Hei guys, apakabar semuanya abis tahun baru? Liburannya menyenangkan gak? hehehe by the way...
Happy new year everyone!!!🎉🎉😆✌🏼
Gak nyangka Forever Mine yang baca ternyata lumayan banyak ya fufu, aku bener-benar gak ada ekspektasi apapun sebelumnya padahal. I always underestimate my own capability in writing makanya, untuk bisa upload chapter sebanyak ini...benar-benar out of the box buat aku.
Aku mau ngucapin terima kasih untuk semua orang yang setia baca cerita ini & banyak banget votes & comment yang bener-bener buat aku kadang sampe terharu sendiri *ini serius* Aku bener-bener bersyukur karena ada yang ikutan juga nikmatin cerita ini. You have no idea how happy am i. Sampai-sampai aku sadar kalau stock chapter di draft word (1st draft forever mine) aku tinggal sisa sedikit banget padahal aku nulis Forever Mine tuh banyak loh. Draft wordnya aja sampe 200 halaman word DAN BELUM SAMPE SETENGAH HAHAHA maapin ya, aku emang desain cerita ini alurnya lambat karena menurut aku, bukankah lebih enak kalau di nikmatin setiap pahit, manis, asemnya? wkwkwk, kalau alurnya terlalu cepet (walaupun, sebenernya aku bisa cepetin) aku merasa kalau aku pribadi gak puas HEHEHE. Pernah gak sih baca cerita pas seru terus tiba-tiba kelar terus kita langsung kayak...yah...udah? gini aja? aku kadang ngerasain itu dan aku gak pengen cerita gamels kayak begitu. Makanya, alurnya agak panjang hehe. Semoga kalian tetep excited buat baca yaa!!
Dan lagi, aku lagi sempet galau sekarang ini. Aku adaptasi rencana awal untuk forever mine itu emang desain per chapternya gak banyak alias pendek supaya aku bisa update banyak dan kalian yang baca juga gak capek ngescroll aja gitu, kan seru perasaan kalian next dari satu chapter ke chapter lainnya HEHE (apa aku doang yang ngerasain serunya next chapter?wkwk) makanya aku desain pendek TAPI, aku jadi kepikiran kalau ini lanjut terus ini bakal puanjangg banget dan sejujurnya aku gak tau wattpad sanggup atau gak kalau aku terus-terus upload dengan sistem kayak gini...aku takut nantinya tiba-tiba eror atau crash aja sih...makanya kalau kalian punya info tentang ini please kabarin aku? aku udah cari di internet tapi, hasilnya aneh-aneh:")
Makanya, untuk chapter ini aku lagi coba panjang untuk liat respon kalian gimana karena ini efek juga ke banyaknya aku upload part setiap harinya. Kayak 2 chapter yang aku upload hari ini kalo di pecah itu bisa sampe 3-5 part. makanya, aku mau tau gimana kalian kalo baca panjang gini. Kalau okay sih, mungkin aku coba panjangin gini tapi, frekuensi up nya juga agak berkurang setiap harinya huft...aku jadi galau sendiri di awal tahun wkwkwk.
Udah ah. Nanti aja di pikirannya, sekarang mah...selamat banyak untuk kelanjutan cerita gamels ya!!😝😆✌🏼
***
Dining Room, Ramirez Mansion, NYC.
Suasana di dalam ruang makan pagi ini dipenuhi oleh aura yang benar-benar membuat orang nyaman berada di dalam ruangan ini, terutama dengan Gavin yang meminta beberapa pelayan untuk membuka seluruh jendela yang ada di dalam ruang makan hari ini. Dengan sinar matahari yang menerangi ruangan tersebut dan angina pagi hari yang membuat beberapa tirai bergerak dengan lembut membuat suasana ruangan tersebut terlihat hangat. Belum lagi dengan harum bunga dan tanaman yang ikut terbawa angin pagi ini membuat ruang makan tersebut dipenuhi oleh harum alami yang langsung membuat orang yang menciumnya merasakan ketenangan hati.
Berbeda dengan suasana ruangan yang terlihat nyaman, hati seluruh pelayan yang berada di Ramirez Mansion hari ini dipenuhi oleh antisipasi dan tingkat kewaspadaan yang tinggi. Mereka merasakan ada hal yang janggal terjadi pada majikan mereka. Pertama, tidak biasanya majikan mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu paginya di dalam mansion karena mereka semua sudah terbiasa bahwa majikan mereka ini selalu berangkat sangat pagi menuju kantor, kedua tidak biasanya majikan mereka meminta juru masak Ramirez Mansion untuk memasak hidangan berat seperti bubur dan lainnya untuk sarapan ketika biasanya majikan mereka hanya meminum segelas kopi hitam di pagi hari!!
Dan yang lebih parahnya lagi adalah keanehan ketiga yaitu...majikan mereka benar-benar meminta mereka untuk membuka jendela ruang makan dengan alasan udara dan pemandangan pagi ini terlihat indah...
udara dan pemandangan pagi ini terlihat indah...
Terlihat indah!!!
Oh Tuhan...apa yang terjadi pada majikan mereka semalam!? Apa yang membuatnya bersikap seperti ini wuwuwu...
Mereka benar-benar khawatir akan sikap majikan mereka...
Meskipun, banyak pertanyaan yang memenuhi kepala mereka saat ini tentu saja itu bukan hak mereka untuk menyuarakan hal ini. Jadi, saat ini mereka hanya bisa berusaha menahan seluruh perasaan mereka dalam hati dan terus bersikap profesional meskipun...terkadang mereka berusaha melirik kearah asisten pribadi majikan mereka, Mr. Jiro untuk menanyakan apa yang terjadi dengan majikan mereka kemarin.
Merasakan beberapa tatapan penuh tanda tanya dari beberapa pelayan yang ada di dalam ruang makan pagi ini membuat Jiro dalam hati menghela nafas lelah. Rasanya hari-harinya akan menjadi semakin berat pikirnya dalam hati. Dari ujung matanya ia berusaha melirik kearah bos dengan tatapan penuh tanda tanya. Ini sudah hampir mendekati pukul setengah 8 dan bos masih tetap dengan santainya membaca dokumen di meja makan? Padahal, biasanya mereka selalu berangkat pukul setengah 7 pagi.
Apa yang membuat bos tidak beranjak dari ruang makan? Dan lagi sejak kapan bos menginjakkan kaki di ruang makan!? Padahal setiap pagi, bos selalu langsung menuju pintu utama mansion setelah ia bersiap-siap setiap paginya, kenapa sekarang mereka malah berada di ruang makan!?
Ini benar-benar absurd.
Suara sepatu hak tinggi menggema secara samar di dalam seluruh ruang makan yang dipenuhi keheningan pagi ini. Suara yang benar-benar tidak pernah terdengar sebelumnya di dalam mansion ini. Belum sempat otak Jiro memproses apa yang terjadi, perlahan pintu masuk ruang makan terbuka sebelum sosok perempuan dengan setelan pakaian formal lengkap dengan sepatu hak tinggi dan tas yang tersampir di salah satu bahunya berjalan memasuki ruang makan dengan santai sebelum langkah kakinya terhenti begitu ia menyadari sosok yang tidak ia duga sebelumnya berada di ujung meja makan saat ini.
Amel's office outfit.
Ah...tentu saja...
Tentu saja, bos tidak akan pergi sebelum young miss datang...
Public display affection di pagi hari ini benar-benar membuatnya merasa kenyang...
Berbeda dengan respon Jiro saat ini, kedua mata Amel menatap sosok laki-laki yang masih terlihat santai menyesap kopinya sambil membaca dokumen yang ada di tangan lainnya. Amel benar-benar tidak mengira bahwa, laki-laki ini masih berada disini. Bukankah, Vina bilang kalau Gavin selalu berangkat pukul setengah 7 pagi setiap harinya? Kenapa ia masih berada disini?
Amel memutuskan untuk bersiap-siap secara santai karena memang waktu bekerja Ramirez Corp baru di mulai pada pukul 9 pagi sehingga ia memutuskan untuk sarapan dulu pagi ini.
Siapa yang bisa mengira bahwa Gavin masih berada disini?!
Kedua mata yang membulat itu masih menatap sosok Gavin yang masih sibuk dengan tatapan kaget. Seluruh tubuhnya berhenti melangkah membuat sosoknya terlihat berdiri dengan canggung di tengah-tengah ruang makan ini.
"Ugh...kau belum berangkat kerja?" ucap Amel dengan lirih berusaha menenangkan degup jantungnya yang masih berdegup dengan kencang karena rasa kaget yang ia rasakan.
"Mhm. Sarapan" jawab Gavin singkat sambil meletakkan cangkir kopi yang ia pegang sebelum menatap Amel dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Ah...aku mengerti" jawab Amel pelan. Merasakan alasan Gavin akal membuat Amel menganggukkan kepalanya perlahan. Tentu saja untuk sarapan, memangnya laki-laki ini robot sampai-sampai bisa bekerja tanpa sarapan sebelumnya? Tsk...Amel kau terlalu berpikir berlebihan akan hal sepele ini pikir Amel merutuki pikirannya sendiri.
Baru saja tubuh Amel duduk di salah satu kursi yang berada sisi Gavin, lagi-lagi kedua matanya membulat sambil menatap kearah hidangan yang ada dihadapannya. Woah!! Banyak sekali makanan pagi ini...apa bos selalu makan sebanyak ini di pagi hari? pikirnya dalam hati.
Tunggu dulu...
Bos...hmm, panggilan yang menarik...
Lebih baik ia memanggil Vino dengan panggilan bos daripada dengan panggilan nama yang ia minta beberapa waktu lalu. Lebih terdengar sopan...It settle then!
Laki-laki tertentu yang tidak menyadari apa yang Amel pikirkan saat ini masih memperhatikan sosok mungil yang terdiam sambil memandang makanan yang ada dihadapannya otomatis mengerutkan kedua alisnya. Apa kucing kecilnya tidak menyukai menu sarapan hari ini? pikirnya dalam hati.
"Apa tidak sesuai?" tanya Gavin perlahan sambil memperhatikan perubahan ekspresi wajah Amel.
Mendengar itu Amel langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tentu saja aku menyukai semua makanan ini. Astaga, Vin –...ugh, bos apa ini yang selalu kamu makan tiap pagi? Ini banyak sekali" komentar Amel dengan ekspresi yang membuat orang yang melihatnya ingin mencubit kedua pipi lembut tersebut.
Salah satu alis Gavin terangkat begitu mendengar panggilan Amel kepadanya namun, ia memutuskan untuk tidak berkomentar apapun. "Makan sarapanmu" ucap Gavin dengan nada tegas yang langsung di balas anggukkan cepat dari Amel.
Makan enak gratis, tentu saja siapa yang menolak!? pikir Amel dalam hati sambil meraih beberapa makanan yang menarik untuknya.
Memperhatikan kucing kecilnya sarapan dengan suasana senang membuat pandangan Gavin perlahan menghangat melihatnya. "Pelan-pelan makannnya nanti tersedak" ucap Gavin perlahan berusaha memperingati Amel.
Jiro, Butler Cheng & Beberapa pelayan yang ada di dalam ruang makan: Pfffttt...sikap intim master mereka di pagi hari benar-benar membuat mereka semakin merasa kenyang melihatnya!
Lagi-lagi untuk perempuan mungil yang tidak menyadari makna dari ucapan Gavin saat ini dengan senangnya menganggukkan kepalanya sambil terus menikmati makanannya.
Untuknya, makan enak adalah hal utama!
"Diego?" ucap Gavin menanyakan keberadaan adik bodohnya kearah Butler Cheng yang saat ini berdiri di salah satu sisi Gavin.
"Young Master Diego saat ini masih tidur di dalam kamarnya" jawab Butler Cheng dengan sigap sambil menegakkan seluruh tubuhnya.
"Hm. Suruh bersiap dalam 5 menit" jawab Gavin singkat sebelum menandatangani dokumen yang ada di tangannya dan menyerahkannya kepada Jiro yang sigap menerima dokumen tersebut. "Atau aku kirim dia ke anak perusahaan di Afrika" lanjutnya sebelum membuat Butler Cheng segera mengerjakan perintahnya.
Ujung bibir Amel berkedut keras berusaha menahan senyum lebar yang terancam terbentuk pada bibir mungilnya. Ha! Rasakan kau laki-laki bawel sialan! ejeknya dalam hati, merasa senang akan penderitaan anjing penganggu tertentu.
"Sudah?" tanya Gavin sebelum membereskan dokumen yang ada dihadapannya dan menyerahkannya kepada Jiro yang langsung menyimpan dokumen tersebut dengan rapi.
"Mhmm, sudah" jawab Amel sambil menganggukkan kepalanya pelan sebelum bangkit dari posisi duduknya begitu melihat Gavin yang beranjak dari kursinya. "Bos gak sarapan?" tanya Amel penasaran. Semenjak ia makan, laki-laki ini sama sekali tidak menyentuh makanan yang ada. Ia hanya meminum secangkir kopi hitam yang ada dihadapannya. Kalau memang tidak sarapan...kenapa gak berangkat dari awal? pikirnya dalam hati.
"Sudah" jawabnya singkat sebelum merapikan setelan jas yang ia gunakan dan berjalan kearah pintu namun, langkah kakinya terhenti begitu menyadari bahwa perempuan mungilnya sama sekali tidak beranjak dari posisinya. Kedua alisnya terangkat sambil menatap Amel dengan tatapan seakan berkata "kenapa tidak jalan juga?"
Ditatap seperti itu bukannya membuat Amel segera menyusulnya malah membuat perempuan itu tercengang sambil menatapnya dengan ekspresi speechless. "Ah?" hanya satu kata itu yang berhasil keluar dari bibir kecil Amel.
Ah...bos ingin aku mengikutinya? Bukankah itu berarti bos ingin aku datang ke kantor bersama dengannya!?
Tidakkah bos tahu itu sama saja dengan membunuhku!?
Bos...ingat betapa hebatnya efek statusmu wuwuwu...bisa-bisa aku dibunuh sama seluruh karyawan perempuan di perusahaanmu...
Menyadari keraguan dari kedua mata Amel membuat Gavin perlahan melirik kearah asisten pribadinya yang langsung membuat Jiro menegangkan posisi berdirinya tanpa sadar.
Tentu saja ia mengerti dengan jelas arti tatapan Gavin, bagaimana tidak? Ia sudah berada di sisi Gavin selama beberapa tahun terakhir tentu saja ia sudah mengerti maksud dari tatapan tersebut. Kedua mata Jiro langsung mengarah kepada sosok perempuan yang berada tidak jauh dari posisinya saat ini, senyum sopan terukir dari bibirnya membuat dua buah lesung pipit yang mampu membuat perempuan yang melihatnya memiliki ketertarikan sendiri.
"Young miss, pekerjaan seorang asisten adalah berada di sisi bos. Tentu saja, sudah seharusnya anda berangkat bersama bos. Ini merupakan bagian dari pekerjaan kita dimana kita harus siap sedia di sisi bos" ucap Jiro dengan ekspresi seakan menjelaskan bahwa ini memang merupakan bagian dari pekerjaan mereka namun, tidak ada yang tahu bahwa dalam hatinya ia hanya mencibir dengan kesal kearah bos satu-satunya ini.
Bos, anda benar-benar tidak tahu diri...selama ini hanya Jiro yang diberikan wewenang untuk berada disisinya meskipun, bos memiliki 4 sekertaris pribadi lainnya. Dan untuk bos berkata bahwa young miss memiliki wewenang tersebut tentu saja, Jiro langsung mengetahui tujuan dari lirikan kedua mata Gavin kearahnya.
Bosnya hanya ingin mereka bisa menghabiskan waktu bersama young miss lebih banyak!
"Ah...aku mengerti...maafkan saya, bos. Tidak seharusnya saya bersikap tidak profesional seperti itu" ucap Amel dengan gugup yang berusaha ia tutupi dengan tawa canggung yang membuatnya terlihat semakin cagung dibuatnya.
"Mhm" jawab Gavin singkat sebelum melanjutkan langkah kakinya yang segera diikuti oleh Amel dan Jiro dibelakangnya.
Dikarenakan posisi Jiro dan Amel yang berada di belakang Gavin saat ini tentu saja mereka tidak menyadari bahwa sebuah senyum tipis terbentuk di wajah atasan mereka. Kilat kepuasan jelas terlihat pada kedua matanya.
Sepertinya ia harus memberikan tambahan bonus kepada asisten pribadinya ini...
TO BE CONTINUED