima diperlakukan seperti ini oleh si pria.

"DIAM!" teriak Adam melepaskan ciuman itu.

"TIDAK! HMPH!" Aren tampaknya juga berani tapi pria itu langsung membungkam mulutnya dengan bibir. Ciuman Adam makin dalam dan bergairah tapi Aren tidak membalasnya. Tangan besar yang tadinya menahan tangan Aren di dinding kini beralih mengelus punggung gadis itu. Aren mendongakan kepala saat Adam mulai menciumi lehernya.

"Ahh." mati-matian gadis itu menahan desahan tapi gagal saat si pria memberikan hisapan yang cukup kuat, beberapa senti di bawah tulang rahangnya. Di sisi lain Aren ingin sekali menendang Adam keluar dari apartemennya tapi di sisi lain pula ia menikmati apa yang Adam berikan sekarang ini. Tiba-tiba Aren merasa tubuhnya diangkat. Ya, Adam saat ini sedang menggendong gadis itu ke kamar. Dengan kasar si pria menghempaskan Aren ke ranjang lalu menindih si gadis. Dilumatnya bibir yang terasa manis itu dengan penuh hasrat.

"Hmph." Aren bersuara ditengah bungkaman saat Adam meremas kasar payudara kirinya.

PLAK

"Aw!" Adam melepaskan ciumannya dan berpindah dari atas tubuh Aren. Kulitnya yang putih membuat bekas tamparan itu terlihat jelas di sana.

"Pergi dari sini sekarang juga!!" teriak Aren menunjuk pada pintu.

"Aren aku ke sini untuk..."

"Tidak! Aku sudah tahu motifmu datang ke sini. Pergi!!" gadis itu tetap mengusir Adam sambil meraih selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Aren aku mohon..."

"KELUAR!!"

"Baiklah, aku akan pergi. Maafkan aku, aku tidak bermaksud seperti itu. Selamat malam." setelah berkata demikian, Adam pun melangkah pergi. Aren menghelah nafas lega, ternyata tamparannya tadi berhasil menyadarkan Adam.

My Sexy Little GirlWhere stories live. Discover now