Turn (Never lose hope)

By Alqishthi

346K 34.4K 3.8K

"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Give Away (Turn)
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
Bab 53
Pengumuman Give Away
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Bab 58
Penting untuk di baca
Bab 59
Bab 60
Bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 66
Bab 67
Bab 68
Bab 69
Bab 70
Bab 71
Bab 72
Bab 73
Bab 74
Bab 75
Bab 76
Bab 77
78
Bab 79
Bab 80
Bab 81
Bab 82
Bab 84
Bab 85
Bab 86
Bab 87(Last)
Extra Part
Extra part 2
😌
New Story
πŸ˜‡πŸ˜‡πŸ˜‡
Turn move
PO (Loveless)
The Author
SKY
La VendettaπŸ’œ
Another Lemon Tree
Kutoroka
Level 2

Bab 83

3.2K 387 26
By Alqishthi

Suasana mendadak hening sesaat.  Semua tertunduk tak bicara.  Kecuali seorang wanita tua Yang terus menatap Monica dengan menyeluruh. Tatapan yang dingin yang bisa membuat siapapun kehilangan kepercayaan diri.

"Jadi seperti ini istri mu?"

Richard menghela napasnya. Ia sungguh tak suka mendengar ucapan dari omanya itu.

"Iya istri ku. Apa ada yang salah dengannya?" Tanya Richard

Willy melirik takut-takut kepada kakanya yang terkesan menantang omanya. Biasanya Richard akan selalu mendengar apapun yang di perintahkan ibu dan Omanya. Tidak akan sedikit pun berkomentar. Apa akan selalu begitu? Seorang pria yang sudah menemukan wanitanya jiwa ingin melindunginya akan muncul?

"Mah.. Kita makan dulu yak." Ajak Ibu Richard

"Kamu lagi, kalau pikiran mu hanya tentang makan menantu mu itu bisa tambah besar"

"Oma.." Ucap Richard yang nada suaranya mulai meninggi. Namun Monica meremas tangan Richard. Meminta Richard agar tak bicara lagi.

"Istri mu itu akan menjadi icon. Dia akan di foto banyak kamera. Akan selalu menjadi sorotan. Richard keluarga kita ini bukan keluarga sembarangan. Apa kamu tidak bisa memilih wanita yang penampilannya lebih baik?"

Richard akan menjawab lagi namun tangan Monica masih terus menahannya.

"Mau bagaimana lagi.. Kamu juga sudah bisa menikahinya. Wanita tua seperti ku bisa apa. Memalukan.." Ucap Oma dan meninggalkan ruang keluarga.

Willy menghela napasnya. Sedari tadi Ia terus menahan napasnya. Ibu Richard mendekat kepada Monica. Ia mengusap bahu Monica.

"Maaf ya.."

Monica tersenyum kemudian menggeleng. Lagi pula ia tak berfikir akan lolos begitu saja. Sejujurnya Ia berfikir yang jauh lebih seram dari ini.

Monica menatap Richard. "Next.. Kamu jangan membantah oma. "

"Tapi oma udah.."

"Rich..believe me..oke. Aku akan menghadapi ini." Ucap Monica

"Dad.. Kenapa sih oma itu menyeramkan sekali. Aku benar-benar tahan napas sejak tadi."

"Oma tidak galak.. Kalian saja yang tidak kenal dengan dekat. Kamu mau coba Monica?" Tanya Mahendra dan tersenyum kepada menantunya.

Monica menatap ayah mertuanya, kemudian kepada ibu mertuanya yang memberikan anggukannya.

Dengan perlahan Monica menganggukan kepalanya.

"Temuilah.." Ucap Mahendra

Monica menguatkan tekadnya. Cepat atau lambat Ia memang harus menghadapi ini bukan? Ia sudah memutuskan untuk menikah dengan Richard yang artinya sesulit apapun ke adaanya Ia harus melewati itu.

Monica berdiri dari kursinya.

"Sayang.." Ucap Richard dan mencoba menahan Monica.

"Monic.. Oma itu menyeramkan.." Ucap Willy kepada Monica

Monica melepaskan tangan Richard lalu meninggalkan ruang keluarga.

"Mom.. Monica tidak akan di telan hidup-hidup sama oma kan?"

"Huss..kamu nih ngga sopan. Mulai sekarang biasakan memanggil Monica dengan sebutan kaka. Dia kaka ipar mu"

Willy mencebik dan melipat tangannya.

...
...

Dengan sangat hati-hati Monica mengetuk pintu kamar oma Richard. Hingga di izinkan masuk barulah Monica masuk ke dalam.

Di lihatnya Oma Richard yang sedang melihat taman dari balkon yang ada di kamar tersebut.

"Mau apa kesini?"

"Euhmm monic pikir , monic belum berkenalan sama oma dengan benar" ucap Monica

"Memang yang benar menurut mu seperti apa?" Tanya Oma Richard dingin.

Monica menggaruk leher belakangnya. Jujur saja Ia sendiri tidak tau.

"Ehmm.."

"Kalau kamu hanya ingin menyebutkan biodata mu saya sudah tau. Kalau kamu ingin menceritakan tentang ibu mu yang sudah meninggal terus ingin di kasihani maaf saya tidak bisa melakukannya. Menjadi istri Richard artinya kamu harus siap tampak tegar dalam keadaan apapun. Sesedih dan semenyakitkan apapun"

Monica menganggukkan kepalanya.

"Kenapa mengangguk..?"

"Karna Monic mengerti.."

"Apa yang kamu mengerti?" Tanya Oma Richard yang kini membalik tubuhnya menatap Monica.

Monica masih menundukan kepalanya. Ia sungguh merasa gugup. Tubuhnya gemetar takut. Akan sangat baik jika Ia bisa memumculkan sosok Risa di sini saat ini.

Monica memejamkan matanya. Risa adalah dirinya. Jika Risa bisa menjadi cantik dan percaya diri dia pasti juga bisa. Ia hanya perlu yakin.

"Apa yang kamu mengerti?" Ulang Oma Richard

Dengan cukup kasar Monica menghebuskan napasnya. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Oma Richard percaya diri. Tanpa mengurangi unsur kesopanan.

"Monica mengerti bahwa menjadi istri Richard tidak lah mudah. Banyak sekali yang harus Monica sesuaikan karna perbedaan hidup yang Monica dan  Richard jalani selama ini."

"Lalu?"

"Karna itu Monica bersedia untuk belajar dan menyesuaikan." Ucap Monica dan kemudian menggeleng.

"Bukan bersedia tapi ingin.. Monica ingin belajar banyak hal untuk tidak hanya menjadi seorang istri yang pantas tapi menjadi salah satu nyonya Mahendra"

Oma Richard menatap Monica lekat. Tatapan yang dingin dan menjatuhkan namun yang di lihat seperti itu tak sedikit pun merasa tertindas.

"Apa kamu tidak takut dengan ku?"

Monica menggeleng. "Oma adalah seorang ibu. Bagaimana Seorang ibu yang penuh kasih bisa menjadi menakutkan. Ya,jujur saja Monic sempat merasa terintimidasi. Tapi bukan karna Monic takut. Karna Monic tau bahwa Oma adalah wanita yang hebat sama seperti Mommy. Di bandingkan merasa tidak percaya diri Monica lebih ingin menjadi hebat seperti Oma dan Mommy"

Wanita tua itu menganggukan kepalanya. Ia tersenyum tipis.

"Oma tau sekarang kenapa ibu mertua mu sangat menyukai mu.. Kamu persis sepertinya." Ucap Oma Richard yang tiba-tiba saja nada suaranya menjadi sangat renyah dan ramah.

Monica tentu saja terkejut apa lagi melihat Oma Richard yang tersenyum. Oma Richard mendekat kepada Monica.

"Cepat sekali.. Rasanya baru kemarin aku menikahkan anak ku. Sekarang aku sudah menemui cucu menantu ku. Andai saja aku tidak cukup tua aku akan mengetes mu dengan banyak hal seperti ibu mertua mu dulu tapi sudahlah Oma percaya pada Richard. Hanya wanita hebat yang bisa menaklukannya. Selamat datang di keluarga kami nyonya mahendra" ucap Oma

Monica nyaris terjatuh kalau saja Ia tak menguatkan dirinya. Ia tak tau harus mengatakan apa. Ia sendiri tak tau bagaiman bisa Ia mengatakan semua itu.

"Dengar..ini hanya di antara kita wanita. Kelak jika oma tidak bisa menemui anak wanita mu atau menantu mu ingatkan ini padanya. Menjadi wanita itu tidak boleh lemah.  Kenapa? Karna bagaimana kehidupan para pria itu kedepannya bergantung pada kita. Istri itu ibarat pakaian suami. Kamu tau bukan fungsi pakaian?"

Monica menganggukan kepalanya.

"Sekuat tenaga kita harus bisa menghadapi kesulitan yang kita miliki. Jangan sampai orang lain tau.. Kecuali suami mu. Di luar sana banyak orang-orang yang berlomba untuk mencari kelemahan kalian karna itu jadilah tangguh.."

Monica mengangguk lagi.

"Dan Oma serius dengan ucapan oma yang ini. Turunkan berat badan mu. Wanita itu harus bisa mengurus diri,harus bersih dan cantik. Memang suami mu mencintai mu. Tapi kamu tidak menikah hanya sehari dua hari. Akan ada waktu dimana suami mu akan lupa kalau dia mencintai mu. Karna itu mengurus diri itu penting oke?"

Monica tersenyum dan menganggukan kepalanya dengan mantap.

Oma Richard memeluk Monica.

"Mungkin ini pertama dan terakhir kalinya oma memeluk mu. Jujur saja oma bukan orang yang bisa menyampaikan sesuatu lewat pelukan. Tapi perlu kamu tau oma merestui kalian.. Semoga kalian selalu bahagia" ucap Oma Richard.

Monica membalas pelukan Oma Richard.

"Monic akan ingat semua pesan oma.. Terimakasih Oma.."

Oma Richard melepas pelukannya. "Sudah sana keluar Oma mau istirahat"

"Oma.." Panggil Monica

"Kenapa?"

Monica tersenyum lebih lebar "mungkin Monic sedikit kurang ajar.. Tapi Monic akan pastikan ini bukan pelukan terakhir aku dan Oma. Oma pasti akan memeluk ku lagi dan lagi.. " ucap Monica

Oma Richard memandang Monica entah dengan tatapan apa. Antara takjub atau penasaran. Ia sendiri penasaran apakah mungkin Ia akan memeluk Monica lagi. Ia saja nyaris tak pernah memeluk para cucunya.

"Oma istirahat ya.." Ucap Monica dan keluar dari kamar oma Richard dengan melambaikan tangan ceria.

...
...

Monica kembali ke ruang keluarga yang tentu saja langsung di sambut oleh Richard.

"Gimana oma?" Tanya Richard dan Willy kompak.

"Ehmm.. Ngga gimana-gimana" jawab Monica.

Monica menatap ayah dan Ibu mertuanya. Mereka bertiga tersenyum penuh arti. Senyum yang hanya akan di ketahui oleh mereka bertiga.

"Gimana gimana?" Tanya Willy

"Issh kepo deh.." Ucap Monica

"Sayang.  Kamu ngga papa kan?" Tanya Richard

"Sure.." Jawab Monica

"Sudah..sudah ayo makan malam.."

Willy menggeleng. "Aku harus menjemput adiknya tuan putri itu"

Ibu Richard mengangguk. "Pastikan dia selamat sampai rumah."

"I know.."

"Will.. Aku pikir kamu ngga perlu repot-repot lagi.." Ucap Monica tak enak selalu menyusahkan Willy.

"Jangan.. Kita tidak pernah tau bagaimana ke adaan Magisa yang sebenarnya. Magisa lebih dekat dengan mamah" ucap Richard

Monica menatap suaminya. Ia tau,Ia juga ingin menemani Magisa. Tapi apalah daya Ia pun memiliki banyak tanggung jawab lain.

"Thanks ya will"

"Its oke monic..kak maksud ku. Cita-cita ku ingin jadi supir kok dulu" ucap Willy yang kemudian meninggalkan ruang keluarganya dengan lebih dulu mengecup singkat pipi sang ibu.

"Bye..jangan tunggu aku. Aku akan makan malam di luar dan akan pulang telat.." Teriak Willy yang suaranya mulai terdengar menjauh.

...
...

Monica dan Richard memilih menginap di rumah keluarga Richard. Tentu saja atas permintaan Ibu Richard.

Monica dan Richard sudah berganti pakaian tidur. Mereka pun sudah naik di atas kasur. Seperti biasa Monica akan bersandar pada Richard dan memeluk Richard.

"Rich.."

"Emm.."

"Apa kita tidak menyusahkan Willy?" Tanya Monica

"Tidak.. Biarkan saja. Siapa tau mereka bisa saling jatuh cinta. Terus menikah jadi Magisa ada yang jaga" ucap Richard dengan entengnya.

"Apaan sih kamu.. Aneh-aneh aja deh. Mereka itu saudara tau"

"Ya ngga papa dong.. Kalau mereka saling suka.."

"Ahh..udahlah. Kamu tuh emang suka aneh-aneh. Aku tidak ingin terus merepotkan Willy. Kasian tau dia selalu saja mengurus masalah mu.."

Richard mencebik "oh jadi kamu lebih bela Willy"
"Iyalah.. Dia adik ku sekarang. Udah tidur.."

"Yah kok tidur.." Ucap Richard

"Huss..ah jangan genit. Aku capek.."

Richard akan menggoda Monica namun kembali di tolak. "Tidak Rich.. Aku lelah. "

"Ngga asik.."

"Biarin.."

"Yaudah..aku ngambek sama kamu" Rajuk Richard namun Ia tetap memeluk istrinya erat.

Monica tak mengatakan apa-apa hanya tersenyum dan membalas pelukan Richard erat.

"Eh tunggu.. Tadi kamu ngobrol apa aja sama oma?"

"Rahasia"

"Ohh.. Bener-bener ya kamu. Biarin aja besok aku tinggal ke singapur lagi. Kalau kangen ngga akan aku samperin"

"Nanti juga kamu pulang karna kangen aku" ucap Monica

"Iyasih...kok kamu jadi percaya diri banget gini"

"Ssst. .udah tidur.." Ucap Monica lagi.

Richard pun hanya mengikuti mau istrinya dan tak lupa untuk mematikan lampu dengan menepukan tangannya.

***
Wkwkwkwk..ngebut banget ini ngetik #temanberbuka cuma punya waktu sejam gegara lupa belum nulis ini wkwk

Maaf kalau gaje ya hahah..

Continue Reading

You'll Also Like

17.6K 1.5K 24
Kisah cinta penuh luka dan liku dari perempuan bertubuh gempal bernama Delima, dimulai dari sebuah kebohongan yang ia ciptakan sendiri hanya untuk be...
24.4K 2.4K 15
Ikatan persahabatan antara Jingga dan Ratna begitu kuat, mereka bahkan tak terpisahkan meski Ratna telah tiada. Karena rasa sayangnya juga, Ratna rel...
8.4K 616 7
Jadi ini adalah cerita mengenai aku, Nora Kayana, tentang hati, tentang suatu hubungan dan kejujuran. Seperti bagaimana aku harus menempatkan diri da...
386K 18.7K 23
'Aku melirik kewajah cowo yang ada disampingku. Mukanya sangat muda... Baby face banget sih!? Jangan-jangan dia masih 20 tahun!? JANGAN BILANG DIA A...