Penglihatan Azsa

3.3K 403 74
                                    

Haii, trimakasihh banyak ya buat kalian yang setia comment dan vote! Makasih banyak banget! Semoga kedepannya kalian selalu muncul di setiap paragraf ya!! Comment di setiap paragraf, trimakasih!

Happy reading love ❤️

***

"Momm, Azsa mana Mom?"

"Gimana Mom kedaan Azsa sekarang?"

Tanya mereka kepada Eliza. Mereka sudah biasa memanggil Eliza dengan sebutan Mom, saking akrabnya. Itupun suruhan Eliza sebagai kasih sayang mereka.

Sedangkan yang di beri pertanyaan hanya bisa melamun seraya menggeleng memberi jawaban. Fikiran Eliza sudah kosong, ia sudah benar-benar tidak tahu harus apa lagi, terakhir melihat kondisi Azsa yang di selimuti darah sangat menampar dirinya.

"Kalian doain Azsa ya nak." Ujar Arlan yang sudah tak bisa di deprisikan lagi ekspresinya.

"Pastii Omm.. Omm sama Mom yang sabar ya, Azsa bakal pulih secepatnya," timpal Agra berusaha menarik senyumnya.

Kini mereka sedang berdiri di depan ICU menunggu bagaimana selanjutnya kabar Azsa. Terakhir dokter mengatakan, bahwa bagian kepala Azsa mengenai benturan keras, dan bagian Tubuhnya hanya terdapat luka-luka kecil dan memar.

Eliza tak ada hentinya menangis, Arlan sibuk menenangkan Eliza. Memeluk tubuh istrinya itu erat-erat, dan mengelus penuh kasih sayang.

Sebelumnya Azsa juga pernah mengalami kecalakaan seperti ini saat usinya sepuluh tahun dan lupa ingatan. Jadi ketakutan Eliza terulang lagi, dan ia trauma akan hal itu.

"Lama banget lo anjing!" Sarkas Alam seraya menggedor-gedor pintu ruang ICU.

"Sialan!" Tambahnya kesal.

"Heh, Alam!" Tegur Geo menarik tubuh Alam. "Tenang dulu, kita semua juga khawatir," ucapnya.

"Jangan rusuh," kini Irlan yang angkat suara.

Semuanya diam dengan perasaan yang campur aduk, menunggu anggota medis yang sedang memeriksa Azsa tak kunjung selesai, ini sudah pukul sebelas malam yang artinya sudah dua jam lebih mereka memeriksa Azsa.

Tak lama dari itu pintu ICU terbuka bersamaan dengan keluarnya beberapa anggota Medis. "Bisa bicara dengan keluarga pasien?"

"Bisa." Jawab Arlan langsung berdiri dari duduknya.

"Baik, silahkan ikut ke ruangan saya."

"Di sini saja Dok," timpal Arlan sopan.

Dokter tersebut menghela nafasnya panjang dan mengangguk pasrah. "Saat ini tubuh Azsa masih belum bisa di nyatakan pulih seutuhnya karna terlalu terkejut saat kecelakaan yang mengakibatkan imunnya lemah. Syukurnya, tubuh Azsa tidak mengalami luka yang serius."

Semuanya reflek mengusap tanganya ke wajah menandakan bersyukur bahwa Azsa baik-baik saja. Namun tak sampai situ saja, yang parah bukanlah tubuhnya.

"Tapi..mohon maaf sekali, saya tidak bisa menjamin untuk pemulihan penglihatan Azsa."

"Maksudnya Dok?!" Sergah Eliza dengan mata membulat.

AzzyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang