Yes, Mr Billionaire [COMPLETE...

By Reiinah76

37.1M 1.7M 56.6K

"Mulai sekarang kau milikku, mengerti?" "Y-yes, Mr. Billionaire" --- Dera Destia, seorang perempuan berumur 1... More

REVISI
Yes, Mr Billionaire
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
chapter 45
chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66
Chapter 67
Chapter 68
Chapter 69
Chapter 70
PENGUMUMAN!!!
Chapter 71
Chapter 72
Chapter 73
Chapter 74
Chapter 75
Chapter 76
Extra Part (1)
Extra part (2)
PENGUMUMAN!!

Chapter 53

382K 19K 467
By Reiinah76

Siang itu, matahari bersinar dengan sangat terik, memanaskan semua warga Singapura, termasuk Dera yang berada di sana juga.

Dera sudah terbangun dari pagi sekali karena mendengar suara pintu kamarnya ditutup oleh seseorang.

Dera menghela nafasnya panjang saat melihat sekeliling dan tidak menemukan siapapun di sana kecuali dirinya sendiri. Walaupun dalam hatinya, Dera jelas jelas tahu bahwa orang yang keluar dari kamarnya pagi buta tadi adalah Gerald.

Dia tau hanya dari wangi khas maskulin lelaki itu, dan kehangatan yang menjalar di dadanya.

Gerald tidur semalam sambil memeluknya di atas ranjang rumah sakit.

Dera mengacak rambutku frustasi, merutuki keadaan yang tidak pernah berhenti melelahkannya. Hatinya lelah, merasa hangat sekaligus sakit yang selalu dirasakannya bersama Gerald yang memenuhi pikirannya.

Dera sekali lagi menghela nafasnya panjang.

Dia tiba tiba mendengar sebuah suara notifikasi dari ponselnya, dan lalu membuka pesan dari entah siapapun itu yang mengirim pesan kepadanya.

Ashleyyy: Dera! Oh astaga apa yang terjadi denganmu semalam?! Aku mendengar kau tertembak di kakimu!? Bagaimana keadaanmu!? Bagaimana kandunganmu? Astaga aku menjadi merasa bersalah meninggalkanmu kemarin. Apakah kau baik baik saja, sayang?

Sebuah senyum tercetak di bibir Dera, melihat banyak sekali orang orang yang mengkhawatirkannya. Bahkan tadi pagi dirinya sudah mendapatkan telepon dari bi Sati dan Lastri, Rian, Ibunya Charlotte, dan semua orang yang dikenalnya di Indonesia.

Dera cepat cepat membalas pesan dari Ashley.

Dera : aku tidak apa apa, Bu. Hanya saja sekarang aku tidak bisa bangun dari kasur, namun selebihnya aku tidak apa apa. Tolong jangan merasa bersalah karena ini bukan sama sekali salah Ibu. Percayalah, aku tidak apa apa.

Tidak butuh lama untuk mendapatkan balasan dari Bu Ashley.

Ashleyyy : syukurlah, kau tidak akan tahu sebagaimana kau membuatku panik saat mendengar kau tertembak oleh seseorang. Orang keji macam apa itu!? Berhati hatilah, karena nyawamu bisa menjadi taruhan.

Darah Dera mendidih panas dan takut merambat pelan di tubuhnya. Banyak orang yang mengincar nyawanya, itu sangat dia ketahui. Apalagi adik gilanya itu.

Karena itu, Gerald menaruh banyak sekali petugas di depan Rumah sakit. Dera juga sudah tahu itu. Bahkan di luar kamarnya sekalipun, ada dua atau tiga orang yang akan mengecek siapapun yang memasuki kamarnya, tidak terkecuali dokter sekalipun.

Gerald tampaknya ingin menyembunyikannya dari Dera, namun laki laki itu gagal total.

Dera : aku tahu, aku akan sangat berhati hati. Karena aku jelas tahu kalau aku membawa nyawa lain bersamaku.

Ashleyyy : Baguslah kalau begitu. Oh dan ngomong ngomong, Dera, aku tidak tahu apakan aku seharusnya mengajakmu atau tidak, tapi tadi pagi ada seseorang yang mengirim dua tiket konser piano klasik lagi kepadaku secara tiba tiba. Aku kebingungan tadi pagi dan hendak mengembalikannya, tapi saat aku lihat, ternyata isinya TIKET VVIP!! Kau bayangkan saja! Tiket yang sangat mahal itu!!

Dera sedikit memiliki perasaan buruk tentang siapapun itu yang mengirim Ashley tiket konser vvip.

Kembali sebuah notifikasi muncul di ponselnya.

Ashleyyy: aku sangat ingin mengajak kamu pergi bersamaku. Apa artinya sebuah konser jika tidak dengan seorang teman menemani, bukan? Namun aku juga tidak bisa memaksamu mengingat keadaanmu sekarang.

Ada sedikit rasa panik muncul di dada Dera, dia sangat ingin datang ke sebuah konser piano klasik.

Dera : aku akan ikut!

Ashleyyy: tapi kau tidak bisa berjalan. Dan ada orang diluar sana sedang mengincar nyawamu, Dera.

Dera : aku bisa pergi ke sana dengan kursi roda, lagi pula pasti jika ada sesuatu yang terjadi sekalipun, ada seseorang yang akan menyiapkan penjagaan untukku.

Ini bukan terlalu percaya diri, karena lelaki itu akan pasti tidak membiarkannya kemana mana diluar pandangan awasannya. Sebagaimana Dera merasa risih, namun sebetulnya jauh di dalam lubuk hatinya ada sebuah rasa senang mengingat bagaimana pedulinya Gerald kepadanya.

Ashleyyy : aku sungguh senang jika kau mau pergi bersamaku. Aku akan pergi ke sana untuk menjemputmu jam 4 sore.

Dera: oke, aku akan menunggu di sini

Dera menaruh ponselnya dengan senyum tercetak di wajahnya. Mungkin Gerald akan melarangnya, namun Dera tidak peduli. Menonton sebuah permainan piano klasik professional, membayangkannya saja sudah membuat hatinya berpacu dua kali lipat lebih cepat.

Dan jika memang tiket itu adalah pemberian dari Gerald, lelaki itu memberi Ashley dua buah tiket, sama saja seperti dia menginginkan Dera pergi bersama Ashley menonton pertunjukan itu.

Dera merasa benar benar kesal. Bahkan pada keadan kacau balau seperti ini sekalipun, Gerald lah satu satunya orang yang paling bisa mengerti kebutuhan dan keinginan Dera. Dia benar benar dibuat frustasi.

Sekarang yang bisa Dera lakukan hanya menunggu sampai jam menunjukkan pukul 4 malam.

Bau antiseptik selalu mengganggu Indra penciumannya. Dera mulai membenci tempat yang dinamakan rumah sakit. Tempat ini selalu membuatnya tidak berdaya, selalu membuatnya merasa lemah.

Dera menghela nafasnya panjang sebelum akhirnya dia mendengar pintu kamarnya dibuka, dan di sana muncullah seorang laki laki membawa kotak di genggamannya.

----

Sekarang sudah jam 3.46 sore hari. Tenyata laki laki muda yang membawakannya sebuah kotak tadi adalah seorang pengirim. Di dalam kotak itu ada sebuah gaun yang dibawakan untuknya.

Gaun berwarna hitam sepanjang lutut, dihiasi oleh perhiasan berwarna emas di sekitar lehernya. Dress itu juga dihiasi oleh bermacam macam bentuk bentuk lainnya, serta sebuah bros bunga lengkap dengan sebuah bulu berwarna warni menempel di pinggirnya.

Dera langsung tahu siapa yang mengirimnya itu dalam sekali tatap. Tiba tiba dadanya merindukan Gerald, rasanya Dera ingin bertemu dengan laki laki itu. Hari ini otaknya dipenuhi oleh kecemasan, apalagi setelah mengetahui bahwa seseorang mengincar hidupnya.

Rasanya Dera membutuhkan sesuatu yang bisa mengalihkan pikirannya agar tidak terus menerus mengulang insiden menyeramkan yang terjadi kepadanya pagi tadi. Dera mengusap perutnya pelan merasakan dadanya yang bergemuruh tidak enak.

"Kamu tetaplah aman di dalam perut mamah, jangan nakal, mamah tidak akan membiarkan kamu terluka," bisiknya pelan.

Tidak lama Ashley datang dan langsung masuk ke dalam kamar Dera, membawa kursi roda untuk Dera. Dan setelah itu, mereka langsung pergi ke tempat pertunjukkan.

Dan semuanya seperti dugaan Dera.

Setiap jengkal tempat pertunjukkan itu dipenuhi oleh orang orang berjas dan berkacamata hitam. Jelas jelas suruhan Gerald.

Orang orang itu menggunakan earphone untuk memberitahu keadaan satu dengan yang lain. Mereka mencoba untuk tidak terlihat begitu mencolok, tanpa sadar bahwa semua orang sedang memperhatikan orang orang berbaju serba hitam itu.

"Apa ada yang terjadi? Kenapa banyak sekali penjaganya?" tanya Ashley.

"Entah, Bu. Hanya untuk keamanan saja mungkin," kata Dera sebelum mengalihkan pandangan kembali ke luar jendela mobil, mencoba untuk terlihat tidak peduli.

Sore itu, pertunjukkan dimulai tepat jam 6 sore dan mereka berdua memutuskan untuk membeli makan sebelum tirai dibuka.

Kursi vvip benar benar mewah, dengan sofa yang empuk, tempat menonton yang sangat nyaman, dan sebuah meja kecil lengkap dengan minuman dan makanan disajikan. Rasanya seperti menonton konser di sebuah cafe.

Orchestra dan pianis muncul keluar dari balik tirai, membuat semua orang bertepuk tangan meriah.

Dan sesaat pianis tersebut mulai memainkan piano, semua orang langsung kembali berubah diam.

Nada mulai mengalun pelan, menenggelamkan semua orang ke dalam melodi Indah. Satu per satu tuts di tekan, terangkai sebegitu apik, memanjakan pendengaran semua orang di dalam tempat itu.

Terkadang musik bisa menjadi perangkap, karena sekali menikmatinya, badan akan terus menagih lebih. Dera merasa begitu senang bisa berada di sini, mendengarkan melodi yang menenangkan saat keadaan hatinya sedang terasa berat.

Karena begitu terpaku dalam pertunjukkan, Dera tidak sadar bahwa sebuah air mata tumpah dari pelupuk matanya. Nada sedih mengalun lembut, menggambarkan hatinya yang sedang terasa sakit.

Alunan pelan itu mengingatkannya kepada seorang laki laki yang sering menghancurkan hatinya, namun lebih sering lagi memberikannya rasa kasih tiada tara.

Kembali padanya hanya akan kembali menyakiti hatinya, namun saat raga tidak saling bertemu, hati berdenyut nyaring, rindu sentuhan satu dengan yang lain.

Kembali lagi sebuah tetesan air berhasil kabur dari matanya. Pelan pelan mengikis bendungan air mata yang sekuat mungkin di tahan oleh Dera.

Permainan selesai, dan tempat itu penuh dengan tepukan tangan meriah. Dera bertepuk tangan sambil mengusap air matanya.

Dan tiba tiba, seorang MC keluar dari balik tirai.

"Selamat malam piano lovers semuanya, cukup menikmati permainan malam ini?" Penonton menjawab dengan tepukan tangan meriah. "Untuk semakin memeriahkan acara hari ini, kami akan memilih seorang yang beruntung untuk bisa berfoto, bertandatangan, bahkan berduet dengan pianis kami hari ini di atas panggung."

Kembali lagi orang orang bersorak sorai. Siapapun ingin menjadi orang beruntung itu. Namun kemungkinannya begitu kecil didapatkan karena jumlah penonton yang datang pun benar benar banyak.

"Saya akan memilih satu nama dari semua orang yang berada disini secara acak. Siapapun yang beruntung ini, mohon segera maju ke atas panggung," kata laki laki itu.

Orang orang berantisipasi, menantikan nama seseorang yang akan dipilih, berharap nama mereka yang akan disebut.

Dera dan Ashley tidak kalah menanti, berharap nama mereka yang dipanggil.

"Baiklah saya sudah memiliki sebuah nama. Tolong maju kedepan, bagi yang beruntung," kata mc nya itu sambil memberi jeda membuat orang orang semakin penasaran. "Selamat, Dera Hawati!"

Mulut Dera terbuka lebar lebar, otaknya memutar dengan sangat lama.

Aku!?

Tiba tiba seseorang datang dari belakangnya dan meminta permisi kepadanya untuk membawa kursi rodanya menuju atas panggung.

Dera mengangguk masih kebingungan. Dia diantarkan sampai ke depan sana, ke depan lautan orang orang yang menatapnya iri.

Malam ini adalah malam yang terbaik.

"Silahkan boleh menerima tanda tangannya," kata MC itu semangat.

Dera merasa sangat senang, dan semuanya terasa sangat ajaib. Pianis itu menulis tanda tangannya diatas kertas lalu memberikannya kepada Dera.

"Thank you so much, sir," bisik Dera pelan.

"It's my pleasure, Mrs. Heston," balas pria itu sambil mengedipkan matanya sebelah, tersenyum penuh arti.

Dan seketika itu juga Dera tahu, siapa biang kerok di balik malam ajaib itu.

.

FOLLOW ME ON INSTAGRAM

Nnareina

Filler chapter.. 😅😅😅

Filler filler an dulu aja yak wkwkwk

Jangan lupa vote dan komen!!

Love you all!

Continue Reading

You'll Also Like

12.6M 408K 63
~Completed~ # 1 - in complicated [28-09-20] # 4 - in romance [02-08-18] # 8 - in romance [20-07-18] # 10 - in romance [08-07-18] 'Cinta itu pelita, b...
6.2K 339 5
Kim Vicle sudah menikah, namun dia masih mengejar-ngejar mantan kekasihnya yaitu Jeon. Apa yang terjadi sebenarnya di antara mereka?
1.7M 100K 43
END 1 #pregnant 1 #barat 1 #end 1 #complete Untuk pertama kali dalam hidupnya, Veina Collins memberanikan diri untuk membuka hati. Namun, tidak ada...
2.6M 129K 49
Posessive Story 1. Trauma masa lalu membuat Rachel Anjani menjadi seorang gadis yang penutup dan tak tersentuh. Keluarga bahkan sahabatnya pun prihat...