VIP Meeting Room, 30th Floor, Lighthouse Company, NYC.
Suasana ruangan rapat siang itu penuh dengan ketegangan. Seluruh jajaran direktur dan beberapa major and minor shareholders turut hadir dalam rapat hari ini. Semuanya merasa gelisah dan bingung karena kejadian mendadak yang baru terjadi beberapa hari belakangan ini. Semuanya terasa seperti mimpi, satu waktu seperti ini dan di waktu selanjutnya semuanya berubah
Beberapa langkah kaki terdengar dari koridor membuat seluruh orang yang hadir di ruangan rapat pun merapihkan posisi duduk mereka sambil memperhatikan tiga sosok yang datang ke dalam ruangan tersebut satu per satu. Satu sosok laki-laki yang sudah berumur 50 tahunan, dua lagi sosok laki-laki yang berada di umur sekitar akhir 20 tahunan dengan setelan jas rapih yang membuat seluruh mata menaruh perhatiannya kepada ketiga kedua sosok tersebut, terutama sosok yang berjalan ditengah. Aura seperti raja yang mendominasi di sekitar tubuhnya membuat seluruh mata menatap kearahnya dengan tatapan linglung seakan masih tidak mempercayai siapa sosok yang berada di hadapan mereka.
"Selamat siang semuanya, saya selaku CEO perusahaan ini ingin memberitahukan pengumuman penting yang berhubungan dengan kelangsungan perusahaan ini" suara Gregory Murray menggema di seluruh ruangan membuat seluruh orang yang berada di dalam ruang rapat saat ini menarik nafas pelan seakan sudah mengantisipasi untuk pengumaman yang akan di buat oleh atasan tertinggi mereka saat ini.
"Pengumuman yang ingin saya beritahukan adalah informasi pemindahan kepemilikan perusahaan ini kepada Mr. Gavino Ramirez yang berada di sebelah saya saat ini. Mr. Ramirez disini sudah memiliki saham Lighthouse sebesar 60% yang berasal sebagian dari saya dan sisanya berasal dari minor shareholders yanglainnya. Hal ini membuat Mr. Ramirez memang kekuasaan penuh atas Lighthouse sehingga untuk kedepannya posisi chairman di perusahaan ini akan diambil alih oleh Mr. Ramirez sedangkan untuk posisi CEO sendiri akan saya serahkan kepada Mr. Ramirez untuk kelanjutannya" suara lantang tersebut bergema di ruangan yang sepi tersebut, yang langsung di sambut oleh diskusi yang berasal dari segala arah.
Seluruh orang yang berada di ruangan tersebut selain ketiga sosok yang duduk di jajaran pemimpin rapat tertegun mendengar pengumuman bos mereka. Ketika mendengar itu mereka hanya memiliki satu pemikiran sederhana.
Untuk posisi Chairman kami mengerti CEO Murray tetapi, untuk hal ini...apa CEO Murray yakin?
Selama ini kerja keras CEO yang membangun Lighthouse...ini seperti membuang anak sendiri bukan?...
Semua orang yang berada di ruangan rapat tersebut seperti tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Guratan-guratan ekspresi khawatir terlihat di seluruh wajah mereka membuat Gregory yang melihatnya mendengus pelan sambil menggelengkan kepalanya. Senyum tipis terbentuk di bibirnya sebelum berdeham pelan untuk menarik perhatian seluruh anggota rapat.
Mendengar suara batuk dari atasan mereka membuat semuanya tersadar kembali ke dunia nyata.
"Kalian tidak perlu khawatir. This old man masih merupakan salah satu pemegang saham di perushaan ini jadi untuk kalian yang berharap untuk bapak tua ini pergi...Humph! Humph! Jangan berharap!" ucap Gregory dengan nada bercanda yang sukses membuat sebagian besar orang yang berada di ruangan tersebut tertawa melihatnya.
Lighthouse Company memang perusahaan yang di bangun atas dasar mimpinya dan mendiang istrinya. Dimana sang istri berharap untuk dapat membangun perusahaan yang memiliki atmosfer kekeluargaan. Dimana semua orang saling menghargai. Tanpa adanya berbedaan status apapun. Karena itu banyak karyawan ketika bekerja di Lighthouse memutuskan untuk menetap. Karena rasa kekeluargaan ini yang mengikat seluruh karyawan untuk saling bahu membahu untuk menghadapi setiap masalah ekonomi yang di hadapi oleh Lighthouse.
Bagaimana mereka tidak sedih ketika sosok yang selalu menjadi tonggak ukur dan kepala pemimpin untuk mengarahkan Lighthouse selama ini akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri? Terutama ketika pemberitahuannya sangat tiba-tiba seperti ini!
"CEO Murray, kami selama ini selalu berusaha bersama-sama. Ah, untuk akhirnya anda memutuskan untuk turun benar-benar tidak terlintas dalam pikiran saya. Saya sungguh kaget ketika mendengar pemberitahuan ini"
"CEO Murray...anda harus sering-sering ke kantor untuk memantau kami semua ya"
"Iya CEO Murray"
"Benar sekali CEO Murray"
Mendengar komentar dari seluruh rekan kerjanya yang sudah bekerja untuknya selama bertahun-tahun ini membuat sosok Gregory Murray yang selama ini terkenal memimpin dengan tangan besi dan tegas menyunggingkan senyum tipis. Pandangannya terarah kepada seluruh orang yang ada di dalam ruangan hingga akhirnya pandangannya terhenti di salah satu sosok yang selalu membuatnya sakit kepala. Seperti duri yang berada di dalam daging ikan, sangat menganggu.
Melihat ekspresi muak dari sosok tersebut membuat tatapan Gregory menggelap sehingga sulit diartikan. Johanson Anderson memang bukan sosok direksi yang mudah untuk ia hadapi. Kelakuannya yang egois dan seenaknya membuat sosoknya menjadi sosok bermasalah di perusahaan ini.
Memangnya ia pikir Gregory bodoh?
Apa ia mengira ia bisa mengelabui Gregory atas segala kebusukan yang ia lakukan?
Terutama kepada karyawan-karyawan wanita yang ada di perusahaannya?
Memikirkan itu sudah membuatnya sakit kepala. Masalahnya di dalam dunia bisnis dan politik untuk menghadapi orang-orang tertentu tidak begitu mudah, tidak juga untuk seorang seteguh Gregory Murray. Latar belakang Johanson Anderson selalu membuat Grgeory sulit untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan olehnya. Namun, mengingat sosok yang akan menggantikannya sekilas harapan terbesit di kedua matanya.
Ya...kalau laki-laki ini pasti bisa mengatasi Johanson Anderson...
Seketika itu juga ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjelaskan kondisi ini kepada Gavin sebelum ia kembali ke kediamannya.
"Kalian tenang saja, Pengganti bapak tua ini sangat bisa diandalkan. Saya yakin kalian bisa menjadi lebih produktif di bawah pimpinannya dibandingkan ketika berada di bawah pimpinan saya" ucap Gregory dengan suara yang tenang. "Dengan ini saya resmikan pengunduran diri saya dan posisi saya digantikan sepenuhnya oleh Gavino Ramirez. Dari susuran organisasi perusahaan, strategi perusahaan dan seluruh masalah yang ada akan diambil alih sepenuhnya oleh Mr. Ramirez" lanjutnya dengan suara tegas penuh dengan wibawa. Pandangannya mengarah kepada sosok yang dari tadi terlihat terasingkan dengan wajah tanpa ekspresi yang saat ini duduk tepat disebelahnya.
"Ada yang ingin kau tambahkan Mr. Ramirez?"
Hening.
Seluruh pasang mata menatap kearah sosok dingin tanpa ekspresi yang duduk tepat di sisi kanan Gregory. Rasa gelisah membuat seluruh anggota rapat yang saat ini berada di ruang rapat terlihat sibuk mengatur posisi duduk mereka guna mengalihkan perhatian mereka dari sepasang mata tajam yang dari tadi mengawasi gerakan mereka.
"Tidak ada. Saya akan mengutus orang untuk memegang posisi CEO. Persiapkan seluruh data seluruh divisi selama 1 dekade terakhir. Rapat senin depan" kalimat singkat, padat dan jelas menggema di seluruh ruangan yang dipenuhi keheningan membuat Gregeory tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya pelan. Hanya seorang Gavino Ramirez yang mampu membuat suasana ruangan dari penuh kehidupan menjadi penuh ketegangan seperti ini.
"Ada pertanyaan?" pertanyaan yang diucapkan oleh Gavin tersirat nada berbahaya yang langsung membuat seluruh anggota rapat tersentak mendengarnya.
"Tidak ada President Ramirez. Mohon bantuannya untuk kedepannya. Mari bekerja sama dengan baik untuk kelangsungan Lighthouse yang lebih baik" ucap mereka bersamaan.
TO BE CONTINUED