A.M.O.R ✔

Par SYLRNDA_

36.1K 2.9K 909

Mantan. Manis di ingatan, itulah kata Nathan. Nyatanya memang benar, meski benci telah merasuk namun hati jus... Plus

prolog
1. kusut
2. Penakut
3. Basket Ball
4. Es Doger
5. Budayakan Antre
6. DATANG KEMBALI
7. BAKSO
8. SAMMY
9. Cabut
10. SURAT
11. Kenalan
12. Kenard Alvaro
13. Dreamcatcher
14. Belanja
15. Rumah
16. Uno
17. Doubledate
18. Nyanyian Ken
19. Cowok gila
20. Balikan
21. ngelamun
22. Empang isi pisang
23. MYOB vs Zahir
24. Ritual
25. Hari Keramat
26. muka vampir
27. Mie Ayam
28. Nasi Padang
30. Tanda
31. Gue suka lo
32. Malming Perdana
33. Pesen
34. Hilang
35. Yang Di Pojok Berdua
36. DNA
37. Balon Biru
38. Keneth
39. Pergi
40. Bertemu
41. Hotel
42. Pergi
43. Pesan Dari Keneth
44. Baru Sadar
Epilog
Salam Hangatt
extra part

29. Lego

455 25 0
Par SYLRNDA_

"Jeng ada apa kok lama? Ehh kalian lagi perang lumpur ya?" Tiba-tiba saja ada wanita yang datang menghampiri Bunda Rose.

Wanita yang menghampiri Bunda Rose adalah Nina, mamahnya Ken. Yang tak lain dan tak bukan adalah donatur di panti asuhan ini. Sam dan Darren langsung tersenyum kikuk kepada Nina. Canggung karena malu sudah terciduk lagi main basah basahan macam anak kecil.

Bunda Rose dan Tante Nina langsung meninggalkan Sam dan Darren. Sepertinya ada urusan penting yang membuat tante Nina sering main ke panti.

Di sore hari menjelang magrib atau lebih tepatnya senja, Sam menghampiri Bunda Rose yang sedang duduk di teras sambil memperhatikan anak panti yang bermain di halaman. Sam duduk di sebelah Bunda Rose.

"Bun, tadi Tante Nina kesini ada perlu apa?" Tanya Sam to the point.

"Itu Bunda sama Tante Nina mau kerjasama buka toko kue." Sam membulatkan mulut menandakan kalau dia telah mengerti.

"Kirain mau ngadopsi anak." Ledek Sam sambil cengengesan.

"Kamu ini, kan anak Tante Nina udah dua. Masa mau adopsi lagi." Bunda terkekeh setelahnya.

"Kak Frans sama Ken ya, Bun?"

"Iya, kamu kenal Frans?"

"Dia guru peganti olahraga di sekolah Sam, Bun." Sam mengambil biskuit yang ada di meja.

"Ken anak Tante Nina juga Bun? Kok gak mirip si sama om Tom apalagi Frans." Sam menanyakan apa yang belakangan menjadi tanda tanya di otaknya. Ken tampak berbeda sendiri. Dia memiliki wajah oriental bermata sipit dan berkulit putih pucat Sedangkan Tante Nina berwajah sangat Indonesia layaknya suku jawa sedangkan Om Tom sudah jelas dia keturunan Amerika. Terlebih Frans yang berkulit sawo matang. Eksotis macam coklat lumer.

"Bunda! Bunda! Liat istana lego yang Gio buat yukk!" Tiba-tiba Gio datang menarik tangan Bunda. Anak cowok berusia lima tahun itu baru tinggal disini selama satu tahun. Setelah kedua orangtuanya meninggal akibat kecelakaan.

¤¤¤ A.M.O.R ¤¤¤


"Bangun pagi, gosok gigi, cuci muka, tidur lagi." Vallery menyanyikan lagu upin ipin. Namun lirik akhirnya diganti menjadi, tidur lagi.

Vallery kembali merebahkan dirinya di kasur setelah sholat subuh berjamaah. Ayah? Sudah pasti langsung cus ke kantor. Bunda? Palingan lagi main ig terus habis itu bikin sarapan. Gerald? Hmmm hmmm *intronisasabyan. Dia mah jam segini palingan lagi siap-siap berangkat kerja. Kebetulan dia dapat shift pagi minggu ini.

Vallery memperhatikan frame foto yang ada di meja belajarnya. Terlihat anak perempuan yang sedang mencubit pipi anak laki-laki hingga melar. Kebetulan anak laki-laki yang ada di foto tersebut memang gembul seperti bakpao. Berambut coklat gelap. Juga dengan iris mata berwarna senada dengan rambutnya.

Lengkung bulan sabit terukir di bibir Vallery. Ia tersenyum melihat dirinya dan Sam dimasa kecil.

"Coba aja lo masih tembem kayak bakpao," Ucap Vallery sambil masih memperhatikan bingkai foto di tangannya.

"Tapi sayangnya lo udah disedot lemak jadi tirus, jadi mirip Manu Martine." Vallery cemberut. Menang kini pipi Sam sudah berkurang tingkat elastisnya. Sudah tidak seperti dulu.

Sekejap kemudian Vallery meletakan kembali frame foto itu ditempat semula. Lalu bergegas untuk mandi. Niat hati mau tidur lagi lima belas menit tapi Vallery mengurungkan niatnya karna takut bablas. Jangan sampai Bunda memulai siraman qolbu di pagi hari.

Vallery menuruni tangga menuju meja makan. Tercium aroma nasi goreng yang sedang Bunda masak diatas penggorengan. Kata Ayah, Bundanya ini jaman dulu bisa dibilang tomboy. Agak mirip Vallery saat ini. Tapi semenjak menikah dengan Ayah, Bunda jadi berubah seratus delapan puluh derajat. Bunda jadi pintar masak, pakai hijab syar'i yaa meskipun kalau lagi kongkow suka pakai hijab biasa.

"Kamu kenapa ketawa tawa sendiri?" Bunda datang sambil meletakan nasi goreng di meja makan. Vallery ingat betul sewaktu Ayahnya menceritakan masa masa Bunda sewaktu muda. Ayah bercerita diam-diam sewaktu Bunda lagi khusyuk nonton gosip.

"Enggak Bun, itu ada teknologi baru."

"Apa?"

"Toko online jual cogan ori, harganya terjangkau pula." Oceh Vallery memulai khayalannya.

"Halah, di mangga dua tinggal pilih mau ya yang kek mana." ucap bunda sok sok-an ngomong 'kayak' disingkat 'kek'. Tapi malah kocak.

"Bosen Bun yang lokal mulu. Kali-kali bule gak apa kali." Canda Vallery sambil tertawa.

"Sama Sam aja kan dia rada rada mirip bule tuh."

"Rada stress dia mah, bun."

"Hush perawan gak boleh ngatain, nanti jodoh baru tau rasa." Omel Bunda memperingati. Vallery langsung memilih diam.

Gerald baru saja datang langsung duduk di kursi singgahsananya. Matanya mencari cari makanan yang biasa dia makan di pagi hari.

"Bun nuttelanya mana?" Tanya Gerald karna tidak kunjung melihat apa yang ia cari.

"Ada"

"Dimana?"

"Di minimarket!" Lantas Vallery dan bunda langsung tertawa ngakak setelahnya. Gerald langsung menyendok nasi goreng lalu memakannya. Daripada gak makan, pikirnya.

¤¤¤ A.M.O.R ¤¤¤


Jam istirahat telah di tunggu oleh Vallery sejak tadi. Bukan karna ia lapar, melainkan kepalanya sangat pusing belajar matematika. Terlebih guru yang mengajarkannya itu macam dosen killer. Masuk ke kelas saat jam pelajaran tersisa lima belas menit, menerangkan selama lima menit. Cara menerangkannya itu yang unik. Guru matematika bernama Pak Reno, berbadan tinggi dan tegap, selalu mengenakan peci, berjenggot namun nampak sexy, dan bila di lepas pecinya. Beuhhh, masih cocok ditaksir sama murid. Tapi sayangnya dia udah punya anak.

Oiya balik lagi ke si topik. Cara mengajarnya itu yang unik, dia berdiri membelakangi siswa lalu menerangkan seperti berceloteh sendiri. Lebih tepatnya menerangkan pada dirinya sendiri karna kami semua tidak dapat melihat apa yang dia tulis. Dan yang paling membuat jengkel adalah, tidak ada replay. Jika ada yang bertanya, "Pak tolong ulang dong, saya belum ngerti" jawabannya "Nanti tanya sama temen kamu." Sedangkan rakyat satu kelas sama sekali tidak ada yang mengerti, dan akhirnya belajar sendiri dengan menonton tutorial di youtube. Begitupun dengan Vallery.

Kini Vallery, Sam, dan Cut sudah ngetem tempat duduk di kantin. Alasannya biar kebagian duduk. Vallery dan Cut lebih dulu memesan makanan, sesudah itu baru gantian Sam yang memesan. Disaat mereka sedang makan pesanan mereka yang baru datang. Terlihatlah Ken yang langsung duduk di sebelah Sam. Ken sudah membawa pesanannya berupa bakso.

"Hai pacar." Sapa Ken sambil tersenyum ke arah Vallery. Namun Vallery masih belum sadar akan keberadaan Ken.

"Kacang mahal!" Sindir Cut lalu Sam tertawa ngakak.

"Ehh ada Ken, hallo pacar." Vallery mendongak begitu mendengar Sam tertawa, dan dia melihat ada Ken di sebelah Sam.

"Telat!" Jawab Ken singkat.

"Ehee maap."

"Ken, lo kok makin lama makin kurus si. Pucetnya sampe ngalahin Vallery." tanya Cut setelah memperhatikan keadaan fisik Ken.

"Perasaan lo doang kali." Ken berusaha menjawab sekenanya.

"Jangan pake perasaan nanti baper." Sam yang sedang khusyuk makan tiba-tiba ikut nimbrung.

"Serius gue." Cut bertanya lagi.

"Diet gue, biar tambah ganteng." Jawab Ken sambil memicingkan sebelah matanya.

"Yang ada lo kayak kurang gizi, Beb." kali ini Vallery yang berkata.

"Cie manggil Beb."

"Bebek!"

"Tai!"

Tiba-tiba saja Vallery, Cut, dan Sam menatap ke arah Ken tanpa berkedip. Ada cairan merah mengalir dari dalam hidungnya. Ken panik dan langsung mreraih tisu yang berada di meja.

"Lo?" Tanya Sam tergegap.


"Kepala ku riuh oleh jutaan gema yang inginku suarakan namun seketika bisu membungkam segalanya."


Hayoloh di pucat Ken kenapa?? Mimisan gara-gara panas dalam atauu??

Tulis juga dong momen kalian mimisan dan cara nanganinnya gimana

Bisa jadi cara kalian bermanfaat buat orang lain.

Vote dan komen jangan lupa yaa

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

Escape (Completed) Par Zunataelvira

Roman pour Adolescents

60.1K 6.2K 33
Sakit ... Sakit itu kalau kita di sia-siakan oleh orang terdekat kita yang paling kita sayangi padahal kita sudah terlalu percaya dengan mereka tapi...
478K 5.3K 6
JANGAN DISIMPAN, BACA AJA LANGSUNG. KARENA TAKUT NGILANG🤭 Transmigrasi ke buku ber-genre Thriller-harem. Lantas bagaimana cara Alin menghadapi kegi...
48.3K 2.9K 53
JUDUL : FRIENDZONE [ CERITA LENGKAP ] Sinopsis : ________________ Kita memang dekat, Namun terhalang oleh hubungan. Sebuah hubungan yang seharusnya t...