rumah sakit jiwa

7.5K 583 7
                                    

Kalo ada typo, tandain pleaseeee...

***

Azsa baru saja menurunkan zya di halte yang sama, pada beberapa hari yang lalu. Zya yang meminta dirinya turun disini, ntah dengan tujuan apa?

Azsa tak tinggal diam, sedari tadi ia memaksa agar dirinya ikut dengan zya, tetapi zya menolak mentah mentah. Azsa sangat penasaran, karna saat beberapa hari lalu, zya meminta ia turunkan disini. Dan zya masuk ke dalam rumah sakit jiwa..

"lo mau ke rumah sakit jiwa kan?" Sarkas azsa membuat zya seketika bungkam. Zya tak menyukai jika dirinya mendengar, orang menyebutkan 'rumah sakit jiwa.'

Zya memejamkan matanya, menghela nafas berat. "lo boleh ikut. Tapi jangan buat banyak pertanyaan, setelah lo liat nanti." Ucap zya setelah diam beberapa detik.

Azsa mengangguk, zya kembali menaiki motor sport hitam azsa. Ia tak memakai helmnya, ia menenteng helm tersebut di lengannya. Azsa kembali menyalakan mesin motor, dan melajukan motornya ketempat yang ia sudah ketahui.

***

Disini azsa dan zya sekarang, 'Rsj. Dihanja' azsa meratapi tulisan rumah sakit tersebut, dengan alis yang di satukan berfikir, menebak asal kebingunganya.

"jangan nanya apapun ya sa.." ujar zya seraya memohon.

Azsa menghadap zya, ia bisa melihat di raut wajah zya yang tampak sedih, dan kacau. Azsa memeluk zya, berupaya menenangkan gadisnya.

Azsa meleraikan pelukannya, jemarinya beralih mengelus lembut pipi zya. Zya menarik senyumnya, membalas tatapan azsa. Zya tak ingin munafik, ia selalu merasa nyaman dekat azsa. Seolah ruang hampanya diisi kembali.

"ayoo" ujar azsa membuyarkan lamunan zya.

Zya mengejap ngejapkan matanya, ia melangkah mendahului azsa. Zya malu, telah menatap azsa begitu dalam. Bisa di tebak, pasti azsa sudah sangat gr sekarang.

Keduanya melangkah beriringan masuk kedalam rumah sakit jiwa tersebut. di sambut dengan beberapa suster yang sedang menangani orang orang dengan setengah kejiwaan.

"lu tunggu sini ya" ucap zya memerintah dengan lembut.

"Ikutt" balas azsa geleng geleng.

Zya memutar bola matanya jengah "ngga."

Tak ingin basa basi, dan meladeni rengekan azsa. Zya meninggalkan azsa, ia memasuki salah satu kamar disana. Kamar dengan nomor '607'

Azsa menghela nafasnya panjang, bantahan zya bisa di bilang tak main main. Jadi, azsa menurut untuk menunggu di depan kamar tersebut. Ia bisa melihat dari kaca buram disana, melihat zya yang sedang berinteraksi dengan wanita paruh bayah di dalam sana.

***

Zya melepas kunciranya, dan kacamata tebalnya. Ia merapikan rambutnya dengan jemari tangannya, dan perlahan mendekati wanita paruh bayah yang saat ini berada di satu ruangan denganya.

"mamah.." lirih zya seraya mendekat.

Wanita paruh bayah itu menoleh dari duduknya yang wajahnya, ia tenggelamkan pada lututnya.

AzzyaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora