FUNFIGHT X PERISAÍ

3.3K 478 80
                                    

Hai, lama ya nunggu Up-nya sorry teman teman semua!!!

Jangan lupa tinggalin Bintang dan Comment setiap paragraf ya para mantu!!!

Happy reading love ❤️

***

Suara deru motor saling sahut- menyahut di tengah jalan perbukitan yang di lalu-lalang oleh Funfight dan Perisai. Tak ada kehidupan di jalan ini, lampu sama sekali tak menyala. Cahaya bulan dan bintang tertutup pohon yang sangat amat rindang.

Hari mulai Gelap, sedangkan perjalanan masih sangat jauh sepertinya.

"SAA!!! BERHENTI DULU SA!!!" teriak Irlan susah payah.

"Azsa! Berhenti!" Kata Zya memberitahu Azsa. Posisi dia dan Azsa depan belakang.

Setelah Azsa mematikan Motornya, semua ikut mematikam mesin motornya beraturan. Jalan di sana sangat Sempit, di jalan itu hanya cukup satu motor jadi sisanya berurutan di belakang.

"Perjalanan masih jauh, ada di bukit sana," tunjuk Azsa pada bukit yang terlihat sedikit terang.

Jujur saja, mereka belum mengerti akan melakukan apa? Mereka sedari tadi hanya mengikuti arahan Azsa.

Cuaca semakin tak baik, angin lebat dan petir bergemuruh. Jalan juga semakin tak terlihat karna minimnya pencahayaan.

"Tetep mau lanjut? Sebentar lagi hujan, kita bisa sampai sana tapi ngga bisa balik nantinya. Kemungkinan juga bisa lebih longsor." Ucap Irlan berhati-hati.

Semuanya kompak menoleh ke atas memastikan awan. Ya benar saja, awan tambah gelap menandakan mendung.

"Lanjut?" Tanya Azsa kepada Reral dan Zya.

"Lanjut." Jawab Zya.

"Ngga kenapa-napa kan Tes?" Tanya Zya memastikan sahabatnya.

"Aman.." jawab Tessa yakin.

Cukup sulit untuk sampai di bukit sana karna jalanan yang rusak dan cuaca yang tak mendukung. Setelah melewati lika-liku dan berpuluhan lubang di setiap jalan mereka akhirnya sampai di bukit yang mereka tuju.

Mesin motor dengan berurut mati saat saang pemimpin mematikannya.

"Azsa, ngapain?" Tanya Zya memecahkan keheningan.

Tak menjawab. Lelaki itu malah melirik Reral seolah memberi isyarat. Mereka ada di satu fikiran yang sama.

"Lu semua siap?" Tanya Azsa dengan nada tinggi.

"Lo yang harusnya lebih siap." Sambungnya menunjuk Zya semena-mena. Ia terkekeh seolah meledek.

Zya menyapu setiap pemandangan, tak ada satupun yang harus ia fikirkan. Ini tampak hutan biasa.

"Mpakk, gua mah ngeri banget Mpak kalo ada binatang buas abis itu gua di makan.." lirih Agra takut. Ia menggandeng pergelangan Campak.

"Gua juga Gra lagi bayangin itu. Mana masih banyak salah sama Mak Bapak gua, gua juga belum tinggi Gra," timpal Campak tak kalah takutnya.

AzzyaWhere stories live. Discover now