[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLET...

By pjy1106

147K 17.8K 4.3K

Cover Fanart cr.by Pinterest. ---- Lisa fikir Lelaki itu adalah penyelamatnya namun kenyataan mengatakan lain... More

Pengenalan
1. Hay
2. Anggoro Sibling
3. Just A Tool
4. Sahabat
5. HappyBirthDay❤
6. Nerd?
7. Meet Rival
8. Get Ready?
9. Skinship?
10. First
11. Terlindungi
12. Hilang dan Menyesal
13. Terjebak?
14. Yoyo
15. Teman Lama
16. Kacau
17.
18. Game Over
19. Deg-degan
20. Dangerous.
21. Lose Control
23. Arrogant.
24. YOU'RE MINE !
25. Who am I to you ?
26. Terancam
27. Rahasia Lisa.
28. Who Juan ?
29. Teddy in Action.
30. Egois.
30. Panas.
31. Lose Control.
32. Dua Tahun Kemudian.
33. Night With You.
34. Pertengkaran.
35. Ketakutan.
I Love U.
36. Sedikit Perhatian.
37. Holidays.
38. Envy.
39. Dahyuni.
40. Cara Mencintai.
41. Pillowtalk.
43. Mimpi.
42. A Little Actions.
44. Double Job.
45. Haruskah Berakhir?
46. Kosong.
47. Memory.
48. Down.
49. Mantan.
50. Beside You.
51. Retak.
Hanbin Side.
52. Mau Aku Bantu?
53. Kalau Butuh, Jangan Gengsi!
54. Jangan Suka Sama Lisa!
Good Morning.
55. Fakta.
56. Kita Baikan?
57. Don't Get Tired.
58. Lisa Dimana?
59. Anggoro Family.
60. Pengakuan Dosa.
61. Perubahan Hidup.
62. New Pages.
CHAT
63.
CHAT-O2
64. Hari Itu Tiba.
EPILOG
NEW STORY HANLIS

22. Blushing.

2.5K 312 50
By pjy1106

Gadis itu mengerjapkan matanya perlahan, matanya menyipit menilik setiap juru kamar yang sangat asing baginya. Sedikit menguap seraya mengucek matanya berharap pandangannya itu semakin jelas.

Matanya membulat seketika, tempat asing bahkan pakaian yang melekat pada tubuhnya pun sangat asing dimatanya.

"Gue dimana sih ?" gumamnya.

Lisa terbangun dan segera melesat keluar dari kamar itu, seketika dia mematung menatap ketiga lelaki dan dua wanita yang kini sedang menatapnya heran.

"Lisaaaaa !!" seru Jennie riang, dia menggandeng lengan Lisa dan membawanya ke sofa. "Nyenyak banget tidur lo, liat jam berapa." sindir Jennie.

Lisa hanya tersenyum kikuk, dia sungguh tidak mengerti dengan apa yang terjadi sekarang. Kenapa dia ada disini ? Dan kemana bajunya ?

"Lis, kok kamu malah ngelamun sih ?" tanya Rose yang kini sedang terduduk dipangkuan June.

Lisa menggeleng. "Aku cuma bingung, kenapa bisa ada disini." gadis itu mengalihkan pandangannya pada Hanbin, menatap Hanbin dengan seksama.

Hanbin yang merasa dirinya ditatap seperti itu hanya berdehem dan menarik sweater nya sampe ke dagu.

Mampus aja klo ketauan.

"Kak, semalem gue ngerasa mimpiin Kak Hanbin deh."

Hanbin menatap Lisa kikuk, dengan cepat dia berusaha merubah mimiknya wajahnya sebiasa mungkin.

"ekhmm.." dehemnya mencoba menormalkan nada suaranya. "Kangen lo sama gue makanya sampe kemimpiin." jawab Hanbin sekenanya.

Lisa berdecak sebal. Dia menghempaskan tubuhnya di sofa itu, menatap Jennie dan merenggut lucu.

"Jen lapeeeerrr." rengeknya.

Hanbin menelan salivanya menatap Lisa yang tiba-tiba merengek manja seperti itu, fikirannya kembali pada kejadian semalam.

Ah tidak tidak.

Hanbin menggelengkan kepalanya cepat, June yang menatap itu hanya terkekeh pelan.

"Bin panas loh."

Perkataan June sedikit membuat Hanbin bingung.

"Ngapain pake sweater tebel kek begitu segala ? Pake nutupin mulut lagi, lo flue ?"

June tertawa melihat ekspresi Hanbin. "Berisik lo." geram Hanbin.

"Si Hanbin demam kan semalem, di kerokin badannya sampe merah." celetuk Yoyo.

Satu pukulan meluncur pada Yoyo, Yoyo sih hanya tertawa puas tanpa memperdulikan pukulan itu. Baginya melihat Hanbin terhimpit seperti ini sangat membahagiakan.

"Kak, demam ?" tanya Lisa, tangannya terulus menyentuh kening Hanbin.

Hanbin semakin menegang, sial kenapa kejadian itu selalu saja terbayang-bayang ?

"Nggak kok, udah ah gue mau tidur." jawab Hanbin dan menghempaskan tangan Lisa seraya melangkah pergi dari sana.

"June Yoyo urusan kita belum selsai !" pekik Hanbin di barengi dengan pintu kamarnya yang tertutup kencang.

"Mampus lo, makanya jangan macem-macem sama abang gue !"

"Halah palingan ngomel doang si Hanbin, dia mana berani. Liat otot gue aja dia ciut." jawab June sekenanya.

"Halah yang, sosoan aja otot gede baru setengah jam udah nyerah. Percuma !"

Jennie tertawa mendengar perkataan Rose, dia menyenggol pundak Rose dan terbahak. June hanya mendengus sebal dan meremas dada Rose kencang.

"June ya tanganya !!" pekik Lisa.

June yang sadar akan perlakuanya hanya tertawa garing. Dia sudah biasa melakukan hal seperti itu dihadapan Jennie Yoyo maupun Hanbin tapi kali ini dia lupa bahwa ada Lisa disana.

"Hehe kelepasan Lis, olahraga tangan."

"Goblok." seru Yoyo.

"Olah raga tangan, bilang aja lo mesum. Napasih kalian nggak sekalin aja bikin film blue kan mayan tuh pemasukan, gantiin kakek-kakek yang orang Jepang itu sapa sih namanya." cerocos Jennie.

Sebuah bantal terlempar ke arah Jennie, Hanbin berjalan mendekat dan menatap Jennie tajam.

"Ketauan lo suka nonton begituan, gue aduin Anggoro lo baru tau rasa." ancam Hanbin.

Jennie hanya tersenyum manis dan mencuil idung mancung Hanbin. "Aduh duh Bin kok lo lemes sih kek bacot nya cewek." sindir Jennie halus.

Hanbin mengendikan bahunya, dia malas jika harus beradu argumen dengan Jennie karena pada dasaranya,,

Lelaki selalu salah.

"Ikut gue." Hanbin menarik Lisa, jelas Lisa tidak terima. Dia menghempaskan tangan Hanbin.

"Nggak mau." tolak Lisa.

"Kok nggak nurut sih ?" kesal Hanbin.

"Kak nggak liat keadaan gue kaya apa ?"

Hanbin menilik Lisa dari ujung rambut sampai ujung kaki, dia menghela nafas kasar. Dia lupa bahwa Lisa hanya memakai kemeja kebesaran milik Hanbin yang melekat di tubuhnya dengan hot pants milik Rose yang bahkan sudah terlihat seperti celana dalam saking pendeknya.

"Jen lo nggak bawa baju ?" tanya Hanbin.

Jennie menggeleng.

"Yauda deh, dijalan gue beliin. Ayo !"

•••••

Lisa sedari tadi hanya terdiam, dia sesekali menarik ujung kemeja itu agar sedikit menutupi pahanya yang sudah sangat terekspose. Masalah kali ini hanya dia dan Hanbin di Mobil, dengan seperti itu Hanbin akan dengan mudah melihat badan Lisa yang tidak patut dilihat oleh lelaki.

"Lo kenapa sih ?"

"Lagian main narik aja, Kak gue belum sarapan."

Hanbin mendesah, "Abis beli baju kita beli makan." tegas Hanbin.

Lisa mengangguk. "Emang kita mau kemana deh ?"

Hanbin hanya melirik Lisa dan mengendikan bahunya asal, matanya sedikit menangkap pergerakan Lisa yang seakan risih dengan pahanya yang terbuka seperti itu.

Semalam aja lo buka-bukaan didepan gue.

Hanbin mendongkang jaketnya di kursi belakang, dia melempar jaket itu di pangkuan Lisa.

"Makasih." gumam Lisa.

•••••

Sudah beberapa kali Lisa mencoba baju-baju yang Hanbin usulkan, sudah sebanyak itu juga Hanbin menolak baju itu.

Keliatan kaya tante-tanye, ganti !

Kaya anak TK, ganti !

Jelek lis, ganti !

Lo keliatan kecil banget pake itu, ganti !

Lisa sudah bosan, dia menghempaskan badannya menunggu Hanbin yang masih memilih baju untuknya, tidak begitu lama Hanbin kembali kearahnya dan menyodorkan Lisa baju yang sukses membuat Lisa membelalak tak percaya.

"Nggak mau, itu sexy banget. Nggak mau Kak !"

"Coba dulu, Jennie aja suka pake model beginian."

"Iya itu Jennie dia udah biasa, gue nggak mau ah."

"Cepet, keburu siang !"

"Kak Hanbin ih.

"Lisa sayang, coba dulu bentar."

Lisa membatu, Hanbin baru saja memanggilnya sayang. Wajahnya memanas, kenapa dia tersipu malu seperti ini. Tanpa fikir panjang Lisa mengambil kedua baju yang Hanbin berikan tadi dan mencobanya.

Hanya lima menit, lisa kembali menampakan dirinya dengan balutan hotpants dan baju crop lengan pendek dibalik bilik hijau.

"Kak Hanbin." cicit Lisa.

Hanbin melirik Lisa, dia mematung sesaat dan menelan salivanya.

Kalo kaya gini gue beneran nggak bisa tahan lagi.

"Nggak deh terlalu kebuka, ganti !"

Lisa bersungut sebal. "Nyusahin."

"Nyusahin mana sama elo udah bikin gue solo sendiri tengah malem di kamar mandi." gumam Hanbin.

"Hah ? Apa ? Nggak denger."

Hanbin menggeleng cepat, bodoh rutuknya. Dia mendorong Lisa kembali dalam bilik itu, "Cepet pake yang satu lagi."

"Yha !"

Hanbin kembali ke sofa, dia beberapa kali menggelengkan kepalanya mencoba mengusir bayangan-bayangan setan yang mencoba menggodanya kembali, menggoda dengan menampilkan sosok Lisa yang telah terduduk di perut nya malam tadi.

"Astagfirulloh, eling-eling." rutuknya dengan memukul-mukul kepalnya pelan.

"Udah nih."

Hanbin menoleh, menatap Lisa lamat-lamat dan tersenyum puas.

"Dah gitu aja, cantik."

Lisa blushing seketika, wajahnya memerah dan sedikit ada hawa panas yang hinggap.

Kak Hanbin kenapa sih suka banget bikin deg-degan.

"Kok malah diem, ayo !" seru Hanbin dan menggandeng tangan Lisa menuju kasir.

Setelah semua pembayaran beres, kini mereka berada di sebuah caffee didekat sana. Hanbin terdiam memperhatikan Lisa yang sedari tadi masih saja diam tak berbicara.

"Lagi puasa ngomong ?" sindir Hanbin.

Lisa menggeleng cepat. "Enggak kok hehe."

"Lo sakit ya ?" tangan Hanbin meluncur menyentuh kening Lisa yang sama sekali tidak panas. "tapi nggak panas." lanjutnya.

"E-emang nggak sakit." gugup Lisa.

"Tapi muka lo merah, Lis."

"Hah ?"

- tbc -

Lama nunggu nggak ?

Aku kangen Hanbin btw :(

Continue Reading

You'll Also Like

35.8K 2.7K 45
Who doesn't know lisa? A woman who always claims herself to be unlucky. Now, people call her the most luckiest woman ever not only she already got ev...
58.3K 6.7K 32
Dijodohkan? Oh Sehun sih senang-senang saja. Tapi bagaimana dengan Lalisa? Itu akan jadi hal terburuk di sepanjang hidupnya. *** "Diam. Jauh-jauh dar...
6.9M 292K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.8M 327K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...