15. Back to Hospital

162K 6.1K 36
                                    

Adam mengejap-ejapkan matanya, mencoba terbiasa dengan cahaya matahari yang masuk lewat cela-cela tirai kamar. Pria itu segera masuk ke dalam bathroom lalu membasuh tubuhnya. Setelah itu, ia keluar dari kamar dan menemukan apartemen yang sepi. Tentu saja sepi karena hanya ada dirinya dan Aren di sana.
Terdengar pintu apartemen dibuka, menampakkan gadis yang masih mengenakan piyama dan rambut ikalnya yang terurai begitu saja. Segera ia menghampiri Adam dan duduk di sofa bersama dengan pria itu.

"Dari mana kamu?" tanya Adam datar dan memandang gadis itu dingin.

"Dari taman belakang apartemen, abis ketemu ama miss Mira. Eh taunya dia bawain bubur ayam gitu" jawab Aren sambil menunjuk pada plastik kresek bening berisi dua kotak bubur ayam.

"Oh ya om, gue hampir aja ketangkep wartawan tadi. Tapi syukur gue langsung sembunyi ala-ala FBI kalau lagi ngintai gitu makanya deh tuh wartawan kaga ngeliat gue" cerita Aren sambil memakan bubur ayamnya.

"Oh"

"Hah? Oh doang? Ya Tuhan, berikanlah hamba kekuatan untuk berhadapan dengan lelaki es ini" batin gadis itu mengunyah kerupuk dengan wajah masam.

Adam pun mengambil kotak satunya lagi dan ikut makan bersama Aren. Setelah acara makan pagi selesai, Aren masuk ke dalam kamarnya untuk mandi.

Drrrtt drrrrtt

Ponsel Aren berbunyi singkat, menandakan ada pesan masuk bersamaan dengan keluarga gadis itu dari bathroom.

From : Didi
"Ren, gue udah balik ke apartemen. Lobby kok sepi yah? Udah nggak ada wartawan kaya kemarin lagi. Bingung gue"

Sesudah membaca pesan itu, Aren memutuskan untuk menghubungi si pria.

"Halo, Ren" sapa Didi dari seberang.

"Lu serius, Di di lobby udah sepi?" tanya Aren to the point.

"Iya, gue juga bingung. Kok bisa gitu yah?"

"Nggak tau deh"

"Udah dulu yah, Ren. Gue pengen mandi nih, dari kemarin kan gue nggak mandi gegara nggak pulang ke apartemen"

"Lu nggak sekolah?"

"Menurut lu?"

"Enggak, soalnya ini udah jam 8 lewat terus lu baru balik dari rumahnya Lian. So, Lian juga nggak sekolah?"

"Pastinya, ortu dia kan lagi ke luar kota. Tadi pas gue cabut dari rumahnya tuh anak masih molor"

"Oh, begindang. Yaudahlah, sana mandi"

"Iya. Bye" Didi pun memutuskan sambungan telepon dari seberang. Aren pun bersiap-siap dan menemui Adam untuk mengatakan kabar tersebut tetapi pria itu tampaknya sudah akan beranjak dari apartemen.

"Ayo cepat, para wartawan sudah pergi" ucap Adam sambil mengambil kunci mobilnya. Segera Aren meraih ponsel, powerbank, charger dan headsetnya lalu menyusul Adam keluar dari apartemen. Sesampai di mobil Adam, Aren sibuk mengakses berita-berita terbaru mengenai kejadian kecelakaan kakaknya yang diterbitkan oleh berbagai media. Ia sangat tercengang melihat berita yang memuat foto dirinya dengan Adam saat berjalan memasuki lift apartemen kemarin siang. Isi berita tersebut pun menyatakan kalau Adam dan Aren memiliki hubungan khusus.

"Arrghh... Apa-apaan sih nih? Kemarin dikiranya pacaran ama Didi, sekarang seenaknya aja nyatain kalau gue dan om Bubang punya hubungan khusus. OMG!! Bisa gila gue kalau gini terus" omel Aren dalam hati.

Sesampai di rumah sakit, wartawan langsung menyerbuh mereka dengan berbagai pertanyaan.

"Nona Laurentine, bagaimana keadaan kakak anda saat ini?"

"Apa beliau masih kritis nona?"

"Nona, apakah mr. Anderson adalah kekasih anda? Lalu bagaimana dengan pria yang datang bersama anda ke sini saat pak Vlarentino baru saja kecelakaan?"

"Nona apakah benar pak Vlarentino sedang koma saat ini?"

Kira-kira begitulah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan wartawan untuk mereka. Adam dan Aren tetap dilindungi oleh beberapa bodyguard sampai tiba di ruang ICU. Setelah mereka berdua masuk ke dalam ruangan tersebut, Aren langsung duduk di samping ranjang Valen lalu menggenggam tangan pria itu.

"Kakak apa kabar? Maaf yah, Aren nggak dateng jagain kakak kemarin. Banyak wartawan di lobby apartemen jadinya susah buat ke sini. Kakak cepet bangun, yah. Aren nggak suka kalau nggak ada kakak" batin gadis itu lalu mengecup punggung tangan Valen. Tangan Aren perlahan mengelus pipi kakaknya, merasakan kulit wajah pria yang kurang lebih 45 jam tidak ia dengar suaranya.

"Kakak tau nggak kalau Aren kangen banget sama kakak? Tadi pagi nggak ada yang bangunin Aren. Biasanya, kalau alarm udah bunyi Aren bakalan pura-pura tidur lagi sampai kakak nyamperin ke kamar. Tapi tadi pagi Aren lupa kalau kakak lagi bobo di rumah sakit. Aren pura-pura tidur lagi sampai akhirnya tidur beneran. Ponsel Aren bunyi, ternyata telepon dari miss Mira dan pas selesai nelepon Aren baru ingat kalau kakak lagi di sini. Makanya, kakak cepet bangun dong. Aren nggak betah kalau nggak ada kakak." tanpa gadis itu sadari, air matanya menetes membasahi tangan kakaknya. Setelah mengetahui hal tersebut, Aren cepat-cepat mengambil tissue yang berada di dekatnya lalu mengelapkan benda tersebut ke matanya lalu ke tangan Valen.

.

Beberapa jam terakhir, si gadis masih betah dan tak ingin melepaskan pandangannya dari wajah sang kakak.

"Kak, kenapa lu ganteng banget sih? Nggak bisa apa ganteng aja? Pantesan para wartawan pada heboh nyari-nyari berita soal lu, apalagi lu seorang pebisnis yang hebat kak, ditambah dengan tampang yang oke. Kalau gue bukan adik lu, mungkin gue juga udah kaya cewek-cewek di luar sana yang ngefollow semua akun sosmed lu, ngestalk sana-sini layaknya seorang fans fanatik. Tapi sayangnya gue terlahir di dunia sebagai adik lu dan gue sangat bersyukur untuk itu. Omongan gue jadi ngaco gini, hehe. Lu harus selalu ingat kak kalau Laurentine Diandra Kusuma sangat menyayangi kakak tampannya, Vlarentino Dirgantara Kusuma. Catet tuh di otak lu!" ujar Aren panjang lebar. Beberapa menit kemudian, mata gadis itu tampak berat dibuka lalu kemudian tertidur masih dengan menggenggam tangan kakaknya.

••••••

"Hhmhh" seorang gadis yang tengah berbaring di sofa ruang ICU menggeliat sadar dari ketenangannya.

"Loh? Kok gue bisa ada di sini sih? Siapa yang mindahin?" seingatnya, hanya ia seorang yang berada di ruangan tersebut saat dirinya terlelap di sisi Valen.

"Masa iya kak Valen yang mindahin gue? Impossible banget" bersamaan dengan perkataan itu, ponsel Aren berbunyi menandakan ada pesan yang masuk.

From : +62878419xxxxx
"Jangan lupa makan"

Pesan itu membuat Aren mengernyit bingung. "Siapa orang ini? Ah, mungkin hanya salah sambung" katanya lalu meletakkan ponsel di meja. Pandangannya pun teralih pada kotak makanan yang berada di sana. Tanpa banyak pikir, Aren langsung memakan makanan tersebut mengingat ini sudah menunjukkan pukul 7 malam sedangkan dirinya tidak makan sejak siang tadi.

Tbc....
--------
Huhuhu... Selamat Idul Adha bagi yang merayakan yah!! Maafkan author atas part yang gaje ini. Kemarin kan author bilangnya mau publish beberapa part yang ada kejadian surprisenya gitu tapi ternyata nggak sesuai rencana readers, soalnya kemarin di sekolah sibuk banget ampe pulangnya udah sore gitu *authorcurhat jadi beberapa part yang dijanjiin belum selesai dan masih ada part yang baru judulnya aja. Tetap stay tuned yoh hoho. Author tanpa readers, butiran pasir bhhak *bacanyasambilnyanyi *authorsedeng *tamparaja, adek rela bang. Ah sudahlah

Double cipok,
Author💘😘😘❤️

My Sexy Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang