Turn (Never lose hope)

By Alqishthi

346K 34.4K 3.8K

"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Give Away (Turn)
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
Bab 53
Pengumuman Give Away
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Bab 58
Penting untuk di baca
Bab 59
Bab 60
Bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 66
Bab 67
Bab 68
Bab 69
Bab 70
Bab 71
Bab 72
Bab 73
Bab 74
Bab 75
Bab 76
Bab 77
78
Bab 79
Bab 80
Bab 81
Bab 82
Bab 83
Bab 84
Bab 85
Bab 86
Bab 87(Last)
Extra Part
Extra part 2
😌
New Story
πŸ˜‡πŸ˜‡πŸ˜‡
Turn move
PO (Loveless)
The Author
SKY
La VendettaπŸ’œ
Another Lemon Tree
Kutoroka
Level 2

Bab 15

3.3K 315 22
By Alqishthi

Bel apartemen Risa berbunyi,dengan cepat Risa berlari menuju pintu. Namun yang Ia temui hanya Richard yang sudah membawa satu plastik makanan.

"Kamu order junk food lagi?" Tanya Risa

Richard mengangguk,

"Ngga..ngga boleh. Kamu ngga boleh makan ini" ucap Risa dan merebut makanan Richard.

"Apa lagi sekarang? Aku ngga boleh makan juga?"

Risa mengangguk, "ngga boleh makan ini. Aku akan masak"

Richard akan merebut makanannya namun Risa berlari dan membuang makanan itu.

"Ya!"

"Aku akan masak untuk kamu. Ayo antar aku belanja" ucap Risa

"Never" ucap Richard dan berjalan menuju sofa lalu merebahkan dirinya di sana.
Risa mengekori Richard, "ayo ih.. "

"Aku lelah. Aku bekerja dari senin sampai jumat. Lalu sabtu dan minggu ku, aku relakan untuk ke Indonesia hanya untuk tidur di atas sofa yang sangat tidak nyaman ini"

Risa mencebikkan wajahnya, yang sungguh nampak gemas. Ia duduk di pinggir sofa.

"Ayo.."

"No"

"Salah mu kan, tidak mau menikahi ku. Kalau kamu menikahi ku, aku bisa tinggal di singapur dengan mu jadi kamu tidak perlu ke Indonesia dan kita bisa tidur satu kamar"

Richard tak memperdulikan Risa, Ia memilih melipat tangannya dan memejamkan matanya.

"Richard.. "

Richard masih tetap mengabaikan Risa.

Risa menusuk-nusuk pipi Richard dengan jarinya.

"Ayo, aku lapar" Rengek Risa. Richard tetap bergeming.

Risa pun berdiri dari sofa. "Yaudah kalau kamu ngga mau anter aku telfon seketaris ganteng ku saja"

Richard masih tetap dalam posisinya. Risa pun menempelkan ponselnya pada telinga untuk menghubungi Dimas.

"Halo Dimas, kamu bisa ke apartemen saya sekarang? // Saya ingin ke.." ucap Risa terputus karna ponselnya yang di rebut oleh Richard.

Risa tersenyum senang, Ia merasa menang kali ini. Richard menatap ponsel Risa yang tidak menelfon siapapun.

"Kamu cemburu?" Ledek Risa

Richard menghela napasnya, dari mana Risa bisa berkata seperti itu. Dia adalah seorang Richard Mahendra. Meskipun Risa cantik tapi Ia tetap bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih cantik dari Risa. Ia sama sekali tak pernah memiliki perasaan yang Risa sebutkan itu. Dengan siapapun apalagi dengan Risa.

"Aku tidak suka kamu menganggu waktu orang lain"

Risa tersenyum dan mengangguk "aku tau.. aku tau kamu sebaik itu.. kamu bahkan memindahkan ku ke kamar. Kamu juga meminta Adele untuk mengantar ku berobat.."

"Aku hanya tidak ingin di ganggu kalau kamu sakit lagi"

"Apa sulit sekali mengaku kalau kamu khawatir di depan kekasih mu hah?"

"Itu karna aku tidak khawatir. Kamu bisa menjaga diri mu sendiri selama ini. Dan itu yang membuat ku memacari mu. Aku sedang pertimbangkan apa kamu masih bisa jadi kekasih ku?" Ucap Richard dan meninggalkan Risa.

Risa terdiam di tempatnya. Entah mengapa ucapan Richard cukup menyakitinya. Bukankah Ia kekasihnya? Mengapa Richard justru nampak membencinya.

Richard sudah mengenakan jaket, Ia mengantongi ponsel juga dompetnya.

"Ayo cepat"

"Apa?" Tanya Risa

"Tidak jadi pergi?"

"Jadi, aku siap-siap dulu"

"Lebih dari 5 menit aku tidak jadi pergi" ucap Richard

Dengan cepat Risa berlari ke kamarnya.

***
Keadaan di dalam mobil cukup hening, karna tidak ada satupun yang bicara baik Risa ataupun Richard.
Risa terus menatap keluar, Ia tersenyum tipis melihat halte busway yang dulu menjadi teman sehari-harinya. Sekarang Ia berada dalam mobil mewah di supiri oleh supir yang tak kalah mewah.

Benar, sudah satu minggu lebih Ia menjalani hidup sebagai Risa. Ia bahkan tidak tau apa yang terjadi di kehidupan lamanya. Orang-orang yang berada di dalamnya. Apa mereka pun ikut menghilang atau bagaimana? Dan dimanakah sosok asli Risa saat ini. Apa wanita itu masuk ke tubuhnya atau apa? Semua ini memang aneh. Terasa seperti mimpi,namun Ia tetap tak ingin terbangun jika ini hanya mimpi. 

"Jadi kamu mau ke supermarket mana Risa?" Tanya Richard

"Euhm..mana saja." Jawab Risa yang masih terus menatap halte-halte busway yang Ia lewati.

Hatinya mendadak terasa sakit, saat Ia membayangkan bagaimana Ia dan denis sering pergi bersama dengan Bus.

"Apa yang sedang di lakukan pria jahat itu? Apa dia bahagia? Dia pasti kerepotan tanpa mainannya" gumam Risa pelan. Matanya sudah berkaca-kaca. Ia sangat marah pada Denis dan tentu kecewa.

"Kenapa?" Tanya Richard

"Ah..ohh.. engga. Aku lagi berfikir sesuatu" ucap Risa dan memaksakan diri untuk tersenyum.

"Nyalain musik ya" ucap Risa dan akan memutar Radio dari headunit di mobil Richard.

"Aku tidak bisa menyetir dengan suara musik atau radio. Aku sudah pernau bilang padamu kan"

"Ahh.." Risa mengangguk. "Aku lupa sepertinya..maaf" ucap Risa.

Kini Ia hanya menatap lurus ke arah depan. Pikirannya masih di penuhi tentang Denis dan juga Risa. Sepertinya Ia mulai mengerti mengapa Richard belakangan ini mendadak terkesan membencinya. Itu pasti karna Richard bisa merasakan kalau dia bukanlah Risa yang asli. Yang tau banyak hal tentang Richard, yang tenang, yang mandiri, yang tidak kolot sepertinya.

"Biasanya kamu sering memanggil ku sayang, sekarang aku nyaris tidak pernah dengar"ucap Risa tanpa menatap Richard. Ia tak tau mengapa ia bisa mengatakan itu pada Richard.

"Kan kamu yang minta aku ngga boleh panggil itu.."

Risa mendadak tersenyum, Ia menoleh dengan cepat kepada Richard.

"Ah..benar. kamu ngga manggil aku sayang karna aku yang ngga bolehin kan? Bukan karna kamu ngga cinta sama aku lagi kan?" Tanya Risa antusias.

Richard menoleh sebentar kepada Risa yang kini kembali tampak Riang meski sebelumnya terus muram.

"Ngga usah di jawab. Aku tau kok kamu gengsi.. tapi kamu boleh kok panggil aku sayang lagi  " lanjut Risa

Risa mengambil ponselnya dan memotret Richard.

"Kamu mau apa?"

"Bikin status"

"Are you insane?"

"Kenapa sih selalu sebut aku gitu.. apa salahnya coba?"

"Kamu mau hubungan kita di ketahui banyak orang?"

Risa mengangguk, "ya.. aku ngga peduli risa yang dulu gimana. Tapi aku yang sekarang adalah aku. Aku akan menunjukan ke semua orang kalau Richard Mahendra kekasih ku!"

"Oke, silahkan kalau kamu ingin di singkirkan ibu ku" ucap Richard yang justru menantang Risa. Richard Sepertinya sudah mulai tau kalau Risa tak bisa di larang.

Dengan sangat optimis Risa melipatkan tangannya di depan dada.

"Its oke.. ibu mu pasti akan sangat-sangat menyukai ku.. bahkan dia akan segera menikahkan mu dengan ku. Jadi bersiaplah!" Ucap Risa mantap.

Richard tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Wah.. ternyata kamu jauh lebih tampan saat senyum ya.. apa kamu sebahagia itu akan menikah dengan ku?"

Richard tertawa kecil, "aku sedang menertawai kekonyolan mu itu. Ibu ku bukan orang yang bisa kamu taklukan seperti itu"

Risa mendekatkan dirinya pada Richard dan menatap Richard.
"Melihat dari sikap putranya seperti apa. Aku percaya ibumu tetap orang baik. Karna kalau tidak dia pasti sudah membuang mahluk seperti mu"

"Mahluk?"

"Euhm.. sejenis jelmaan Iblis" ucap Risa dan menjulurkan lidahnya meledek Richard.

***
Wajah Richard tampak kesal mengikuti Risa membawa trolley belanjaan.

Kalau saja risa tidak mengancam akan menangis di tempat umum dia pasti tidak akan mau turun dan menemani Risa belanja.

"Apa bisa lebih cepat hah? Orang-orang akan mengenali ku" Bisik Richard menahan kesal.

"Apa kamu pikir kamu artis? Kamu hanya pengusaha terkenal"

"Bagaimana kalau ada rekan kerja ku, atau teman ibuku yang melihat kita hah?"

"Bagus dong.. ibumu pasti akan memcari ku." Saut Risa yang kini sedang memilih jenis Tahu mana yang akan dia ambil.

"Apa harus di lihat selama itu?"

"Sssst.. kalau kamu terus bicara aku gak konsentrasi" saut Risa galak yang akhirnya meletakan dua tahu ke dalam Trolley.

Richard berjalan mendahului Risa, Risa mengeluarkan ponselnya dan memotret Richard.

Ia tersenyum bahagia, lalu menyusul Richard.

"Jangan cepat-cepat.. sayang" ucap Risa dan berjalan di samping Richard. Risa kini berjalan mundur dan terus tersenyum melihat kekasihnya itu.

"Apa kamu senang sekali bisa mengerjai ku?" Tanya Richard

"Aku senang.. "

"Wah selamat.."

"Aku senang bisa pergi belanja dengan kekasih ku. Dia membawakan ku trolley dan berwajah masam seperti mu karna aku menganggu hari liburnya" ucap Risa dan terus berjalan mundur.

"Kamu tau rasanya seperti sedang berada di film bergenre komedi romantis, atau Novel. Kita akan sering berantem lalu kamu luluh dan mencintaiku. Apa kamu punya masa lalu yang buruk? Apa itu? Ceritakan padaku.." ucap Risa

Richard tak menanggapi hanya terus berjalan.

"Ayo cerita, apa kekasih pertama mu meninggalkan mu? Kamu pernah di khianati? Apa orang tua mu jahat? Ah yang itu tidak mungkin. Apa kamu di paksa mengurusi perusahaan? Apa ada cita-cita mu yang tidak sampai?"

Richard terus mengabaikan ucapan Risa. Hingga Risa nyaris menabrak sesuatu dan Richard menarik Risa dengan satu tangannya.

Jarak Risa dan Richard kini cukup dekat. Risa bisa menatap langsung ke dalam mata Richard.

"Apa kamu tidak bisa jalan dengan benar?"

"Bagaimana kalau aku jatuh cinta dengan mu ?" Tanya Risa tanpa melepaskan tatapannya.

Untuk sejenak Richard merasa jantungnya berhenti sejenak. Ia benci melihat tatapan Risa yang sama sekali tidak bisa Ia tebak.

"Aku.."ucap Richard dan terhenti. Risa menatap penuh damba sebelum semuanya buyar karna jawaban Richard selanjutnya

"Lapar"

Richard melepaskan pegangannya pada pinggang Risa da meninggalkan Risa.

Risa masih mematung di tempatnya. Ia memegang dadanya yang kini terasa ada sesuatu yang berdegup kencang di sana.

Jantung ini miliknya atau milik Risa. Jantung ini berdegup cepat karna Ia yang mungkin suday jatuh hati pada Richard. Atau hanya karna jantung itu mengenali sosok pria yang sudah mengisi selama tiga tahun.

Itu degupan siapa? Risa atau Monica?

***
Nihh.. yang minta aku double up.. happy weekend

Continue Reading

You'll Also Like

24.4K 2.4K 15
Ikatan persahabatan antara Jingga dan Ratna begitu kuat, mereka bahkan tak terpisahkan meski Ratna telah tiada. Karena rasa sayangnya juga, Ratna rel...
280K 17.1K 24
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
389K 18.1K 34
Ada seperti tak ada Tampak seperti tak nampak Nyata seperti tak nyata. Hidup namun seperti bayangan. Entah memang pernah diharapkan atau tidak. Had...
42.6K 3.7K 20
Berawal dari orang yang tidak akan pernah mengenal cinta lagi sampai diri nya di jodohkan. Apa diri nya akan berubah? (End) MOHON MAAP UNTUK TYPO!!