[FINISHED]Kapten Basket vs Vl...

By Zabilae

92K 3.9K 353

Ini bukan hanya cerita tentang Nabila dan Khalil. Bukan hanya tentang permasalahan masa SMA yang melibatkan c... More

Satu. Who?
Dua. Meet You
Tiga. Taruhan
Empat. Lo lagi lo lagi
Lima. Au ah gelap!
Enam. Start!
Tujuh. Jangan Injek Kaki Gua
Delapan. Mom?
Sembilan. Baper enggak?
Sepuluh. Hari Pertama
Sebelas. Pentas Seni
Duabelas. Minggu Ketiga
Tigabelas. Penjelasan
Empatbelas. Ken?Can
Limabelas. Potongan masa lalu (1)
Enambelas. Potongan Masa Lalu (2)
Delapanbelas. Gudang, Album, dan Kenangan
Sembilanbelas. Kevan kenapa?
Duapuluh. Khalil ketemu Kean
Duapuluh satu. Lucas
Duapuluh dua. Please, stay with me
Duapuluh tiga. Dita
Duapuluh Empat. Home Tour
Duapuluh lima. Something... wrong?
Duapuluh enam. Meet up
Duapuluh tujuh. Let's Find The Truth
Duapuluh delapan. Lucas (2)
Duapuluh sembilan. Siapa yang bisa dipercaya?
Tigapuluh. It's hurt
Tigapuluh satu. Flashback
Tigapuluh dua. Lari
Tigapuluh tiga. Hopeless
Epilog. Hey, I miss you

Tujuhbelas. Lomba

2.6K 110 8
By Zabilae

Typo(s) bertebaran! Ini chap paling panjang, puas nggak lu?

"Hay guys! Ketemu lagi sama gue, dimana lagi kalo bukan di Bila Vlog!"

Hari ini, hari dimana mereka akan bertanding. Dan tentunya, Nabila nggak melewatkannya tanpa nge-vlog. Nabila pun pergi ke kelasnya sembari nge-vlog.

"Ini nih kelas gue, orang-orang pada sibuk soalnya kelas kita itu mau dibikin café. Makanannya nggak ribet sama mahal kok, kita mah cuma jual jajanan dulu yang kita sulap lebih modern"

Nabila berjalan menghampiri Salsha yang sibuk dengan perlatan memasak. Salsha? Memasak? Oh tidak dia hanya membantu Vita, tenang aja.

"Ehhh ada neng Salsha, punten atuh neng"

"Mangga" Nabila mengarahkan kameranya ke wajah Salsha dan kemudian ke arah makanan mereka.

"Masak apaan nih? Beracun kagak?" Salsha mendengus, ingin sekali menggeplak mulut lancar Nabila dengan penggorengan.

"Anjingin jangan?" Nabila tertawa mendengar umpatan Salsha. Ia pun berjalan ke arah lain sembari menjelaskan kepada videonya itu.

Nabila sendiri hanya mendapat bagian menjadi pelayan, maka dari itu ia sekarang bisa berkeliling tanpa takut dioceh oleh Vita.

Nabila berjalan menuju tengah lapangan. Tampak banyak anak osis sedang mempersiapkan panggung dan membersihkan lapangan.

Oh iya, dia nanti akan bertanding basket. Nabila pun berjalan menuju lokernya. Ia mengambil sepatu basket yang telah ia siapkan.

Sejak kapan ia punya sepatu basket? Itu bukan miliknya tentu saja. Itu milik kak Rachel, ia meminjam dari gadis itu.

Lain halnya dengan Nabila, Khalil kini sedang berada di taman belakang sekolah. Ia tak mau ke kelas, capek, malas dijadikan babu lagi.

Ia tak sendiri di sini. Khalil sekarang ditemani oleh laptopnya. Ia sedang berada di bawah pohon dan menonton video tutorial membuat vlog.

Kalian pikir ia bisa belajar secepat kilat? Ohh tentu tidak. Ia saja sekarang sudah lupa harus menggunakan aplikasi apa.

"Aaaaaaa... puyeng gue anjir"

Khalil mencopot headphone yang sedari tadi menempel di telinganya.

Jujur, ia sudah muak dengan semua perangkat lunak ini. "Boleh gue duduk di sini?"

Khalil mengangkat kepalanya dan mendapati seorang gadis cantik berada di depannya. "Eh lo na, boleh duduk aja. Kan ini taman bukan punya gue"

Gadis yang dipanggil na itu hanya tertawa kecil lalu duduk di sebelah Khalil. "Gue ganggu nggak?"

"Enggak, gue cuma lagi ngadem aja. Eh tunggu, jangan bilang lo ke sini mau nyuruh-nyuruh gue lagi?"

"Ye su'udzon" Gadis itu memukul lengan Khalil

"Aduh kuat juga lo. Hehehe maap ye Reina" Yap, gadis itu adalah Reina. Untuk apa dia ke sini? Heum ku tak tauu

"Terus ngapain lo ke sini?" Khalil menatap intens gadis di sampingnya itu dan membuat Reina sedikit merona karena tatapa Khalil.

Reina masih terkunci oleh tatapan Khalil yang menurutnya sangat indah itu. Sedangkan Khalil, ia hanya bingung karena Reina yang terus diam.

Khalil melambaikan tangannya di depan wajah Reina sembari mengucapkan namanya, "Na, Reina!"

Reina tersentak. Ia kemudian sadar dari acara menatap mata Khalil. Reina tersenyum kikuk sembari memalingkan wajahnya dari Khalil dan berharap pemuda itu tidak melihat rona merah di pipinya.

"Hmm jadi, lo ngapain ke sini?" Reina menoleh dan teringat sesuatu. Ia pun mengeluarkan sesuatu dari rok abu-abunya itu.

"Coklat?" Reina mengangguk dan menyodorkannya ke Khalil. Khalil pun menerima coklat itu dengan senang hati.

Ia mulai membuka bungkus coklat itu dan memakannya. Sedangkan Reina hanya menatap Khalil.

You're mine :)

"Eh iya ni coklat buat apaan na?" Reina hanya tersenyum dan sedikit berdehem "Permintaan maaf soal kemaren"

Khalil hanya menganggukkan kepalanya. Getaran dari sakunya membuat atensi beralih pada handphonenya.

Sebuah telpon dari nomor privat muncul dilayar. Khalil pun mengangkat telpon itu

"Sepertinya kau memiliki mainan baru dan sekarang kau bisa tinggalkan milikku"

Khalil kenal suara ini. Ini adalah orang yang sama yang menyuruhnya untuk menjauhi Nabila.

"Apa maksudmu?"

"Saya tau kau tidak sebodoh itu, Khalil"

Khalil terkejut, darimana orang itu tau namanya? Ah pikirkan itu nanti.

"Saya sudah berusaha sopan, sebenarnya apa maumu?"

Terdengar suara kekehan di seberang sana. Khalil menggeram marah, Reina yang melihat itu hanya heran dan mnegusap tangan Khalil mencoba menenangkan pemuda itu.

"Mudah saja, jauhi milikku dan berpuaslah dengan mainan barumu itu"

"Bangsat! Apa maksud lo hah?! Jauhin milik lo? Huhh nggak usah mimpi, Nabila punya gue!"

"Huh, sampai kapanpun Nabila adalah milikku bocah!"

"Capek gue, sini berantem coba. Palingan juga lo yang kalah"

"Kalau saya jadi kamu, saya tidak akan berani menantang seseorang yang lebih hebat dari diri sendiri"

"Darimana gue tau kalo lo lebih hebat dari gue? Kayaknya lo ada di sekolah gue ya? Kuy lah sini berantem"

"Saya tidak kekanakan sepertimu. Tunggu saja, sebentar lagi juga kau akan menyerah"

Tut.. tut..

"Bang- halo? Halo? Sialan"

Khalil menggeram marah. Telpon itu diputuskan secara sepihak.

Ia melampiaskan amarahnya dengan menendang rerumputan dan mengusak rambutnya dengan kasar.

"Lil udah tenang dulu" Khalil bahkan lupa dengan gadis di sampingnya ini.

"Mending lo pergi deh, gue mau sendiri"

"Tapi lil-"

"GUE BILANG PERGI YA PERGI! NGGAK NGERTI BAHASA MANUSIA LO?!"

Reina tersentak mendengar Khalil membentaknya. Ia pun memilih untuk pergi dari taman itu.

Khalil duduk sembari menyenderkan kepalanya ke pohon. Ia lebih memilih merilexkan emosinya sekarang dengan memejamkan mata.

"Assalamu'alaikum" Khalil pun membuka matanya dan mendapati Nabila tersenyum cerah di depannya.

Bukannya merasa kesal karena acara menyendirinya diganggu. Ia malah tersenyum cerah dan mengisyaratkan gadis itu duduk di sebelahnya.

"Wa'alaikumsalam, ada apaan nih?"

Nabila menggeleng, ia menyodorkan sebuah permen kapas yang sedari tadi ia sembunyikan di belakang tubuhnya.

"Makan tuh, gue lohh yang bikin. Hehehe walaupun tadi disemprot Vita dulu karena udah 5 kali gagal"

Khalil mengambil permen kapas itu dan tersenyum ke arah Nabila. Ia pun menggigit sedikit permen itu dan beralih mengusap rambut Nabila.

"Makasih ya"

Nabila mengangguk. Mereka pun akhirnya melanjutkan obrolan sembari tertawa.

Tak jarang juga Khalil menjahili Nabila. Mereka begitu senang, tanpa menyadari sepasang mata yang terus mengamati mereka.

---

Pertandingan basket pun sebentar lagi dimulai. Lapangan sudah penuh dengan siswa-siswi dari berbagai kelas.

Ada yang membawa banner ala kadarnya, ada juga yang membawa drum untuk menyemangati, dan ada pula yang berjualan, lumayan hasilnya bisa ditabung.

Pertandingan kali ini adalah pertandingan basket campuran. Terlihat sudah banyak yang mempersiapkan diri di ujung lapangan.

Tak lupa pula, kedua mc yang akan memandu jalannya acara. Siapa lagi kalo bukan Kevan dan Salsha.

"Yak! Selamat datang di acara tanding basket campuran SMA Nusa Bakti! Ululululululu!"

"Bangsat, kaget gue!"

"Eh sambel ijo ngagetin ae lu"

"Kepanjing musnah sono"

"Bangsul kuping gue pengang bego!"

"Hujat, hujat aja terus Shawn Mendes nggak papa"

"Laki gue nggak usah lu sebut nying"

"Halah kutil shawn sama elu aja masih cakepan kutil shawn"

"Nggak usah ngaku-ngaku plis, charlie puth kesel nih"

"Noh van, udah lah antena cengcorang diem aja, biar gue yang ngomong"

"Aduh sal lo ngomong kok suka bener sih?"

"PanutanQ"

"Ini mah setuju gue, dari pada dibandingin sama laki gue"

"Tch. Udah puas lo pada ngehujat gue? Puas? Puk lah lo pada"

"Yaudah daripada ngedengerin bacotannya si Kevan kuy lah kita liat pertandingan pertama!"

Suara Salsha pun diiringi dengan teriakan dan dentuman alat-alat yang dibawa untuk menyemangati kelas masing-masing.

"Pertandigan pertama ada kelas siapa sih?"

"Oke sal, pertandingan pertama itu dari kelas 11 Ipa 2 versus 12 Ips 3"

"Waduhhh ada kak Radit nih, jangan sampe salfok yee"

"Ahh itu mah biasa sal. Yang bikin salpok mah sih Willie mantan gue, hay willie"

Kevan sudah memasang wajah absurdnya dan melambaikan tangan kepada Willie yang berada di kelas 11 Ipa 2.

Lapangan pun langsung ricuh. Siulan serta ejekan pun terdengar. Sedangkan Salsha, ia sudah memasang wajah tidak sukanya.

"Mantan apaan njing? Lu mah ngegantungin gue aja. Deket iya jadian kagak"

"Wadohhh mau ngerdus ya lo antena cengcorang"

"Halah Kevan diharepin kagak mutu itu mah"

Seketika wajah Salsha langsung berubah cerah. Ia tersenyum kecil sembari menatap Kevan.

"Hehehe kan ada tuh wil, nggak setiap mendung itu hujan. Nah nggak setiap pdkt itu jadian, ye nggak sal?"

"Iyain aja dah. Yaudah daripada ngebacot terus, kuylah pemain masuk lapangan"

"Oke, semua siap kan? Hitung sama-sama kuy? 3... 2... 1!"

Pertandingan pertama pun dimulai. Sesekali Kevan dan Salsha mengomentari atau sekedar melempar candaan.

"Aduhh Asihh bolanya jangan dimainin kayak perasaan Artha dong"

"Kevan bacot lu" -Asih

"Jangan bongkar aib anjing!" -Artha

Pertandingan semakin seru walaupun waktu terus berputar. Pertandingan akhirnya telah sampai di final yang akan dilaksanakan setelah makan siang.

Terlihat lapangan sedikit lenggang karena waktu istirahat. Kedua mc pun sedang makan, katanya Kevan

Capek, teriak-teriak butuh makan gue. Mana tadi bisa curhat ye kan ke mantan, butuh energi tambahan.

Lalu bagaimana kabar Nabila? Ia sekarang sedang mengistirahatkan tubuhnya untuk pertandingan terakhir.

Yap, kelasnya masuk ke final. Dan lawannya? Ya siapa lagi kalau bukan,

"Aduhh semangat banget sih pacar gue" Khalil menyerahkan sebotol Aque *disamarkan pemirsa ke pangkuan Nabila

"Harus dong, kan mau jadiin lo babu gue"

"Ingin mengumpat, tapi pacar"

Nabila pun tertawa. Ia pun mencoba membuka tutup botol itu, tetapi ternyata sudah terbuka.

Nabila menoleh ke arah Khalil, "Makasih udah bukain. Peka banget sih pacal gue"

Khalil tersenyum, ia pun bangun dan beranjak dari sana. "Gue tunggu di lapangan, semangat cerewetku"

Nabila terkikik geli dan langsung menghabiskan minumannya. Ia sedikit meregangkan ototnya dan langsung pergi ke lapangan.

"Yakk bertemu lagi dengan Lucas Wong"

"Tadi Shawn mendes, sekarang siapa lagi sat?"

"Laki gue!!! Kagak-kagak ada, mau dibandingin juga nggak bakal mirip"

"Ehhh itu pacar gue njir"

"Udahlah pan, elu itu pantesnya antena cengcorangnya upin-ipin, maksa bener mau mirip Lucas Wong"

"Sabar aja gue mah, orang ganteng katanya tambah ganteng"

"Ya itumah khusus orang ganteng. Kayak Khalil noh"

"Halah Khalil sama Kevan mah sepaket, samimawon"

"Ehh nggak usah nistain pacar gue ya!"

"Udah gaes, ibu negaranya udah marah. Oke kita udah di final nih, udah ini pasti lu pada bakal kangen sama bacotan gue"

"Kagak ada yang bakal kangen sih van. Oke untuk pertandingan terakhir, kita adain 3 babak dan poinnya cuman sampe 21 doang ok?"

"Nah untuk pertandingan terakhir ada ibu negara melawan bapak negara nih gaes"

"Bacot lo pan. Tunggu apa lagi nih? Kuy lah kelas gue lawan kelas Kevan nih, alias 11 Ipa 4 versus 11 Ips 2!!!"

Sorak riuh pun terdengar di seluruh lapangan. Kelas Nabila dan kelas Khalil memasuki lapangan dengan semangat yang menggebu-gebu *apaansih?

"Wadohhh seru nihh, yoo Khalil semangat Kepan ganteng nyemangatin elu nih"

"Bill jangan kalah sama kelas sebelah! Fighting atuh! Nanti gue traktir permen satu dah!"

Pertandingan pun dimulai. Khalil mengambil alih bola. Ia mulai berjalan sembari mendrible bolanya menuju ring lawan.

Kelas Nabila tak tinggal diam. Mereka pun berusaha mengahalau masuknya bola.

Namun, bola tersebut akhirnya masuk ke ring karena kecepatan Khalil.

"Yoo Khalil!!"

"Serang terus bro! Bangga gue ama elu"

Pertandingan berlanjut, poin antar kedua kelas itu terus menerus bertambah saling mendahului.

Saat ini bola berada di tangan Nabila. Di depannya sudah ada Khalil yang akan merebut bolanya.

"Capek ya?"

"Hah.. ya iyalah lil" Khalil tertawa, sedangkan Nabila sedang fokus untuk keluar dari penjagaan Khalil

"Udahlah, kasih aja bolanya ke gue. Sono istirahat, udah capek lu"

"Nggak mau ah"

Suatu ide pun terlintas di benak Nabila. Mungkin ini bisa melepaskannya dari Khalil.

"Ehh lil kaki gue kok perih ya?" Khalil tertawa, ia tau pasti Nabila sedang berusaha mengalihkan perhatiannya.

"Kagak ada, gue tau lo boong"

"Yang bener?"

Nabila pun sedikit mempersempit jaraknya dengan Khalil. Dan..

Cup

Sontak satu lapangan ricuh melihat aksi Nabila yang mencium pipi Khalil dengan secepat kilat.

"Bangchat! Zina mata gue!" - Kevan

"Kokoro gue tolong! Gue yang ambyar masa!" - Salsha

"Yaampun disosor! Kane kagak lil?"

"Hadohhh gue yang panas dingin bor!!"

"Potek hati gue!!"

Sedangkan Khalil, ia masih membeku karena kejadian mendadak itu. Ia masih mencerna apa yang barusan terjadi.

Kesempatan itu tidak dilewatkan Nabila. Ia memantulkan bolanya ke bawah kedua kaki Khalil dan bergerak cepat mengambilnya kembali.

Khalil pun sadar dan mulai mengejar Nabila. Tapi sayang, bola pun sudah dilambungkan, dan... MASUK!

"YEAYYY!! MENANG!" Nabila sudah berlari ke kelasnya dan langsung berpelukan ria.

"Nabila! Aku padamu!"

"Yeay menang bil! Sini peluk aa dulu!"

"Bill mau juga disosor kek Khalil tadi!"

Khalil melebarkan matanya mendengar ucapan para pria kelas Nabila.

Ia pun langsung berlari menghampiri Nabila dan menariknya dalam pelukannya.

"APAAN LU PADA?! PUNYA GUE INI! KAGAK ADA PELUK SAMA SOSOR-SOSORAN!"

"Yaelah lil bagi dikit napa"

"KAGAK!"

"Eh timun mas, sini lo! Gegara disosor kalah kita. Penasaran gue gimana rasanya, sini bil sosoran dulu sama gue"

"Modus lu njing!"

"Yap! Sodara Khalil mulai marah bung, karena ibu negaranya mau disosorin banyak orang!" Kevan pun mulai melanjutkan acaranya.

"Ya iyalah bego. Haduhh yang penting kelas gue menang, yeayy!!" Salsha pun mengangkat tangan kirinya pertanda selebrasi, tak lupa pula senyum manisnya.

Hemm manis juga - Kevan yang baru sadar -.-

"Sal, enggak bisa Nabila, elu aja deh yang nyosor gue"

"Gue aja, gue wangi"

"Jangan mau sal, nanti lu ketularan buluk lagi"

"Ehhh apaan nih?! Kagak-kagak Salsha mah hak paten gue, liat aja kita cocok kan? Makanya jadi mc"

Jangan tanya lagi bagaimana wajah Salsha. Kalian pasti sudah tau.

---

Sekarang waktu menunjukkan pukul 15.30 wib. Sekarang Khalil yang ikut lomba.

Nabila yang berada diluar ruangan hanya bisa tertawa karena melihat Khalil yang sudah putus asa di dalam sana.

Sudah 30 menit lomba dimulai, Khalil terlihat begitu fokus dan putus asa di saat yang bersamaan.

Masalahnya, dia lupa bagaimana caranya :")

Nabila yang melihat itu pun berniat membantu Khalil. Ia pun berjalan ke jendela yang berdekatan dengan Khalil.

Ia menunjukkan perangkat apa yang harus dipakai dan ia sedikit memberi tau cara-caranya.

Ia tak bisa memberi tau secara menyeluruh. Karena, juri yang sangat ketat dan membuatnya sedikit sulit membantu Khalil.

Akhirnya, setelah 1 jam berkutat, Khalil pun keluar ruangan dengan wajah putus asanya.

Kevan yang melihat itu langsung tertawa terbahak-bahak dan mendapati satu tepukan sayang dari Khalil.

Mereka berempat pun menuju kantin untuk makan dan beristirahat.

"Capek anjir. Ternyata bikin video susah" Khalil menjatuhkan kepalanya ke meja kantin. Nabila yang melihat itu hanya menggeleng maklum.

"Basket juga susah. Gue aja harus terkilir dulu baru bisa"

"Ya enak lu menang, nah gue? Kalah pasti"

Kevan tertawa, lalu ia merangkul bahu sahabatnya itu. "Yang penting ada faedahnya sih lil"

Khalil bangkit dan melihat tajam ke arah Kevan, "apa faedahnya syaiton?"

Kevan menepuk bibir Khalil dan memasang wajah garangnya, "aduhhh anak bunda kok kasar ya?"

"Geli tau nggak?" Salsha melempar bungkus pilus yang sudah habis ke arah Kevan

"Yeu sih eneng buang sampah sembarangan, nggak lyke adipati ih"

"Adipati pala lu?" Kevan hanya mendengus mendengar jawaban Nabila

"Gue masih penasaran, apa faedahnya oy?" Khalil menaikkan alisnya dan melihat ke arah Kevan yang berada di sampingnya.

"Yeu pikun maneh. Tadi itu lu kan disosor ama pacar, kalo nggak ada nih taruhan kagak ada sosor-sosoran"

Khalil membulatkan matanya dan mengangguk senang. Ia beralih menatap Nabila, sedangkan yang ditatap hanya melihat ke arah lain dan menyembunyikan rona merah di pipinya.

---

Lapangan sekarang sudah penuh lagi. Semua perlombaan sudah selesai dan waktu menunjukkan pukul 20.30 wib.

Murid-murid berkumpul untuk mendengar penyebutan juara dari setiap cabang. Dan ya lagi-lagi dipandu oleh kedua mc tadi.

"Nahh ini nih yang final tadi bikin orang shaking-shaking sama panas dingin. Maju sini lo bil, menang nih"

Nabila maju mendengar ucapan Kevan. Semua orang pun bertepuk tangan. Kepala sekolah menyerahkan piala dan disambut oleh Nabila.

Semua anak kelas Nabila pun maju ke panggung dan berfoto bersama. Hari ini pun selesai, dan sebagai hadiah mereka diliburkan untuk hari esok.

"Gue menang dan lo kalah!" Nabila menunjuk Khalil dengan semangat. Saat ini mereka sedang berada di taman, tempat pertama mereka mengadakan taruhan itu.

"Dari awal juga lo udah menang. Gue udah jatuh cinta duluan soalnya sama elu"

Rona merah di pipi Nabila tidak dapat dikontrol untuk tidak keluar. Khalil tertawa dan menarik Nabila ke dalam pelukannya.

"Berarti sekarang lo jadi babu gue gituh?"

"Ya kali orang seganteng gue jadi babu?"

"Yaudah bucin deh"

"Terserah elu dah. Pulang nyok!" Nabila pun mengangguk menjawab pernyataan Khalil.

Hari ini ia sudah cukup lelah dan ingin tidur secepat mungkin. Namun, saat ia memasuki pekarangan rumahnya, ia mendapati sebuah kotak.

Lagi?

Di dalam kota itu terdapat sebuah foto. Foto ia dan Khalil tadi siang, saat ia mencium pipi pemuda itu.

Di belakang foto itu pun terdapat tulisan. Tulisan tangan yang sangat Nabila kenali.

Kakak kecewa bil :(
.
.
.
.
.
.
To be continue/End nih?

Wadohh maap nih malam-malam ganggu.

Ada yang kangen nggak sih sama fanfic ini? Yaudah sih kalo enggak

Maap tambah ngawur, dan maap slow update karena like dan comments kalian itu loh 😭

Syedih acu tuh :" next update? 25 Likes and 15 comments? Oke

Yaudah kecup manja dari Kevan
Rabu, 09 Mei 2018

Continue Reading

You'll Also Like

647K 43.9K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
488K 18.7K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
5.3M 357K 67
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
2.4M 129K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...