[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLET...

By pjy1106

148K 17.8K 4.3K

Cover Fanart cr.by Pinterest. ---- Lisa fikir Lelaki itu adalah penyelamatnya namun kenyataan mengatakan lain... More

Pengenalan
1. Hay
2. Anggoro Sibling
3. Just A Tool
4. Sahabat
5. HappyBirthDay❤
6. Nerd?
7. Meet Rival
8. Get Ready?
9. Skinship?
10. First
11. Terlindungi
12. Hilang dan Menyesal
13. Terjebak?
14. Yoyo
15. Teman Lama
16. Kacau
17.
18. Game Over
19. Deg-degan
20. Dangerous.
21. Lose Control
22. Blushing.
23. Arrogant.
24. YOU'RE MINE !
25. Who am I to you ?
26. Terancam
27. Rahasia Lisa.
28. Who Juan ?
29. Teddy in Action.
30. Egois.
30. Panas.
31. Lose Control.
32. Dua Tahun Kemudian.
33. Night With You.
34. Pertengkaran.
35. Ketakutan.
I Love U.
37. Holidays.
38. Envy.
39. Dahyuni.
40. Cara Mencintai.
41. Pillowtalk.
43. Mimpi.
42. A Little Actions.
44. Double Job.
45. Haruskah Berakhir?
46. Kosong.
47. Memory.
48. Down.
49. Mantan.
50. Beside You.
51. Retak.
Hanbin Side.
52. Mau Aku Bantu?
53. Kalau Butuh, Jangan Gengsi!
54. Jangan Suka Sama Lisa!
Good Morning.
55. Fakta.
56. Kita Baikan?
57. Don't Get Tired.
58. Lisa Dimana?
59. Anggoro Family.
60. Pengakuan Dosa.
61. Perubahan Hidup.
62. New Pages.
CHAT
63.
CHAT-O2
64. Hari Itu Tiba.
EPILOG
NEW STORY HANLIS

36. Sedikit Perhatian.

1.2K 153 34
By pjy1106

Kalian masih inget konflik-konflik cerita ini gak sih ? Ya kan tau sendiri, aku beneran gak update selama itu hehe takutnya kalian lupa.


06 Mei’20
-
-
-
-
-


"Kamu mau bawa baju berapa, bin?"

Lisa melenggang masuk kedalam kamar, membuka lemari pacarnya. Sedikit terdiam seakan-akan sedang berpikir baju apa yang cocok untuk Hanbin disana. Sementara Hanbin, lelaki itu lebih memilih merebahkan tubuhnya diatas kasur.

Memejamkan mata, membiarkan Lisa mempersiapkan semuanya.

"Bin, kamu ngga usah bawa-bawa baju ketek aja deh ya. Disana pasti banyak cewe tuh nanti kamu malah keenakan tebar pesona, ck."

Lisa mengambil beberapa buah kaus tangan pendek Hanbin, melipatnya dan memasukan nya ke dalam tas.

"Kolor kamu dimana? Astaga Bin, aku udah tata rapi baju-baju kamu kok sekarang udah amburadul lagi sih?" kata Lisa sedikit rewel, Hanbin meraih bantalnya. Menelungkupkan wajahnya dan dengan sengaja menutup kepalanya dengan bantal tadi. Dia sudah tau, Lisa akan mengomel jika sudah menyangkut baju-bajunya didalam lemari yang sudah berantakan.

"Hanbin, kolor kamu dimana?" tanya Lisa sedikit keras.

"Nggak tau, cari aja nggak akan jalan sendiri kok itu kolor. Paling kegulung-gulung sama baju lain." jawab Hanbin seadanya dengan suara sedikit teredam bantal.

"Jorok banget kamu tuh, aku nggak ngerti lagi deh kalau isi lemari nggak aku pantau dan aku beresin seminggu sekali. Mau jadi apa ini baju-baju kamu?" omel Lisa, gadis itu menoleh melihat Hanbin yang seakan-akan tidak terganggu oleh omelanya. "...dasar babon berjalan, bersyukur kamu punya pacar sekaligus babu kayak aku gini." lanjutnya dengan bibir sedikit dimajukan, sebal.

Hanbin terkikik geli, menahan tawanya. Dia sudah biasa mendapat omelan dari Lisa perihal isi lemarinya yang memang selalu tidak tertata rapi. Lelaki itu menerima segala sumpah serapah Lisa, karena memang benar itu kesalahanya.

"Ya ampun! Kenapa kolor sama kaus dalem yang udah bolong gini masih kamu koleksi sih bin?" pekik Lisa, sembari mengacungkang sebuah kolor berwarna navy yang terdapat bolongan di bagian depan dan belakangnya.

.....punya mu setajem apa sih sampai dalaman kamu bolong gini semua?"

Hanbin tertawa renyah, dia tidak bisa lagi menahan tawanya. Melempar bantal itu kearah Lisa yang kini memberenggut lucu.

"Kamu tuh bawel banget sih hahaha."

"Gimana nggak bawel, orang nya kayak kamu ya aku bawelin!" sungut Lisa semangat, "terus ini maksudnya apa? Masih pake di koleksi, kasian burung kamu kedinginan kalau kamu paksain pake."

Hanbin kembali tertawa. "Ya udah kamu buang, atau nggak kamu bekal aja ke apart-mu biar kalau kangen aku kamu pandangin tuh kolor."

Lisa mendengus mendengar perkataan Hanbin, dia melempar celana dalam Hanbin pas mengenai muka pria itu. "Buat lap ingus kamu aja!" ucapnya asal.

Hanbin berjalan kearah Lisa, melingkarkan tanganya pada perut gadis itu. Dia masih terkekeh geli melihat wajah Lisa yang sudah memerah seakan-akan ingin mencakar Hanbin saat itu juga.

"Jelek banget kalau lagi ngambek." goda Hanbin.

Lisa berdecak, "Diem deh ah! Awas, aku mau beresin isi lemari kamu. Nambah-nambahin kerjaanku aja sih!"

Sebuah kecupan mendarat di leher mulus Lisa, membuat Lisa secara refleks mencubit tangan kekar yang bertengger di perutnya.

"Nggak usah macem-macem! Awas Bin elah ini badan kamu segede babon gini, berat astaga!"

Hanbin tersenyum, dia malah mengeratkan pelukan itu dan menekan dagunya di pundak Lisa. "Bentar doang." rengeknya seperti anak kecil.

Lisa menghela nafas, "Jangan aneh-aneh deh, ini udah malem besok harus berangkat subuh dan baju kamu ini belum selesai aku packing. Lemari mu juga udah minta aku jamah, jadi mending sekarang kamu balik badan terus tidur!"

"Bentar doang, Lis."

"NGGAK!" kekeh Lisa tegas.

"Ah elah, lemari doang yang dijamah. Padahal ada yang lebih butuh buat di jamah!" Hanbin bersungut, memanyunkan bibirnya sebal.

"Hanbin! Dah sana balik kasur ah nggak usah ganggu!"

"Dih jutek banget sih nyonya, nggak aku jatahin tau rasa."

Lisa berbalik, menatap Hanbin tidak percaya. Gadis itu menukikan alisnya mencemooh perkataan Hanbin yang terdengar bodoh.

"Heh Tuan Anggoro, kamu ngancem-ngancem aku tentang jatahan, ngga salah?" ucap Lisa seraya menunjuk-nunjuk dada Hanbin dengan jarinya. "Yang ada kamu yang mohon-mohon. Kaya tadi, dih bapak suka ngada-ngada."

Hanbin tergelak lagi, mencium bibir Lisa sekilas dan melesat pergi kearah ranjang.

"Jangan diberesin aja dulu deh sa, kamu kalau udah packing langsung tidur aja. Nggak usah begadang."

"Nggak, mataku gatel lihat baju kamu nggak beraturan begini. Heran lagian kamu tuh kalau ambil baju kayak gimana sih, Bin? Bisa-bisa nya sampai amburadul gini."

"Ya aku ambil pakai tangan lah, masa pakai mulut."

"Terserah deh, mas. Pusing aku debat sama kamu nggak akan berujung."

✴✴✴

"Woy! Melek anjir, mau berlibur nih tuh mata masih aja loyo." teriak June, pria itu dengan jahil menggeplak kepala Chan, Dikei, Yoyo, Bobby dan Jay bergantian.

Kelima pria itu memang terduduk lemah diundakan tangga, matanya masih terpejam. Ya pantas saja, ini masih jam 4 subuh dan mereka sudah harus menunggu mobil diluar dengan udara yang sangat dingin.

"Berisik babi, gue baru tidur satu jam udah di grebek disuruh beres-beres." cerocos Yoyo kesal.

"Ngapain juga tidur subuh, udah tau ada acara kita. Bodoh kok dipiara sih yoo..yoo!" jawab June dengan gelengan kepala yang di dramatisir diakhir kalimat.

"Heh onta arab! Kita baru selesain lagu baru yang Hanbin buat. Emang nya lo, malah nganget sama Rose. Taubat June taubat, bentar lagi kiamat masih aja kumpul kebo!" Jay menyela, dengan sedikit tendangan di kaki June. Membuat pria itu meringis dan mata melotot tidak terima.

"Halah, kerajinan amat lo pada. Biasanya juga nggak pernah mau ikut-ikutan, cuma terima beres doang."

"Sa, Hanbin mana?" Bobby sedikit berteriak ketika manik nya menatap Lisa yang berjalan sendirian ke arah mereka. Lisa tidak menjawab, gadis itu menggertakan giginya merasa udara dingin dini hari ini membuat tulangnya membeku.

"Woy Sa elah, cantik-cantik congek." gerutu Bobby sebal.

"Nggak usah ngatain cewek gue, nggos!" seru Hanbin yang sedikit berlari menyusul Lisa dengan ransel dan sebuah tas berwarna pink di tanganya.

Hanbin melirik Lisa yang terlihat menggigil, dia berdecak pelan. "Bandel, dibilangin mandi pakai air anget malah air dingin. Gini kan jadinya."

Hanbin duduk diundakan tangga menyusul teman-temanya yang lain. Menarik Lisa agar terduduk di undakan tangga bawah. Memposisikan gadis itu diantara kedua kakinya, tanganya melingkar memeluk tubuh Lisa dari belakang, dengan dagu yang bertengger dipuncak kepala gadisnya itu.

"Dingin banget, Bin." gumam Lisa.

"Tau, makanya diem biar anget. Nggak lucu mau liburan, disana kamu malah flue." kata Hanbin sedikit jutek. Lelaki itu kesal dengan keras kepala gadisnya yang merengek gerah dan mandi dengan air dingin, padahal udara di luar dini hari seperti ini akan sangat menusuk.

"Lha si Lisa kenapa?" tanya Jisya, membuat semua mata yang berada disana menatap Lisa bertanya. Gadis itu hanya menggeleng lemah, menyandarkan tubuhnya pada dada Hanbin mencari kehangatan dari pria itu.

"Biasa, nyonya kumat bandelnya. Jadi begini, subuh-subuh mandi air dingin memang pinter ini anaknya mamah Dara." sindir Hanbin. Lisa berdecak, mencubit tangan Hanbin pelan.

"Berisik, Bin." gumam Lisa.

"Ini lagian mobilnya lama amat sih, nggak tau apa udah membeku begi——nah tuh panjang umur." seru Rose.

Para pria itu berdiri, mengambil ransel-ransel miliknya bersiap menatanya di bagasi.

Mini Bus yang mereka sewa berhenti, June dan Bobby menata ranselnya dibagasi dengan sedikit bantuan dari pak sopir. Sementar yang lain, mereka satu persatu masuk kedalam mobil termasuk Lisa.

Gadis itu berjalan pelan, mengambil kursi dekat jendela. Maniknya menatap Hanbin yang kini sedang mengobrol dengan Pak supir, mungkin membicarakan rute yang akan mereka ambil. Namun alisnya menukik penasaran ketika Hanbin memainkan ponselnya, seperti membalas sebuah pesan dengan senyuman samar di bibirnya.

Siapa yang mengirim pesan dini hari seperti ini pada Hanbin?

Lisa mengalihkan pandanganya ketika Hanbin mendongak, gadis itu berpura-pura memejamkan mata dan bersander di senderan kursi. Lisa menormalkan detak jantungnya, berusaha berpikir positif agar semuanya baik-baik saja.

Pikirnya, tidak baik jika suatu hubungan terus-terusan direcoki dengan sebuah kecurigaan atau tidak percaya satu sama lain.

Tapi jauh didalam lubuk hatinya, Lisa penasaran. Terlebih melihat respon Hanbin yang tidak biasa.

"Jangan tidur dong, belum juga berangkat." suara Hanbin membuat Lisa tersentak, gadis itu membuka matanya dan mendapati Hanbin yang sudah duduk manis disampingnya.

"Masih dingin?" tanya Hanbin, dia membawa Lisa kedalam pelukanya. Menggenggam tangan gadis itu, menggosok-gosok tanganya pelan agar Lisa-nya hangat.

"Udah nggak kalau dipeluk begini." jawab Lisa.

"OH, jadi nyonya lagi modus?" tanya Hanbin sambil mengerling jahil, Lisa hanya terkekeh dan merapatkan badanya pada tubuh Hanbin.

Memejamkan mata, pikiran Lisa melayang. Perihal Hanbin, lelaki itu memang terlihat kasar, cuek dan tidak suka berbasa-basi. Apalagi berkata manis, itu bukan Hanbin banget.

Terkadang Lisa ragu tentang perasaan Hanbin terhadapnya. Hanbin tidak pernah mengatakan dengan sengaja bahwa dia menyayangi Lisa, tidak pernah berkata dia merindukan Lisa. Tetapi, semua keraguan itu seakan sirna jika Hanbin sudah bersikap seperti ini.

Memberikan perhatian dengan tindakan, bukan kata-kata atau gombalan.

Lisa merasa lega, tapi kembali lagi. Ada kalanya wanita butuh perkataan juga, dan itu seolah-olah menjadi racun untuk Lisa sendiri. Akhirnya, gadis itu selalu saja insecure, nething dan bahkan marah-marah tidak jelas.

"Hanbin, I love you!" gumam Lisa.

Tidak ada jawaban dari Hanbin, lelaki itu hanya mengangguk dan menepuk lengan Lisa pelan.

"Udah tidur, nanti di rest area aku bangunin buat sarapan."

Lisa tersenyum miring, menganggukan kepalanya dan memeluk Hanbin lebih erat.

Tidak apa-apa, dia masih mau bertahan.

▶TBC◀

Nggak ada feelnya part ini, maklum aku nya jomblo udah lumutan jadi udah amnesia gimana rasanya dimanisin cowo hahaha

Continue Reading

You'll Also Like

51.9K 16.1K 35
Pera dan Hickory bergabung menjadi tim eksplorasi Winter Hunting yang ke-54. Mereka dibekali ilmu perburuan, pengetahuan tentang alam, dan mendapatka...
50.7K 6.9K 40
[M]⚠️ | Fanfiction • Dark romance CERITA INI MENGANDUNG TINDAK KEKERASAN, BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR. HARAP BIJAK DALAM MEMBACA. Setelah bosan menj...
2.9K 696 14
Berawal bertemu di suatu tempat dan tanpa di sadari dapat menumbuhkan rasa cinta? Kanaga Arkatama seorang pria remaja yang terjebak dalam permainan c...
322K 25.9K 31
Cerita ini dalam mode private. She wanted to adopt that baby, so she got married with a stranger.