Kesabaran Zya habis

3K 372 112
                                    

Hyy!! Comment di setiap paragraf dong please bestiii biar aku semangats!!!

Join Gc Azzya yu, Linknya ada di Bio or Dm aku saja ya Azzyageng!!!!

Happy reading love ❤️

***

"Haii Mah, Pah," sapa Zya menyalimi kedua tangan Orang tua Azsa.

"Gimana Azsa?" Tanya Zya langsung.

"Sebentar lagi selesai, semoga aja Azsa baik-baik ya sayang," jawab Eliza berupaya setenang mungkin.

Zya duduk di kursi dekat Arlan, memilin jemarinya dengan pandangan tertunduk. Fikiranya benar-benar terpecah, Kondisi Azsa dan Keadaan di rumah Kriss yang sekarang Zya fikirkan.

Berkali-kali Zya membuka ponsel menantikan kabar Harrby namun nihil.

Cklek.

Pintu ruang oprasi terbuka bersamaan dengan beberapa dokter ke luar. Zya yang mendengar langsung berdiri dan berdiri di samping Ansara.

Arlan merangkul Eliza untuk tetap tenang. "Bagaimana Dok?" Tanya Arlan.

"Opsrasi berjalan lancar dan Pasien Azsa kondisinya sudah stabil. Untuk pembukaan perban di matanya kita akan memindahkan Azsa ke ruang rawat terlebih dulu..." Tutur Dokter membuat mereka lega akan hal itu.

Tiga suster keluar dari ruang oprasi mendorong Brangkas yang di atasnya terdapat Azsa. Suster tersebut membawa Azsa ke ruang rawat diikuti dengan keluarganya dan Zya yang setia mengenggam jemari Azsa.

"Zya." Langkah Zya terhenti dan langsung menoleh ke sumber suara.

Ada Irlan, Campak, dan Agra di sana yang melangkah ke arahnya. Tak Zya hiraukan Zya masih mengikuti Brangkas yang membawa Azsa ke dalam ruang rawat begitupun dengan Irlan, Campak, dan Agra.

Sesampainya di ruang rawat semua suster keluar kecuali Dokter yang akan membuka perban mata Azsa.

"Apa anda siap?" Tanya Dokter memastikan.

Azsa mengangguk ragu. Setelah itu Dokter tersebut membuka perban mata Azsa yang di saksikan kedua orang tua Azsa dan Zya. Sedangkan Ansara menunggu di luar bersama teman-teman Azsa yang baru datang tadi.

Mata Azsa terpejam kuat kala semua perban sudah di lepas. Cahaya menembus penuh penglihatannya hingga terasa silau, perlahan warna mulai masuk ke penglihatannya. Tak seperti kemarin yang ia lihat hanya hitam.

"Mah... Pah..." Lirihnya saat melihat orang tuanya di hadapannya tersenyum memperhatikannya.

"AZSA!" pekik Eliza langsung memeluk Azsa.

Arlan bernafas lega, mengelus dadanya dan bersyukur di dalam hatinya sebanyak-banyaknya.

"Mah... Pah... Azsa udah bisa liat kalian lagi.." ujar Azsa memeluk Eliza semakin erat.

Zya tersenyum lebar dengan gelinang air mata. Ia keluar dari ruangan tersebut, membiarkan Azsa bersama Kedua Orang tuanya lebih dulu.

"Gimana kak?" Tanya Ansara begitu Zya menutup pintu.

Zya mengangguk semangat, "Baik-baik aja, masuk gih," katanya.

Penuh semangat, Ansara masuk ke dalam menemui kakanya.

AzzyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang