suara merdu

6.4K 539 14
                                    

Guys...
Bantu vote dan comment yu, ramein hihihi.
Selamat membaca teman teman azzya!

***

Zya mencuri pandang kepada alam,yang baru saja turun dari motor yang di kendarai irlan. Zya Melihat dari ujung kaki, hingga ujung rambut. Lelaki itu lenganya terbalut perban, akibat luka bakarnya. Zya menarik senyumnya tipis seraya menaikan kedua alisnya.

"azsa. Gue duluan ke kelas ya.." ujar zya pamit. Azsa mengangguk,karna memang azsa ada urusan penting sebelum masuk ke dalam kelas.

"di pintu belakang,ada jejak sepatu." ucap geo dengan ciri khas wajah datarnya.

"pintu belakang?" Tanya alam bingung. Geo mengangguk."Irlan kemaren nemu box itu, dari arah pintu belakang."

"perisai." Kelima lelaki tersebut sontak menoleh pada azsa.

"lo ngga bisa nuduh gitu aja." Ucap irlan memperingati.

"ga nekat, bukan perisai." Timpal azsa. "lo mau nyerang tanpa bukti? Sampah sa." Sarkas irlan.

"Mohon tenang bapak bapak. kita selesaikan masalah ini, dengan mendatangi markas perisai." Lerai campak seru.

"Mendatangi untuk berperang?" ucap irlan remeh. "bukanya gua pengecut. gue ngga mau kita kemakan sama permainan bom itu." Lanjut irlan dengan tegas.

Azsa menghela nafas berat, ia sedari tadi berfikir namum tak kunjung menemukan jawaban. "pulang sekolah,langsung ke markas utara."

"muka tampan gue tergores lagi ini,mah." Gumam agra seraya membenarkan posisi kacamata hitamnya.

Keenam lelaki dengan wajah coolnya memasuki area sma antartaka. Sang ketua iblis, azsa. Yang berjalan di depan. Diikuti dengan kelima temanya di belakang. Seperti biasa, kehadiran mereka selalu menjadi pusat perhatian, dan pemuas mata sebelum memulai pelajaran.

***

Zya bosan. Kelas masih sepi,bahkan hanya ada dirinya di dalam kelas tersebut. Di saat ini, zya seolah menjadi dirinya sendiri. Gadis yang murung, dengan kesedihan yang ntah sedih soal apa?

zya menoleh kekanan, dimana tempat duduk agra. Disana terdapat gitar yang menganggur. Zya mengambil gitar tersebut, seraya memperhatikan setiap senarnya.

Zya mulai memetik senar gitar. "di saat ku belum mengerti,arti sebuah perceraian... Yang hancurkan semua hal indah..Yang dulu pernah aku miliki.." senandung zya dengan suara sangat amat lembut dan merdu.

Zya menghela nafasnya pelan dengan jemari yang masih memetik gitar. "Wajar bila saat ini. Ku iri pada kalian.. yang hidup bahagia,berkat suasana 'indah dalam rumah."

"Hal yang selalu aku bandingkan.dengan hidup ku yang kelam. Tiada harga diri.. agar hidupku terus bertahan.."

Zya berhasil meloloskan air matanya. Gerakanya terhenti. Fikiranya berputar pada suasana masalalu.

Flashback on.

"Ini buat lo, jaga baik baik.." ujar lelaki dengan wajah yang sangat amat mirip dengan zya, menyodorkan kalung liontin berinisial 'z'

Zya mengambil. Matanya berbinar. "tapi gue,ngga punya kado buat lo?" Bingung zya cemberut.

Lelaki itu terkekeh kecil. "Lo bisa kasih kado ke gue. Dengan senyum lo, yang harus lo pertahanin. Semangat lo. dan keceriaan lo, itu kado terindah menurut gue.."

AzzyaWhere stories live. Discover now