[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLET...

By pjy1106

147K 17.8K 4.3K

Cover Fanart cr.by Pinterest. ---- Lisa fikir Lelaki itu adalah penyelamatnya namun kenyataan mengatakan lain... More

Pengenalan
1. Hay
2. Anggoro Sibling
3. Just A Tool
4. Sahabat
5. HappyBirthDay❤
6. Nerd?
7. Meet Rival
8. Get Ready?
9. Skinship?
10. First
11. Terlindungi
12. Hilang dan Menyesal
13. Terjebak?
14. Yoyo
15. Teman Lama
16. Kacau
17.
18. Game Over
19. Deg-degan
20. Dangerous.
21. Lose Control
22. Blushing.
23. Arrogant.
24. YOU'RE MINE !
25. Who am I to you ?
26. Terancam
27. Rahasia Lisa.
28. Who Juan ?
29. Teddy in Action.
30. Egois.
30. Panas.
31. Lose Control.
32. Dua Tahun Kemudian.
33. Night With You.
34. Pertengkaran.
35. Ketakutan.
I Love U.
36. Sedikit Perhatian.
37. Holidays.
39. Dahyuni.
40. Cara Mencintai.
41. Pillowtalk.
43. Mimpi.
42. A Little Actions.
44. Double Job.
45. Haruskah Berakhir?
46. Kosong.
47. Memory.
48. Down.
49. Mantan.
50. Beside You.
51. Retak.
Hanbin Side.
52. Mau Aku Bantu?
53. Kalau Butuh, Jangan Gengsi!
54. Jangan Suka Sama Lisa!
Good Morning.
55. Fakta.
56. Kita Baikan?
57. Don't Get Tired.
58. Lisa Dimana?
59. Anggoro Family.
60. Pengakuan Dosa.
61. Perubahan Hidup.
62. New Pages.
CHAT
63.
CHAT-O2
64. Hari Itu Tiba.
EPILOG
NEW STORY HANLIS

38. Envy.

1.1K 151 39
By pjy1106

Mau udpate cepet kan? Yuk spam komen, biar aku nya semangat update.


07 Mei’20
-
-
-
-
-
-

Lisa terdiam seorang diri, pikiran nya sedang dipenuhi banyak sekali pertanyaan. Dua jam yang lalu, Lisa memergoki Hanbin sedang mengobrol dengan seseorang di sebrang sana. Lelaki itu terlihat senang, bahkan Lisa sudah lupa kapan Hanbin bisa tertawa selepas itu jika bersamanya.

Hanbin segera memutuskan panggilanya, dan menghampiri Lisa yang mematung menatapnya penasaran. Memang dasar Hanbin, ditatap seperti itu dia hanya menampilkan wajah datar seolah-olah tidak ada yang terjadi. Bahkan tanganya dengan santai merangkul Lisa dan membawa gadis itu ke kamar.

"Masih nggak mau ngomong?" kata Hanbin yang baru saja keluar dari kamar mandi. Pria itu hanya menggunakan celana pendek, bertelanjang dada dengan rambut basah. Sepertinya, Hanbin baru saja mandi.

Lisa hanya menghembuskan nafas malas, tidak berniat menjawab pertanyaan retoris dari kekasihnya itu.

"Astaga, Sa. Ngomong, kamu tuh kenapa sih?" tanya Hanbin sedikit gemas.

"Nggak kenapa-kenapa." jawab Lisa seadanya.

Hanbin melangkahkan kakinya mendekati Lisa, pria itu duduk dipinggiran kasur dengan sengaja mensugar rambut basahnya sedikit keras. Membuat Lisa melotot tajam, pasalnya sisa air dari rambut Hanbin terciprat mengenai wajahnya.

"Basah, Bin. Diem dong, lagi malas becanda nih."

Hanbin terkekeh. "Ya udah, aku seriusin kamu nggak mau. Ditanya kenapa ngga jawab." ucap Hanbin, pria itu terdiam sesaat, menatap Lisa dalam lalu menghela nafas pelan. "Masih kepikiran yang tadi?"

Yang tadi maksud Hanbin adalah perihal kejadian Lisa yang menangkap basah Hanbin tengah tertawa di telpon bersama seseorang disebrang sana. Hanbin-pun sudah berkali-kali menjelaskan, itu hanya sebuah obrolan biasa tidak ada hal intim yang mereka bicarakan.

Tapi tetap saja, ada sesuatu yang mengganjal di hati Lisa. Terlebih orang itu adalah Dahyuni.

Lisa memutar bola matanya, dia jengah dengan sikap Hanbin yang terlihat biasa saja. Padahal jika itu Juan yang menelpon Lisa, mungkin lelaki itu akan memarahinya dan bahkan kejadian dua tahun lalu akan terulang——dimana Hanbin hilang kendali dan menyakiti Lisa hanya karena Juan memeluknya.

"Lagian, bapak seneng banget di telpon Yuni. Sama aku aja nggak pernah ketawa begitu." sindir Lisa.

Hanbin tertawa geli, "Ya udah kamu cosplay jadi badut gih, nanti aku ketawa lepas ngetawain kamu." candanya dengan menjuil hidung Lisa sedikit keras.

"Giliranku harus cosplay dulu, giliran Yuni nggak."

"Astaga Lisa, denger! Aku sama Yuni tadi lagi ngobrolin project kita, tau kan Band-ku bakalan manggung di acara dia? Kalau kamu lupa aku ingetin lagi, Yuni itu selain kuliah dia juga ya itu kerjaanya urus-urusin event. Inget?"

Lisa hanya mengangguk-anggukan kepalanya malas.

"Iya-iya, kalau kamu sama cewek deket tuh nggak apa-apa. Iyain deh iya temenan, beda cerita kalau aku. Kayak nya di deketin Mang Ujang juga kamu pasti nuduh yang nggak-nggak, apa lagi kalau sampai Juan beneran hubungin aku lagi. Cih, nggak adil banget sih Bin." cibir Lisa, gadis itu mengibaskan tanganya di hadapan Hanbin.

....karena di kamus kita berdua kayaknya cewek yang selalu salah bukan cowok." lanjutnya.

Hanbin menukikan alisnya, lelaki itu berdecak keras tidak terima dengan perkataan Lisa.

"Nggak usah kayak anak kecil, Lis." kata Hanbin dengan suara rendah.

Lisa tertawa hambar. "Hahaha kalau aku anak kecil terus kamu apa, Bin. Bayi?"

"Lisa, jangan mulai." Hanbin sedikit meninggikan suaranya, rahangnya sudah mengeras. Sungguh, pria itu tidak ingin ribut. Dia sudah bosan dengan pertengkaran mereka yang sepertinya tidak ada akhir.

"Loh, kok aku?" kata Lisa dengan jari telunjuknya menunjuk pada dirinya sendiri. "Kamu yang mulai lho, kita lagi liburan dan disini ada aku tapi kamu sempet-sempetnya telponan dama cewek. Pake ketawa-ketawa lagi, bahagia banget kayak nya."

Hanbin menghela nafas, tanganya mengacak rambutnya asal. Lelaki itu mendengan pintu lemari yang berada percis disamping ranjang.

"Anjing." desisnya.

Lisa mengepalkan tangannya, "Nggak usah egois, Bin. Kamu nggak bolehin aku deket-deket sama cowok aku turutin, kamu larang aku kasih nomor ku sama Juan-pun aku turutin. Tapi kenapa kalau itu tentang cewek-cewek kamu yang deketin kamu, nawarin sebuah pertemanan buat kamu dan kamu terima aja tanpa berniat untuk lihat aku dulu? Padahal jelas, semua cewek yang deketin kamu tuh punya perasaan lebih dari sekedar temen." gadis itu menarik nafas dalam, menatap Hanbin yang kini juga menatapnya tajam.

"Kamu beneran kayak anak kecil, Lis. Buktiin kalau mereka suka sama aku, bisa? Denger! Selagi mereka nggak bilang suka, ya berarti nggak! Aku nggak mau sok kegeeran dan jauhin mereka cuma karena nanggepin sikap ke overthinking-an kamu ini. Kalau aku lakuin itu, siapa yang jelek hah? Siapa? Kamu juga! Mereka bakalan mikir kalau kamu tuh suka membatasi pertemanan aku, dan aku nggak mau pacarku dijelekin orang-orang diluaran sana."

Lisa terdiam, mendengar perkataan Hanbin. Ada sedikit rasa menyesal ketika kalimat diakhir itu terucap dengan lantang dari mulut kekasihnya itu.

Jadi Hanbin selama ini memikirkan hal-hal seperti itu? Bahkan Lisa tidak pernah berpikir kearah sana, perempuan itu justru selalu cuek-cuek saja menceritakan segala tentang pertengkarannya dengan Hanbin pada teman nya. Membuat sebagaian dari mereka dengan frontal menunjukan ketidak sukaanya terhadap Hanbin.

Lisa tidak berusaha menjaga nama Hanbin baik dimata teman nya, sementara Hanbin? Tetapi Hanbin dia selalu menomor satukan Lisa.

"Perihal Juan, wajar aku minta kamu jauhin dia. Juan masih suka sama kamu, dia bahkan terang-terangan bilang bakalan nunggu kita putus. Sa, aku nggak pernah larang kamu tanpa alasan. Coba kamu pikir ulang, ada aku larang-larang kamu demi keuntungan aku pribadi? Nggak kan?"

Lisa memejamkan matanya, dia sedikit terisak memikirkan segala perkataan Hanbin. Sungguh, Lisa merasa dia gadis terbodoh sekarang. Sudah dicintai sebegitu besar tetapi gadis itu seakan-akan merasa kurang.

"Amel, kamu inget dia? Selama dia nggak aneh-aneh aku masih mau temenan sama dia. Bantu dia kalau dia memang butuh, tapi setelah aku ngerasa ada yang nggak beres. Aku jauhin dia, aku nggak pernah balas chat-nya lagi. Karena apa? Aku nggak pernah niat buat main-main sama perasaan, aku udah punya kamu. Aku nggak perlu yang lain." Hanbin terlihat menarik nafasnya, pria itu mendekat kearah Lisa menepuk puncak kepala Lisa dengan lembut.

....Hidup aku nggak harus tentang kamu terus, aku butuh temen. Kamu bakalan tetep ada di tempat yang nggak bakalan aku kasih ijin cewek lain untuk masuk. Kamu paham sekarang? Jadi bisa untuk nggak overthinking lagi hm?"

Lis mengangguk, gadis itu menggigit bibir bawahnya. Menahan isakan nya yang semakin sini semakin kencang, dia tidak mau tangisanya terdengar oleh teman-temanya di luar sana.

"Maaf." cicit Lisa pelan.

Hanbin terkekeh, dia merengkuh Lisa kedalam pelukanya. "Nggak perlu minta maaf, cemburu wajar. Tapi cukup sampai sini, jangan cemburu sama hal-hal yang ngga perlu kamu cemburuin lagi."


Mereka telah kembali dari liburanya, Lisa sudah disibukan lagi dengan club dance nya, bahkan club nya itu sekarang sudah merekrut anggota baru, yang membuat Lisa Jennie Rose dan Jisya dibuat sibuk setengah mati.

Juga Hanbin dan Band-nya pun kini telah disibukan oleh festival yang akan di adakan malam nanti, ketujuh pria itu terlihat sibuk mempersiapkan segalanya, terlihat mereka kini telah melakukan checksounds dengan Hanbin yang ikut mengatur bersama para crew acara.

Lelaki itu memang selalu totalitas, dia akan terjun langsung dan ikut andil jika itu mengenai band-nya, seperti apapun yang terjadi itu adalah tanggung jawabnya.

Si perfeksionis Hanbin Hardja Anggoro.

"Jam berapa acaranya, Sa?" tanya Jennie, gadis itu sibuk memasukan baju-baju basah penuh keringatnya kedalam paperbag.

Oh ngomong-ngomong, dua tahun ini Jennie banyak berubah. Dari Jennie yang savage dan selalu berkata kasar tanpa berpikir ulang kini menjadi Jennie yang terlihat lebih dewasa juga cara bicaranya yang sedikit santai. Mungkin faktor umur yang sudah tidak lagi remaja, atau karena pengaruh Jaewon kekasihnya. Entahlah.

"Kita pergi jam 8 aja deh, lagian Hanbin nggak ada ngabarin dari kemaren." gumam Lisa akhir kalimat. Jennie menaikan sebelah alisnya, menatap Lisa menelisik.

"Abang gue kemana?"

Lisa menggeleng, "Mungkin dia sibuk, ya udah lah nanti malem juga ketemu." katanya riang, dengan senyuman dibibirnya.

"June bilang mereka baru selesai checksound."

Rose menyela, gadis itu berjalan dengan handphone yang tidak lepas dari tanganya. Seperti dengan mengetikan sebuah pesan, gadis itu duduk disamping Lisa.

....nih baru aja dia chat." lanjutnya.

Lisa yang melihat itu buru-buru mengecek ponselnya, membuka aplikasi whatsapp berharap ada satu pesan baru masuk. Namun nihil, gadis itu tersenyum miring. Dia lupa, kalau Hanbin adalah tipe yang tidak ingin ribet bahkan dia bisa menghitung berapa buble chat yang Hanbin kirimkan setiap hari.

Kadang Lisa iri pada teman-temanya, para kekasih mereka terlihat manis. June yang sedikit gila juga bahkan jika menyangkut tentang Rose akan dua kali lipat terlihat normal, Jaewon yang jelas-jelas memang lelaki dengan perangai baik. Dan Bobby, jangan ditanya lagi. Lelaki itu mottonya saja sudah terdengar sangat bucin.

No Jisya No Life.

Lisa terkekeh geli jika mengingat sikap-sikap bucin dari lelaki seperti Bobby juga June. Dia jadi penasaran, jika Hanbin bucin juga apa masih akan terlihat manly?

"Kenapa, Sa?" tanya Jisya.

Gadia itu hanya menggelengkan kepala, tanganya meresleting tas nya dan menyampirkan pada bahu kanan nya.

"Senyum-senyum sendiri, kayak orang gila." sindir Jennie yang sedari tadi juga memperhatikan Lisa.

"Gue cuma lagi mikir, kalau Hanbin bucin kaya Bobby atau June bakalan gimana yak?" jawab Lisa dengan cengiran polosnya. Sedetik kemudian, gadis itu menggeleng.

"Alah nggak mungkin juga, ngapain dibayangin. Jisya dibucinin orang dia nya cantik banget, Rose juga badan udah mantep betul. Kalau gue sih, mana pantes dibucinin ya tampang kaya ampas tahu begini haha."

Jennie terlihat tidak suka dengan perkataan Lisa, gadis itu menjentikan jarinya di kening Lisa sedikit keras.

"Gue gorok lo kalau insecure mulu. Hanbin nggak suka, jangan cari penyakit terus deh."

Lisa terkekeh, benar juga. Sepertinya dia harus mengingat perkataan Hanbin di Villa tempo hari jika penyakit insecure miliknya sudah kumat.

"Lis, malem ini ada Band-nya Mino juga."

▶TBC◀

Dahyuni cantik banget sih.

Continue Reading

You'll Also Like

40.2K 2.2K 19
AU. Romance/Angst/Tragedy. 🔞 Sejak awal sudah cukup jelas betapa kokohnya batas pembeda di antara mereka. Ini bukan hanya sekadar harta dan harga di...
11.3K 1.7K 26
Bagaimana bisa kau bisa menyebutnya takdir saat pertemuan kita adalah sebuah petaka? start in 04.05.2020 end in 9.27.2020
35.8K 2.7K 45
Who doesn't know lisa? A woman who always claims herself to be unlucky. Now, people call her the most luckiest woman ever not only she already got ev...
58.3K 6.7K 32
Dijodohkan? Oh Sehun sih senang-senang saja. Tapi bagaimana dengan Lalisa? Itu akan jadi hal terburuk di sepanjang hidupnya. *** "Diam. Jauh-jauh dar...