زوجتي( Zaujatii)

By HaMidori

362K 18.9K 897

Zaujatii.. Senja memerah diufuk bumi tidak lebih indah dari cantiknya rona di wajahmu.. Seperti sejuknya desi... More

Gadis berjilbab Merah Maron
Sebuah Surat
Mimpi
Harapan
Kalimat Luar Biasa
Suamiku
Sebaik-baik kalian...
KehendakNya
Masa Lalu
Untukmu Doaku Istriku
Sebuah Anugrah
Untukmu Anakku
Wanitaku
Istri untuk Suamiku
Hati dan Jasadku
Pernikahan Kedua
Abdullah, Anakku...
Merindukanmu
Doa Dua Wanita
Sah !
A
Rumah Lain
Hawa
Bersamamu Bahagiaku
Bukan 'Aisyah
Kencan Halal
Cobaan (Takdir)
Cinta karenaNya
Permohonan
Dua Anugerah
'Aisyahku
Sentuhan dan Air mata
Mencintaimu, sesungguhku...
Syairku, disisimu
Takdir Indahku
Si Kembar, Ibnu Adam..

Tiga Bulan

44K 1.3K 38
By HaMidori

(Syair)

Gadis anggun itu bersendiri resapi penantian dikegulitaan

Memuja Rabb diperaduan malam 'tuk harapkan sang pengantin pujaan..

Raut anggunnya tak menggubris kerupawanan, harta hanya sekelumit ujian, status bak sebuah permata ditahta kehormatan..

Lalu gadis menetapi kesahajaan tuk mencari sang peneduh resah, berhiaskan tauhid dan akhlak mulia..

Gelisah berlapis kejemuan lalu hati gadis slalu berpeluh harapan..

Wajah sempurnanya tertunduk manja dalam godaan cahaya rembulan..

Atas lamaran indah sang pejaka sholeh diujung kegelisahan..

Selembar khimar terjuntai menyatukan, mahar sederhana halalkan raga gadis tuk pemiliknya..

Rona merah menatap sendu kekasihnya lalu gadis berkata lirih 'Suamiku, jadilah wasilah bagiku untuk keridhoan Rabbku'

Adam tersenyum mendapati kembali secarik kertas disisi istrinya yg tengah terlelap dimeja belajar karena menunggu kepulangannya. Seperti biasa, dengan lembutnya pria berjanggut rapi itu menggendong tubuh mungil sang istri ke ranjang dan menyelimutinya. Kebiasaan Salmah saat menunggu kepulangan sang suami dengan mengkonsumsi tumpukan bukunya, jika kejenuhan mulai dirasakannya maka wanita 26 tahun itu pun kembali menulis bait-bait syairnya.

Raut lelap wanita berwajah mungil itu selalu mampu membius pria muda dihadapannya, kecantikan alami yang diam-diam sudah menciptakan bulir-bulir perasaan dihati pria 23 tahun itu sejak tiga tahun silam sebelum Salmah menutup wajahnya dengan sehelai cadar. Kini Tiga bulan sudah pernikahan itu mengalir indah dalam kebersahajaan, selama itu pula keduanya mulai saling memahami kebiasaan masing-masing. Proses ta'aruf yang terbilang singkat itu sama sekali tidak pernah menyisakan sedikitpun sesal dihati Adam untuk kemudian memutuskan menyunting Salma bintu Yazid sebagai kekasih halalnya, setelah perjuangan yang begitu rumit dan panjang yang semuanya tanpa sepengetahuan Salma.

"Mas sudah pulang? 'Afwan (maaf) karna ana tertidur lagi."Ujar lembut Salma sembari bergegas bangkit dari tidurnya. Dengan tersenyum Adam menahan tubuh istrinya.

"Sudah jam 11 malam, tidurlah!"Pinta lembut Adam.

"Tidak Mas! Mas belum makankan? biar ana siapkan sekalian air hangat untuk Mas!" Salma bergegas ke dapur untuk menyiapkan air mandi suaminya yang memang sejak pagi hari sudah pergi dan tidak sempat membasuh tubuhnya di sore hari.

"Mas sudah makan tadi dikantor." Jelas Adam.

"Owh iya. Mandi belumkan?"Tanya Salma lagi dan di jawab Adam dengan gelengan kepalanya.

Walau masih dalam hitungan bulan, Salma sudah terbiasa dengan pekerjaan Adam sebagai kepala teknisi sebuah perusahaan besar yang sering mendapat panggilan mendadak, pergi pagi dan pulang larut malam. Dengan ikhlas pula Salma selalu menanti kepulangan sang suami sembari mencoba berdamai dengan rasa kantuk, bosan dan letihnya.

Setelah merasa segar, Adam merebahkan tubuh letihnya sedang Salma tersenyum menyelimuti tubuh suaminya. Seperti biasa, Salma bersikeras memilih terjaga sampai Adam terlelap lebih dahulu dan hal itulah yang terkadang membuat Adam memilih berpura-pura tidur karena ingin menikmati raut lelap istrinya yang begitu menggemaskan baginya, seperti obat untuk penghilang rasa lelahnya.

Kriik...kriiukk...kreeekkk...

Adam menoleh saat suara aneh itu terdengar berisik dari perut Salma. Adam mengkerutkan dahinya menatap sang istri yang tersenyum malu.

"Anty (kamu/perempuan) Belum makan?" Tebak Adam, sedang Salma menggeleng dengan rona merah di wajahnya. Salma memilih Menahan lapar hanya karena ingin terlihat lahap saat menemani sang suami makan, dengan begitu di harapkan suaminya juga turut berselera menikmati makanannya.

"Mari kita makan!" Ajak Adam membantu Salma beranjak.

"Bukankah Mas sudah makan?"Tanya Salma heran sembari mengkerutkan dahinya.

"Gak tau kenapa kok pengen makan lagi."Ujar Adam tersenyum.

Tanpa bicara banyak, Salma menghidangkan makanannya, semangkok sop daging dan sambal tempe teri kesukaan Adam yang resepnya di pelajari Salma langsung dari sang Mertua. Duduk berhadapan dengan Suaminya, menatap malu saat menaruh nasi ke piring Adam, dengan tenang Adam menahan Salma dan memintanya duduk tenang di sampingnya. Adam perlahan menggeser kursinya didekat Salma, mengambil lauk dan menyendok sesuap nasi dari piringnya, lalu dengan isyarat meminta Salma membuka mulutnya.

Dengan malu Salma membuka mulutnya menerima suapan dari suaminya.

"Makan yang banyak, biar lebih menggemaskan!" Canda Adam.

" InsyaAllah." Jawab polos Salma.

Adam menatap penuh rasa bersalah saat Salmah menikmati makanannya dengan malu-malu. Bagaimana bisa dia bisa begitu lahap dengan makan malamnya di kantin kantornya bersama beberapa pegawai lain tanpa memberitahu sang Istri untuk tidak menunggunya makan malam dirumah. Dan hasilnya, wanita berhati lembut itu harus menahan laparnya untuk bisa makan bersama sang suami.

Salma menurut manis, melahap makanan yang di suapkan Adam ke mulutnya. Adam mencoba menahan air mata sesalnya sampai akhirnya Salma menyadari itu.

"Mas kenapa?"Tanya Salma heran sembari membelai wajah suaminya.

" 'afwan. "

" Untuk apa?" Tanya Salma heran.

" Anty harus kelaparan."Adam tidak bisa menahan air matanya jatuh. Salma dengan rasa sesalnya, mencium pipi kiri suaminya dan tersenyum.

" Ana ikhlas. Semua karena khidmat ana sebagai istri terhadap suaminya. " Jelas Salma menghapus air mata suaminya. "Jazaakalloh khoiron (semoga Alloh membalas kebaikanmu) Mas!"Salmah tersenyum senang.

"Untuk apa?" Adam bertanya heran.

" Untuk air mata cinta dan untuk letihnya mencari nafkah buat ana. MasyaAllah." Jelas Salma tersenyum. Seketika hati Adam menjadi begitu tenang melihat senyuman itu.

"Wa iyyaki (padamu juga)"Jawab Adam tersenyum.

Ada kedamaian mengalir saat melihat wanita berlesung pipi dihadapannya itu tersenyum, Senyum tulus yang selalu mampu mendamaikan keresahan hatinya sejak lama. Diam-diam dari kejauhan.

Sejak menikahimu Istriku, Adakah hari-hari sulit setelahnya? Sungguh semua terasa lebih mudah untukku. Betapa syukurku pada Rabb yang telah menciptakanmu sebagai sebaik-baik perhiasan dalam duniaku. Faabiayyi aalaaairobbikumaa tukadzdzibaan (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?, Bathin Adam sembari membelai lembut wajah pulas Salma di sampingnya. Wajah wanita yang menjadi wasilah baginya untuk mengenal Islam secara keseluruhan.

* * *

Adam terjaga saat tidak mendapati Salma disampingnya. Matanya menatap jam yang telah menunjuk pukul 3 pagi. Dengan lemas Adam beranjak untuk bercinta dengan Rabbnya dalam sholat witir, Adam tau Sang istri telah mendahuluinya dan tidak membangunkannya karena memahami keletihannya.

Langkah kaki Adam terhenti saat mendekati musholla kecil di rumah minimalis mereka. Sayup-sayup Adam menangkap lantunan doa kekasihnya.

"...Patahkan perasaan ini jika sudah melampaui batas dalam mencintai dan memilikinya ya Allah. Jangan jadikan kecintaan hamba pada makhluk melebihi cinta hamba padamu. Tumbuhkan cinta dihati hamba dan suami hamba diatas kecintaan padaMu...Alhamdulillah atas rasa cinta yang Engkau anugrahkan dihati hamba untuk suami hamba, jadikan rasa cinta ini sebagai wasilah untuk hamba lebih mudah memenuhi kewajiban hamba sebagai seorang istri untuknya..."

Degg..degg..

Jantung Adam berdetak cepat saat menyadari perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan, karena Adam tau pernikahan dengan proses syar'i butuh waktu untuk bisa saling lebih memahami dan menumbuhkan kasih cinta, namun kini Adam tau bahwa di hati Salma mulai ada cinta untuknya, cinta di dalam bahtera rumah tangga mereka.

"Mas bangun? 'afwan (maaf) tidak membangunkan Mas karna.." Salma tertegun saat sebuah pelukan mengunci gerak tubuhnya tiba-tiba.

"Jazaakillah khoir Zaujatii (istriku)."

"Untuk?" Tanya Salma aneh namun tidak ada jawaban dari bibir Adam kecuali hanya tetesan air mata yang mengalir bisu.

*Ana = Saya

*Anty = Kamu (untuk perempuan)



Continue Reading

You'll Also Like

469K 6.3K 10
♡TAMAT - PINDAH KE KUBACA♡ ¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤ Aku ikhlas jika takdir ku seperti ini ~Syalfa Zahra An-Nisa Maafkan aku, selalu menyakitimu ~M...
878K 26.8K 54
Kesalahan karena kabur dari Mesir saat pendidikan membuat seorang gadis terpaksa dimasukkan ke sebuah pesantren ternama di kota. namun karena hadirny...
72.7K 4.5K 40
(tamat) Namanya Aileen, yang berarti cahaya. Dan cahayanya hanya untuk Alvaro. "Jika dengan kesabarannya Fatimah Az-Zahra binti Muhammad bisa mendapa...
140K 11K 50
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ "Aku mengkhitbahmu, karena ingin menghalalkan pandanganku kepadamu."- Fatih "Aku mengkhitbahmu karena Allah."...