[FINISHED]Kapten Basket vs Vl...

By Zabilae

92K 3.9K 353

Ini bukan hanya cerita tentang Nabila dan Khalil. Bukan hanya tentang permasalahan masa SMA yang melibatkan c... More

Satu. Who?
Dua. Meet You
Tiga. Taruhan
Empat. Lo lagi lo lagi
Lima. Au ah gelap!
Enam. Start!
Tujuh. Jangan Injek Kaki Gua
Delapan. Mom?
Sembilan. Baper enggak?
Sepuluh. Hari Pertama
Sebelas. Pentas Seni
Duabelas. Minggu Ketiga
Tigabelas. Penjelasan
Empatbelas. Ken?Can
Limabelas. Potongan masa lalu (1)
Tujuhbelas. Lomba
Delapanbelas. Gudang, Album, dan Kenangan
Sembilanbelas. Kevan kenapa?
Duapuluh. Khalil ketemu Kean
Duapuluh satu. Lucas
Duapuluh dua. Please, stay with me
Duapuluh tiga. Dita
Duapuluh Empat. Home Tour
Duapuluh lima. Something... wrong?
Duapuluh enam. Meet up
Duapuluh tujuh. Let's Find The Truth
Duapuluh delapan. Lucas (2)
Duapuluh sembilan. Siapa yang bisa dipercaya?
Tigapuluh. It's hurt
Tigapuluh satu. Flashback
Tigapuluh dua. Lari
Tigapuluh tiga. Hopeless
Epilog. Hey, I miss you

Enambelas. Potongan Masa Lalu (2)

2.2K 91 9
By Zabilae

Warning! Sorry for Typo(s)

Keputusannya untuk pergi dari rumah itu hanya kebodohan yang selalu ia sesali.

Seandainya ia tak pergi, ia tidak akan kehilangan cintanya.

Seandainya ia tak pergi, ia pasti bisa melindungi adiknya.

Seandainya ia tak pergi, ia tidak akan kehilangan semua rasa itu.

Seandainya ia tak pergi, rasa bersalah ini tak akan hinggap.

Dan seandainya ia tak pergi, ia tidak akan terlibat dalam dunia ini.

Saat itu yang hanya dipikirannya hanya pergi, menjauh dari semua rasa sesak yang menyeruak di hidupnya.

Tanpa menyadari ada sesosok jiwa rapuh yang ia tinggalkan. Dan tidak berpikir, bahwa kepergiannya berdampak besar bagi hidup sosok itu.

Ia pergi tanpa tujuan yang jelas. Menelusuri jalan setapak pada malam itu dengan pikiran yang runyam.

Dan pada akhirnya ia memilih untuk melangkahkan kakinya menuju hutan. Ia sudah pasrah dengan hidupnya.

Mungkin menyusul kakek dan neneknya adalah keputusan yang tepat. Tapi, takdir tidak mengizinkannya.

Di saat dia berusaha untuk mati, seorang pria mendekatinya. Bukannya menolong, pria itu malah memberikan pistol kepadanya.

"Jika kau ingin bunuh diri, pakailah pistol ini"

Ia hanya menatap kosong pistol itu. Ia bahkan sudah menempelkan ujung pistol itu di pelipisnya.

Namun, ia mengurungkan niatnya dan mulai menangis. Saat ia ingin menarik pelatuknya tadi, seketika bayang adiknya terlintas.

"Hiks bil maafin kakak"

Lelaki itu mengambil lagi pistolnya dan mengarahkannya kepada pemuda itu.

"Jika kau tak sanggup, aku akan membantumu"

Pemuda itu mendongak dan melihat lelaki di depannya, "silahkan"

Dor

Sebuah peluru bersarang di dada pemuda itu. Ia jatuh terlentang sembari menekan luka tembakan yang bersarang di dadanya.

"Te-terima k-kah..sih"

Ia jatuh tak sadarkan diri. Akhirnya, ia bisa pergi dari semua ini.

Lelaki itu pun mengangkat tubuh pemuda yang sedang sekarat itu. Membawa tubuhnya menuju rumah sakit.

Dia membiayai semua pengobatan pemuda itu. Mulai dari biayai operasi sampai biaya pengobatan hingga sembuh total.

Entah apa tujuannya. Setelah dia menembak pemuda itu, ia malah membantunya untuk kembali hidup.

"Sebenarnya apa tujuanmu?"

Pemuda itu bertanya kepada lelaki di depannya ini. Selama berhari-hari terkurung di dalam sebuah kamar tanpa bisa keluar.

"Simple, saya hanya mau kamu bekerja dengan saya" Lelaki itu menyilangkan kakinya sembari menyesap segelas wine.

"Maksudmu?"

"Sebelum itu, perkenalkan Namaku Lucas Wilton, panggil saja Mr. Lucas. Dan kau?"

"Keano Arya Pradiwijaya, kau bisa memanggilku Kean"

Mr. Lucas mengisyaratkan Kean duduk di depannya. Ia merogoh sakunya dan melemparkan sebuah pistol ke pangkuan Kean.

Kean yang mendapatkan sebuah pistol secara tiba-tiba hanya bisa terperanjat dan tidak berani menyentuh barang itu. Ia masih sedikit trauma dengan benda itu.

"Jadilah pembunuh"

Kean mendongak dan menatap Mr. Lucas dengan tatapan kagetnya, "Tidak! Bagaimana mungkin?!"

"Itu akan mungkin jika kau ingin"

"Masalahnya aku tidak"

"Aku tau, kehidupanmu buruk bukan? Dengan membunuh kau bisa sedikit melepas semua beban itu"

Kean menatap pistol itu dengan lamat. Ia masih tidak yakin, apakah itu semua berdampak? Maksudku dengan membunuh orang lain dapat melepas beban kita?

"Jika kau masih ragu, mari mencobanya untuk pertama kali"

Mr. Lucas bangun dan menuju sebuah ruangan dan diikuti oleh Kean. Di ruangan itu terdapat seorang pria yang sedang terikat di sebuah kursi. Keadaannya pun tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

Pasalnya, banyak luka memar dan sayatan di tubuhnya. Kean terperangah dan merasa kasihan melihat pria itu, "Hey, apa-apaan ini?"

Mr.Lucas menyodorkan pistol ke arah Kean. Kean bingung, di satu sisi ia kasihan dengan lelaki itu. Tapi, ia tidak menampik bahwa di satu sisi ia penasaran untuk membunuh pria itu.

Dengan ragu ia pun mengambil pistol itu. Mr. Lucas tersenyum puas, merasa menang dengan semua itu.

Kean mendekati pria itu. Perasaanya masih bimbang, ia tidak yakin. Mr. Lucas yang melihat hal itu mendekati Kean dan membisikkan sesuatu, "Anggap saja pria itu adalah seseorang yang paling kau benci"

Kean memejamkan matanya dan mengingat sang papa. Seketika amarahnya membuncah, sorot matanya menjadi penuh dengan kebencian.

Dengan mantab ia mengangkat pistol itu dan mengarahkannya ke jantung pria itu. Dan dengan sekali tembakan, pria itu sudah tidak bernyawa.

Mr. Lucas tertawa puas. Dari awal ia memang yakin, jika Kean sangat berpotensi untuk menjadi pembunuh yang handal.

Dari hari itu, Kean selalu mengisi harinya dengan membunuh, membunuh, dan membunuh. Ia sangat lihai untuk membuat polisi tidak menemukan bukti apapun untuk menangkapnya.

Tidak ada lagi sosok Kean yang selalu ramah, baik hati, dan menyayangi adiknya. Sekarang, ia hanya seorang pembunuh bayaran yang berhati beku dan tidak pernah bereksprsi.

Ia tidak pernah mau pulang, ia takut sang adik kecewa karena pekerjaannya yang sekarang.

Ia takut Nabilanya akan kecewa. Yang ia bisa hanya memantau sang adik dari jauh dan mencoba melindunginya.

Yap, dia adalah Keano Arya Pradiwijaya. Kakak kandung dari Nabila Andriani Sarasvati Pradiwijaya.

Sekaligus, cinta pertama dari Rachel Caera Putti.

---

Hari ini sekolah Nabila sedang sibuk menyiapkan berbagai hal untuk lomba besok. Hmm.. Khalil dan Nabila tetap bertanding tentunya.

Awalnya, Khalil ingin mengundurkan diri karena ejekan dari teman satu kelasnya. Namun apa daya, Nabila lebih berkuasa dari rasa malunya itu.

Semua kelas ikut berpatisipasi. Berbagai stan dipasang untuk memancing pengunjung dari kelas lain maupun para guru.

Tidak terkecuali kelas Khalil yang sedang repot dengan berbagai pernak-pernik. Kelasnya berencana untuk membuat sebuah photobox. Mereka yakin, pasti banyak pengunjung yang datang nantinya.

Semua orang sedang sibuk, tak terkecuali Khalil dan Kevan yang sedari tadi bolak-balik. Khalil terus menggerutu karena tidak dapat beristirahat untuk sebentar.

"Khalil ini pasang gih" Reina menyerahkan bermacam-macam barang, mulai dari jam, papan bertuliskan nama kelas mereka, pita berwarna-warni, dan sebagainya.

"Males ah, capek gue. Suruh yang lain noh, Kevan gituh"

"Apaan? Kagak kagak, baru duduk gue njir" Kevan menggeleng cepat, ia sangat lelah karena sudah bekerja dari tadi.

"Lu pikir gue nggak capek?"

"Ck, udahlah terima nasib aja sih lil. Nih, pasang yang bener, awas lu kalo nggak bener!"

"Udah nyuruh, banyak mau lagi, anjingin jangan?"

"Elu yang anjing lil" teriak Reina dari depan kelas. Khalil hanya bisa pasrah dan mulai memasang benda-benda itu.

Waktu menunjukkan pukul 20.00 wib saat Khalil menuju parkiran. Ia hanya ingin pulang, mandi, dan merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya.

Saat ia ingin menyalakan motornya, sebuah tangan menghalanginya. Ia mendongak dan mendapati seorang pria menatapnya dingin.

Ia tidak pernah melihat pria itu, sangat asing tetapi terlihat... familiar?

"Maaf tapi siapa kau? Apa yang kau inginkan?"

"Jauhi Nabila"

Khalil mengerutkan jidatnya dan turun dari motor. Menatap tak suka ke arah pria itu.

"Apa masalahmu? Memangnya kau siapa menyuruhku untuk menjauhi Nabila?"

"Kau hanya orang asing yang tidak mengenal Nabila dengan baik"

Tangan Khalil terkepal menahan amarah. Ia merasa sedikit diremehkan oleh pria di depannya ini. "Jauhi Nabila dan kau akan baik-baik saja"

Bugh

Tinjuan Khalil melayang ke arah lelaki itu. Lelaki itu tidak tinggal diam dan membalas pukulan Khalil dan membuat pemuda itu tersungkur di tanah, "Aku sudah memperingatimu"

Lelaki itu pergi meninggalkan Khalil. Khalil mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. "Lu kenapa?"

Khalil memutar tubuhnya dan mendapati Reina di belakangnya. "Nggak, nggak papa"

"Gue denger orang tadi nyuruh lo ngejauhi Nabila. Emangnya dia siapa?"

"Orang gila kali" Reina tertawa sembari menggelengkan kepalanya. Ia membuka tasnya dan mengambil sebuah plester luka.

Reina pun memasangkan plester luka itu di sudut bibir Khalil. Jarak mereka cukup dekat yang mengakibatkan Reina dapat merasakan deru nafas Khalil.

"Deket amat, nanti timbul fitnah lohh" Mereka berdua terperanjat dan mengarahkan mata menuju arah suara itu.

Khalil terkejut mendapati Nabila berdiri dengan menatapnya dingin. Reina sedikit merasa bersalah. Ia pun pamit pulang dan meminta maaf kepada Khalil.

"Bil, kok masih di sekolah?" Nabila masih berada di posisinya tanpa berniat mendekati Khalil

"Kenapa? Nggak boleh? Oh gue tau, gue ganggu lo sama cewek tadi kan? Yaudah sih maaf"

Khalil tertawa geli. Ia menyadari Nabila sedang cemburu. Sedangkan Nabila menatap tidak suka Khalil.

"Kalo cemburu ngomong aja sih"

"E-enggaklah!" Wajah Nabila memerah, sedangkan Khalil tertawa puas melihat kekasihnya itu. Dengan cepat ia menghampiri Nabila dan merangkulnya.

"Cuih nggak mau ngaku cuih"

"Ih apaan sih lo" Nabila memukul badan Khalil dengan brutal, tetapi Khalil malah tertawa, "Hahaha cemburu hahaha aduh udah dongg"

Nabila menghentikan aksi pukul-memukulnya. "Udah nggak usah cemburu, gue emang ganteng, tapi gue cuman sukanya sama elu"

Nabila memutar matanya mendengar penuturan penuh kepercayaan diri dari Khalil. "Udah ah pulang yuk lil, capek gue"

Khalil hanya mengangguk dan menaiki motornya. Ia mengantarkan Nabila pulang dan langsung menuju rumahnya.

Ia masih mengingat pria tadi. Khalil sangat penasaran dengan pria tadi. Tapi kenapa, wajahnya sedikit mirip dengan Nabila?

Apakah mereka berdua ada hubungannya? Tapi apa? Khalil tak tau.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Haluuu acu kambek ⚫³⚫

Ada yang kangen acu? Nggakkk

Yaudah sih maap ye. Setelah dua hari buntu akhirnya selesai juga part ini.

Jangan lupa like and comment ok? Aku butuh comment kalian 😭

Zabilae
28 April 2018

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 156K 49
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! "๐“š๐“ช๐“ถ๐“พ ๐“ช๐“ญ๐“ช๐“ต๐“ช๐“ฑ ๐“ฝ๐“ฒ๐“ฝ๐“ฒ๐“ด ๐“ช๐“ด๐“พ ๐“ซ๐“ฎ๐“ป๐“ฑ๐“ฎ๐“ท๐“ฝ๐“ฒ, ๐“ญ๐“ฒ๐“ถ๐“ช๐“ท๐“ช ๐“ผ๐“ฎ๐“ถ๐“ฎ๐“ผ๐“ฝ๐“ช๐“ด๐“พ ๐“ซ๐“ฎ๐“ป๐“น๐“ธ๐“ป๐“ธ๐“ผ ๐“ญ๐“ฎ๐“ท๐“ฐ๐“ช๏ฟฝ...
650K 34.8K 75
The endโœ“ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] โ€ขโ€ขโ€ข Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
2M 101K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET ๐Ÿšซ "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
4.1M 242K 60
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...