Turn (Never lose hope)

By Alqishthi

346K 34.4K 3.8K

"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Give Away (Turn)
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
Bab 53
Pengumuman Give Away
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Bab 58
Penting untuk di baca
Bab 59
Bab 60
Bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 66
Bab 67
Bab 68
Bab 69
Bab 70
Bab 71
Bab 72
Bab 73
Bab 74
Bab 75
Bab 76
Bab 77
78
Bab 79
Bab 80
Bab 81
Bab 83
Bab 84
Bab 85
Bab 86
Bab 87(Last)
Extra Part
Extra part 2
😌
New Story
πŸ˜‡πŸ˜‡πŸ˜‡
Turn move
PO (Loveless)
The Author
SKY
La VendettaπŸ’œ
Another Lemon Tree
Kutoroka
Level 2

Bab 82

3.3K 397 25
By Alqishthi

Berulang kali Monica mengadukan kepalanya ke atas meja makannya. Ia masih belajar dengan di temani oleh Adele dan Dimas.

"Aku tidak bisa.." Rengek Monica

"Apa kamu akan menyerah secepat itu?"

Monica dengan cepat mengangkat kepalanya lalu menoleh ke sumber suara. Tanpa aba-aba Monica langsung saja bangkit dan berlari untuk memeluk Richard.

Richard tersenyum lebar,tubuhnya sempat sedikit limbung karna di tabrak cukup kencang oleh Monica.

"Rindu sekali dengan ku hmm?"

Monica mengangguk dalam pelukannya. Richard hanya membalas pelukan istrinya.

Monica tiba-tiba saja melepas pelukannya lalu memukuli Richard.

"Kamu bilang cuma 3 hari! Ini satu minggu tau! Satu minggu itu 7 hari" omel Monica

Richard tersenyum tak enak. "Im so sorry. Aku sudah ceritakan alasannya.."

"Tetap saja.. Kamu selalu ingkar janji! Kamu juga bilang aku boleh telfon kapan saja!"

"Aku tidak melarang"

"Iya tapi kamu tidak angkat!"

Richard menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Oke sorry..tapi apa kamu mau terus memarahi ku di depan dua pegawai ku."

Monica menoleh ke arah Adele dan Dimas.

"Kalian berdua pulang lah. Aku ingin memarahi suami ku" ucap Monica

"Cie yang punya suami" ledek Richard yang kakinya langsung di injak Monica.

"Ahh.. Sakit" keluh Richard

"Biar!" Rajuk Monica.

Monica berjalan menuju dapur. "Kalian tunggu sebentar jangan pulang dulu.." Ucap Monica.

Adele dan Dimas yang sudah rapi pun menunggu Monica. Richard mendekat kepada keduanya.

"Bagaimana pekerjaan kalian, ada masalah?"

Adele dan Dimas serempak menggeleng.

"Apa susah bekerja dengan istri ku?"

"Tidak sama sekali pak" jawab Adele yang di berikan anggukan setuju oleh Dimas.

Richard mengangguk dan tersenyum.

"Lebih susah kerja dengan ku atau dengan Monica?"

"Pak Richard tentu saja" jawab Dimas polos yang langsung di berikan peringatan oleh Adele.

"Kau mengingatkan ku dengan adik ku." Ucap Richard

Monica muncul kembali dengan dua bingkisan plastik di tangannya.

"Ini bawalah.. Kalian hati-hati. Terimakasih untuk hari ini" ucap Monica.

Adele dan Dimas menerima plastik yang di berikan Monica.

"Terimakasih banyak bu" ucap Adele

Monica menganggukan kepalanya.

"Terimakasih bu.." Ucap Dimas

Monica mengangguk lagi. "Sudah pulang kalian. Sudah malam.." Ucap Monica.

Adele dan Dimas pun berjalan keluar dari apartemen Monica.

"Wah perhatian sekali istri ku ini.. "

"Aku memang perhatian..baik dan cantik" ucap Monica

Richard menganggukan kepalanya. "Ya hanya sedikit cubby.."

Monica membalik tubuhnya dan menatap Richard galak.

"Gendut maksud mu?!"

Richard meringis takut pada Monica

"Oh..mau sama wanita-wanita langsing mu itu? Sana..sana keluar. Ini apartement ku.."

"Bercanda sayang.."

"Bercanda saja sama mantan-mantan mu itu.." Ucap Monica dan meninggalkan Richard. Monica masuk ke dalam kamar yang kemudian di susul oleh Richard

"Maaf..." Ucap Richard yang terus mengekori Monica. Monica membuka lemari yang ada di kamarnya lalu memberikan handuk kepada Richard.

"Mandi sana.."

"Temenin.." Rayu Richard

"Mau aku mandiin? Mau aku panggil pengurus masjid sekalian ngga?"

Richard mencebik. "Kejam sekali.. Iya-iya aku mandi."

Richard pun berjalan menuju kamar mandi. Sambil terus mencibir.

...
...

Meja makan yang tadi di penuhi buku,kini sudah di ganti dengan masakan ala kadarnya ala Monica. Richard yang sudah selesai mandi keluar dari kamar dan memeluk istrinya yang sedang merapikan piring dari belakang.

"Sudah selesai?"

Richard mengangguk manja.

"Duduklah.. Aku sudah menyiapkan makan malam."

Richard menggeleng. "Aku ingin mengisi ulang tenaga ku dulu" ucap Richard dan memejamkan matanya.

Monica tak menyauti hanya membiarkan suaminya memeluk dirinya seperti itu.

"Apa pekerjaan di sana sudah selesai?"

Richard menggeleng. "Masih banyak..sangat banyak.."

"Terus?"

"Tapi aku rindu dengan istri ku.. Ikut aku ke singapur yuk.." Ucap Richard

Monica mengusap tangan Richard lalu kembali meminta Richard untuk duduk. Bukannya duduk Richard justru semakin mengeratkan pelukannya.

"Harusnya kita pergi honeymoon.."

"Sabar..nanti ada waktunya.. Kita selesaikan masalah ini dulu" ucap Monica

Richard menghela napasnya, Ia melepaskan pelukannya lalu duduk di kursi. Monica akan kembali ke dapur namun Richard menahan tangan Monica.

Monica pun mendekat pada suaminya. Ia menyentuh rambut suaminya yang masih basah.

"Kamu tidak mengeringkannya?" Tanya Monica.

Richard menggeleng Ia memeluk pinggang Monica dan menyandarkan kepalanya di sana. Monica tersenyum dan mengusap kepala Richard dengan penuh sayang.

"Aku benar-benar merindukan mu"

"Aku juga.. " jawab Monica

"Maaf ya membuat mu susah selama aku pergi. Maaf juga aku tidak menepati janji ku."

Monica mengangguk. "Aku yang kurang berusaha saja. Aku tidak melakukannya dengan sepenuh hati. Padahal aku juga sudah janji untuk membantu mu."

Richard melepas pelukannya. Lalu mendongakkan kepalanya menatap Monica.

"Bertahan dengan ku ya.."

Monica menangkup wajah Richard.

"Rich.. Perjuangan kita untuk sampai sini itu tidak mudah. Jadi aku tidak akan melepaskan mu begitu saja. Aku pasti akan bertahan dengan mu" ucap Monica

Richard menganggukan kepalanya dengan lucunya.

"Aku akan tetap bolak balik ke singapur dan Indonesia untuk sementara.."

Monica menganggukan kepalanya. "Aku akan menunggu pulang.."

"Aku mungkin akan lebih sibuk dengan kerjaan ku"

"Aku akan menunggu mu sampai punya waktu untuk mengabari ku" jawab Monica

"Dengan ke adaan yang seperti ini. Di saat Lusi baru mengumumkan hubungan kita yang berakhir aku tidak mungkin mengumumkan pernikahan kita"

Monica mengangguk lagi. "Kalau gitu aku akan menunggu, sampai semua siap"

Richard tersenyum tipis.
"Thanks.."

"Sama-sama..sekarang apakah bisa lepaskan tangan mu? Aku harus mengambil piring."

Richard pun melepaskan tangannya.

"Menggemaskan sekali Richard yang seperti ini" ucap Monica yang masih menangkup wajah Richard. Ia mengecup bibir Richard lalu kembali ke dapur untuk mengambil piring.

...
...

Monica sedang melakukan aktivitas malam sebelum tidurnya. Mengoleskan beberapa krim perawatan lalu menyisiri rambutnya. Sedangkan Richard sudah berada di kasur dengan tangan tangan yang masih memegang ponsel untuk Ia mainkan games.

"Kamu sejak kapan suka pake-pake krim gitu?" Tanya Richard yang terus menatap ponselnya.

"Sejak jadi istri kamu.."

"Kenapa gitu?"

"Harus menjaga kecantikan. Biar mata kamu yang jelalatan itu ngga mampir-mampir ke cewe lain."

Richard tertawa kecil mendengar jawaban istrinya itu.

"Aku cinta kamu apa adanya kok.." Ucap Richard

"Halah..omong kosong. Tadi aja kamu ngatain aku cubby. Maksud kamu biar aku diet kan.."

"Ya Tuhan.. Masih aja dendam yang tadi."

"Iyalah.. " ucap Monica yang sudah selesai melakukan aktivitasnya lalu berjalan menuju kasur.

Monica menarik paksa ponsel Richard.

"Yah.. Yang.."

"Kamu pilih aku apa ponsel kamu?"

"Ya.. Kamu lah. Tapi kan tanggung itu. Nanti kalau kalah skor ku berkurang banyak.." Ucap Richard dan mencoba mengambil ponselnya.

"Ohh..jadi mau tetep gamenya..?"

Richard menarik tangannya sendiri, dan membenarkan posisinya.

"Engga.. Pilih kamu aja.." Ucap Richard.

Monica pun mematikan ponsel Richard dan meletakan di nakas dekat kasurnya.

"Kamu tuh baru ketemu aku setelah seminggu loh.. Kamu harusnya fokus ke aku aja.. Hp kamu kan setiap hari kamu bawa.."

"Iya..iya maaf.. Udah sini-sini" ucap Richard yang kemudian menarik istrinya kedalam pelukan. Monica tak menolak meskipun tetap mengomel.

"Kalau cinta banget sama hp kamu..nikah aja sama hp"

Richard pun membiarkan istrinya untuk memarahinya. Hanya itu cara paling mudah meredam kemarahan sang istri yaitu dengan mengakui semua kesalahannya.

"Iya.. Udah ya aku minta maaf. Salag aku memang.." Ucap Richard.

"Emang.."

Richard menganggukan kepalanya. Monica mengeratkan pelukannya dan bersandar pada Richard dan mulai memejamkan matanya.

"Ohh iya aku lupa kasih tau kamu sesuatu.."

"Apa?" Tanya Monica

"Besok kita ke rumah mommy ya. Oma sudah datang di indonesia dan ingin bertemu dengan mu" ucap Richard

Mata Monica kembali terbuka dan kini sedikit menjauhkan tubuhnya agar bisa melihat wajah suaminya.

"Apa oma mu galak? Apa oma mu akan menerima ku?"

"Euhmm.. Oma pasti akan menerima mu seperti mommy melakulannya. Cuma.."

"Cuma apa?"

"Cuma ya memang galak dan menyebalkan. Lebih dari mommy." Ucap Richard

Monica menghela napasnya.

Richard mengusap kepala Monica lembut.

"Its oke... Kamu pasti bisa menghadapi oma.."

Monica menatap Richard sesaat sebelum akhirnya mengangguk.

"Pikirkan besok.. Sekarang kita tidur dulu.." Ucap Monica dan kembali merebahkan kepalanya di dada Richard

"Sayang.." Panggil Richard manja.

"Ehmm.."

Tangan Richard memainkan rambut Panjang Monica. "Apa kamu benar-benar lelah dan mau tidur?"

Monica menahan tawanya. Ia kembali mendongakan wajahnya.

"Memang kalau tidak tidur mau apa.."

Richard tak mengatakan apapun. Hanya memainkan jarinya pada wajah Monica dan tersenyum seduktif.

"Apa?"

"Itu..."

"Apa?"

"Kamu.."

"Iya aku kenapa?" Ledek Monica

"Oh ayolah.. Aku rindu sekali dengan mu" ucap Richard uring-uringan.

"Apasih.. Ngga tau aku." Ucap Monica dan membalikam tubuhnya memunggungi Richard. Setengah mati Ia menahan senyumnya sendiri. Mendapati Richard yang uring-uringan.

Richard tak menyerah Ia mendekat lagi pada Monica dan memeluk dari belakang.

"Sayang..ayo.."

"Ayo apa..? Udah kamu tidur"

Richard menggeleng. Kepalanya Ia tempelkan manja pada lengan Monica.

"Kamu ngapain sih kaya gini. Kaya anak kucing tau ngga.."

"Ya ayo makannya.." Ucap Richard

Monica merebahkan tubuhnya. Kini wajahnya berada tepat di bawah wajah Richard.

"Ayo..ayo..ayo"

"Ngga ah.. Aku kan ngga cantik. Ngga langsing"

"Ahh.. Jangan gitu ah. Kamu dendaman banget sih"

"Memang pendendam.." Sahut Monica.

Richard meletkan wajahnya pada wajah Monica.

"Sayang.. Jangan gitu.. Aku kan udah minta maaf.."

"Ehmm..gimana ya?"

Richard kembali mengangkat wajahnya dan memberikan tatapan memohon.

"Okey.. Matikan lampunya.."ucap Monica

"Yes.." Ucap Richard dan dengan semangat mencari saklar lampu. Untuk mematikan lampu utama dan menukarnya dengan lampu tidur. Monica hanya bisa menatap geli tingkah suaminya itu.

...
...

Mobil Denis berhenti di depan gang dekat rumah Magisa. Ia ikut turun menemani Magis menuju rumahnya.

"Kamu yakin mau terus tinggal di sini sendiri?" Tanya Denis

Magisa mengangguk mantap. "Mba Monic udah nawarin aku berkali-kali untuk tinggal di apartement saja. Tapi aku benar-benar lebih nyaman di sini"

"Tapi kamu perempuan dan sendiri" ucap Denis

"Its oke kak.. Aku udah gede kok."

Denis menatap Magisa,kemudian menganggukan kepalanya.

"Aku kadang lupa.. Rasanya masih seperti melihat mu saat SMP." Ucap Denis

"Aku udah dewasa tau!" Rajuk Magisa

Denis mengangguk lagi. Ia mengusap kepala Magisa dengan lembut dan tersenyum.

"Ah ya.. Willy masih sering mengantar  mu?"

Magisa menganggukan kepalanya.

"Syukurlah.. Oke sudah sampai. Kamu masuk dan istirahat" ucap Denis.

Mereka berdua berhenti di depan rumah Magisa.

"Aku pulang ya.."

Magisa menganggukan kepalanya.

"Kalau ada apa-apa.."

"Aku tau kak.. Hubungi kakak, Mba Monica atau kak Richard kan?"

Denis tersenyum dan mengangguk.

"Masuk sana.."

"Kaka pulang dulu saja.. " ucap Magisa

Denis menatap Magisa lagi. Memastikan sekali lagi bahwa Magisa akan baik-baik saja.

"Yaudah aku pulang.. " ucap Denis dan meninggalkan Magisa yang masih berdiri di tempatnya melambai pada Denis yang masih sempat membalas lambaian Magisa sebelum Ia menghilang di luar gang. Magisa tersenyum senang. Ia bahkan masih di tempatnya meski Denis sudah tak nampak.

"Bola matamu nyaris keluar itu"

Magisa langsung terlonjak kaget mendengar suara yang tiba-tiba muncul itu. Magisa menoleh cepat pada Willy yang ada di belakangnya.

"Kaget tau!"

"Sorry.." Ucap Willy ringan.

"Kaka ngapain sih di sini? Nongol tiba-tiba gitu lagi."

"Memastikan kamu pulang dengan selamat tentu saja. Aku kan harus membuat laporan.. "

Magisa menghela napasnya.  "Terus kaka dimana tadi?"

Willy menunjuk pos ronda dengan wajahnya.

"Nonton bola di sana.."

"Kak.. Sepertinya kaka tidak perlu lagi memastikan ku deh" ucap Magisa

Willy nampak berfikir. "Sepertinya juga begitu. Akan aku tanyakan pada kaka ipar mu nanti" ucap Willy

Magisa hanya menggelengkan kepalanya. Sungguh sulit bicara dengan orang seperti Willy.

"Kaka sudah makan?" Tanya Magisa

"Sudah.. Tadi aku beli martabak untuk mereka yang jaga pos juga."

Magisa mengangguk mengerti.

"Mau masuk?"

Willy menggeleng. "Aku mau pulang. Aku ngantuk. Kamu masuk dan tidurlah. Kalau ada apa-apa ingat kabari kaka Denis mu" ucap Willy

"I know! Aku juga tidak akan menghubungi kaka."

Willy menganggukan kepalanya. Ia mengeluarkan marshmallow dari kantungnya.

"Mau?" Tawar Willy

"Tidak"

"Syukurlah.  Ini marshmallow  terakhir ku hari ini.  Sudah ya aku pulang.  Bye adik Ipar.. " ucap Willy Dan mengacak-acak rambut Magisa.

Magisa menampik tangan Willy. "Bisa ngga usah rese ngga?"

"Emm.. Akan aku pikirkan sudah sana masuk"

"Kaka duluan saja pergi"

"No.. Aku harus memastikan kamu sampai rumah. Dan ini belum rumah mu"

"Ishh.. Ribet. Yasudah tunggu di sini saja sekalian. Bye!" Ucap Magisa dan kemudian masuk ke dalam rumah.

Willy masih berdiri di sana. Ia menunggu di depan rumah Magisa. Hingga sepuluh menit dan mendapati lampu luar sudah menyala sedangkan lampu ruang tamu sudah nampak di matikan barulah Willy meninggalkan rumah Magisa.

***

Yuhuu..  #temansahur hari ini ngga telat dong ya wkwkw 😂😂😂

Continue Reading

You'll Also Like

389K 18.1K 34
Ada seperti tak ada Tampak seperti tak nampak Nyata seperti tak nyata. Hidup namun seperti bayangan. Entah memang pernah diharapkan atau tidak. Had...
386K 18.7K 23
'Aku melirik kewajah cowo yang ada disampingku. Mukanya sangat muda... Baby face banget sih!? Jangan-jangan dia masih 20 tahun!? JANGAN BILANG DIA A...
143K 5.6K 46
Selalu ada balasan di setiap luka yang kau buat. Sadar ataupun tidak, kita hanya mementingkan keinginan diri tanpa memikirkan rasa orang lain. Atau m...
7.1M 370K 46
Daisy Mahesa, seorang model terkenal. Ia juga merupakan putri tunggal dari keluarga Mahesa. Menjadi seorang model merupakan mimpinya, namun sayang ka...