Untuk Azsa, dan terus untuk Azsa

3.5K 464 131
                                    

Hallo!! Aku minta Comment kalian di setiap paragraf ya 🙏🏻🙏🏻

Masih setia sama Azzya kan?

Happy reading love ❤️

***

Zya berlari di tengah koridor rumah sakit yang tampak sunyi. Berkali-kali mengelap air matanya yang tak ada hentinya menetes. Mencari kamar No 301 dimana Azsa di rawat.

"Azsa, gua datang Sa.." batinnya melirih.

Zya memperlambat langkahnya,menyugar rambutnya, mengahapus jejak air matanya, menarik senyumnya selebar mungkin namun sayangnya tak bisa.

"Papah Arlan.." lirihnya. Ia melihat Arlan yang baru saja selesai bicara dengan dokter.

"Zya.."

Zya kembali memecahkan tangisnya kala melihat ruang rawat berangka 301 yang artinya ada Azsa di dalam sana.

"Boleh aku masuk?"

Arlan diam. Merangkul Zya mengajaknya duduk, namun Zya seolah menolak, ia ingin cepat-cepat masuk ke sana.

Tak lama dari itu kamar 301 terbuka, dengan Tiga orang wanita, Eliza mamahnya Azsa, Ansara adiknya Azsa, dan satu perempuan ntah siapa ? Ia baru pertama kali melihatnya.

Ntahlah, Saat ini Zya ingin melihat keadaan Azsa.

"Mamah..." Lirih Zya kala melihat Eliza, ia langsung memeluk Eliza begitu erat hingga nyaris terhuyung.

"Z-Z-Zya.."

"Zya mau ketemu Azsa, boleh?"

"Silahkan sayang," balas Eliza lembut. Ia menangkub rahang Zya, menatapnya penuh arti.

Setelah Eliza mengizinkan Zya untuk masuk, Zya masuk dengan cepat, menutup pintu tersebut dan langsung melihat Azsa yang berbaring di atas Brankas rumah sakit tak ada daya.

Langsung saja Zya menghampiri dan memeluk tubuh Azsa. Tubuh yang ia rindukan akhir-akhir ini, tubuh yang biasa menghangatkan dan menenangkan keadaannya. Pahlawannya kini sedang lemah.

"Az-Az-Sa.. gua datang Sa..." Lirihnya tak kuasa menahan isakan.

Ia menempelkan bibirnya pada pipi Azsa, menangis sejadi-jadinya sambil sekali-sekali meringis menyebut nama kekasihnya.

"Sa... Bangun... Jangan tinggalin gua lama-lama..."

Ia tak tahu bagimana sekarang keadaan Azsa, tetapi ia tetap bersyukur masih melihat Azsa utuh, tak sama apa yang di bicarakan Alam.

Zya mengenggam tangan Azsa begitu erat, memperhatikan Azsa sengan senyum tipis. "Azsa sayang... Aku udah di sini..."

Air mata Zya terjatuh, tepat sekali di pipi Azsa. Ia menelap salivnya paksa, memandangi wajah Azsa seraya mengelus pipi Azsa.

"Azsa, bangun... Setelah lo bangun nanti, kita perjuangin perasaan kita sama-sama... Kita jalin hubungan yang lebih baik lagi. Gua sayangg banget sama lo, gua janji Sa, ngga akan nyerah buat hubungan kita..." Zya kembali mendekap tubuh Azsa sangat erat. Meletakkan kepalanya di dada bidang Azsa, tempat ternyaman perempuan itu.

Zya menarik kursi, lalu duduk di samping Brangkas. Masih menggenggam tangan Azsa, sekali-kali ia cium. "Maaf ya Sa, gara-gara keegoisan gua lo harus celaka... waktu itu gua mau ketemu lo, lo ngga bakal kaya gini..."

AzzyaWhere stories live. Discover now