Hana's Indigo (True Story) (...

By MonicaMey_tabitha

1.7M 135K 8.4K

Karena banyak kesalahan dalam ejaan maka saya akan memperbaiki tiap babnya dan ada sebagian yang tidak saya p... More

Prolog
Tentang Dirinya
Hana
Kepergian Papa
Pengalaman Seram Di Rumah Kakek
Pindah Rumah
Juminten Dan Wachid
Sosok Menyeramkan Di Rumah Baru
Masa Sekolah Yang Tak Menyenangkan
Melihat Roh Kematian & Hantu Darmo
Pernah Lihat Reog dan Barongsai?
Ketika Rohku Berjalan
Minta Bantuannya
Saat Mereka Meminta Tolong
Kartu Tarot vs Peramal
Ada Apa Denganku?
Tragedi
Mencari Rumah Baru
Ketika Mitos Bertemu Fakta
Ke Rumah Kakek Nenek
Rumah Baru Dan Penghuni Tak Tampak
Berkunjung Ke Masa Lampau
Penunggu Perumahan
Berkeliling Kota
Awal Masuk SMA
Mencari KOS
Info And Ask Question
Ada Sesuatu Di Sana
Hantu Di Kos
Curhatan Di Alam Lain
Hantu Tv Vs Hantu Nyata
Museum Malang
Menginap Di Rumah Teman
Keusilan Mereka
Kos Baru dan Wanita Jepang
Bersama Mereka
Tinggal Di Malang
Ssssttt....Jangan Berisik
Kenapa Kalian Di Sini?
Hal Yang Aneh
Jangan Rasuki Tubuhnya
Pengalaman Pertama
Taman Bermain
Mereka Yang Tertinggal
Anak Kecil Di Kos
Hantu Lapar
1860
Lawang Sewu
Cerita Di Kos
Liburan Di Rumah
Kematian Nenek
Pergi Untuk Selamanya
Pertemuan "Mereka"
Surabaya
Mereka Di Tempat Kerja
Di Tempat Kerja
Lembur
Rumah Sakit
Pengganggu Di Kantor
Jahil Atau Mau Berteman
Tidak Ada Bayangan
Ada Yang Mengintip
Jalan - Jalan Bersama Hana
Siapa Di Sana
Kepergian Sahabat
Selamat Jalan Kawan
Hari Yang Menjengkelkan
Bertemu Keluarga
Liburan Yang Tak Menyenangkan
Question And Answer
Melihat Arwah Tragis
Bukan Akhir

Felicia Sang Penjaga Setia

14.6K 1.3K 138
By MonicaMey_tabitha

Selain Bu Tin, Pak Toh dan Joseph sebenarnya ada dua penjagaku lain yang senantiasa selalu menemani hingga kini.

Mereka sudah ada sejak aku berusia 9 tahun menggantikan Bu Tin dan Pak Toh yang sudah pergi ke alamnya.

Penjaga dan sahabatku  perempuan. Dia berasal Belanda yang selalu mengatur kehidupanku selama ini dan selalu berada di sampingku.

"Kami di sini bukan untuk menakutimu tapi kami akan menjagamu dan mengatur semua yang ada pada dirimu, Hana."

Mengatur di sini maksudnya bukan memerintah agar menurut perkataan mereka dalam hal negatif. Sedari kecil aku selalu diberitahu agar selalu bersikap sopan dalam bertutur kata, makan tidak boleh berisik, berjalan tidak boleh mendahului orang tua dan banyak hal yang hal yang mereka ajarkan kepadaku hanya untuk kebaikan semata.

"Makanlah dengan pelan-pelan."

"Jangan jalan mendahului orangtua."

"Bersikaplah santun dan sopan."

Apakah aku keberatan? Tentu saja tidak. Karena penjagaku yang selama ini adalah mereka yang baik dan tidak akan mencelakai.

Oh, ya terkadang tanpa disadari aku bisa membaca dan mengartikan bahasa Belanda walau tidak lancar. Aneh, bukan? Padahal selama ini mama atau kakek tidak pernah paham berbahasa Belanda. Aku begitu cepat mempelajari sesuatu tentang bahasa.

Mungkin Felicia membantu selama ini. Aku juga tidak tahu.

"Ingat hati-hati jika berangkat. Berdoa dulu."

Itulah keseharian yang kami lakukan. Felicia selalu mengingatkan aku untuk tidak lupa berdoa.

Felicia adalah gadis kecil Belanda yang cantik. la memakai gaun tidur berwarna putih yang panjang, rambutnya tergerai dengan warna yang kecoklatan dan panjangnya sepinggang dan warna kulitnya putih.

Aku masih ingat awal perkenalanku dengannya tepat saat Bu Tin, Pak Toh mengatakan kepadaku jika mereka harus pergi dan mereka mengatakan akan ada penjagaku yang lain.

"Hai Hana, aku Felicia."

Saat itu aku sedang bermain seorang diri di teras. Aku didatangi oleh seorang gadis kecil Belanda yang cantik, dia duduk di sebelah dan tersenyum manis.

"Hai Felicia. Kamu pengganti Bu Tin?"

Namanya anak-anak yang masih polos jadi seenaknya saja aku bicara.

"lya. Aku akan menjadi penjagamu sampai nanti."

"Sampai kapan?"

"Sampai kamu tidak membutuhkan aku lagi."

"Kamu meninggal karena apa, Felicia?"

"Rumahku terbakar, Hana."

Aku bisa melihat dari matanya jika apa yang dikatakan Felicia benar adanya. Dia adalah putri dari seorang bangsawan dari Belanda di era 1860-an.

Namanya cukup panjang dan aku tidak bisa menyebutkannya karena terlalu sulit untuk diucapkan.

Aku senang berteman dengannya karena dia adalah sesosok yang menyenangkan. Dia juga selalu rnemberitahu mana yang baik dan mana yang buruk. Jika aku terkadang tidak menurut perkataannya maka bisa dipastikan ada hal yang buruk akan terjadi kepadaku.

*****

Ada hal yang selalu aku ingat sampai sekarang mengenai Felicia. Di manapun dan ke manapun aku berada, Felicia akan selalu mendampingi.

Seperti saat itu ketika aku menunggu angkutan umum untuk pulang ke rumah. Felicia menghalangi aku untuk pergi.

"Tunggu beberapa menit lagi, Hana."

''Memangnya ada apa, Felicia?"

"Ada sesuatu yang buruk akan terjadi sebentar lagi."

"Hal buruk apa?"

Aku penasaran apa yang dimaksud olehnya?

"Jika kamu pergi sekarang maka ada hal yang tidak baik menimpa kamu."

Aku akhirnya menuruti perkataan Felicia dan menunggu sekitar lima menit. Setelah itu memutuskan pergi dan menunggu angkot di depan sekolah untuk menuju terminal angkot yang menuju rumah.

Tepat saat keluar dari gapura perumahan terdengar ribut-ribut di jalan. Namanya manusia ya tentu saja aku ingin tahu.

Ada apa Pak?"

"Ada ibu-ibu terserempat sepeda motor yang ngebut waktu menunggu angkutan umum.

Deg

Jadi ini yang dimaksud Felicia? Mungkin jika tidak menurut perkataannya mungkin saja aku yang tergeletak di pinggir jalan. Untungnya ibu itu tidak sampai meninggal hanya luka di kepalanya karena waktu sepeda motornya hampir menabrak, ibu tadi sempat menghindar meskipun terhuyung-huyung karena menyenggol.

Hal yang kedua saat terjebak hujan yang sangat deras di rumah teman yang jarak rumahnya dengan kos jauh.

"Lebih baik kamu pulang sekarang, Hana. Hujan tidak akan berhenti."

"Masih hujan, Felicia."

Aku sedikit membantah perkataan Felicia kala itu tapi pada akhirnya aku menurut semua perkataannya. Aku memanggil becak dan pulang dalam keadaan hujan yang semakin deras hingga esok pagi.

Jadi bayangkan saja dari siang sampai besok pagi hujan belum berhenti dan mengakibatkan banjir di rumah teman. Coba jika tidak menurut mungkin aku akan terjebak banjir di rumah temanku.

*****

Bagaimana jadinya jika mereka bertemu dengan sesamanya? Apakah kalian pikir mereka akan bercakap cakap selayaknya manusia? Tentu saja tidak. Bukankah mereka itu terlalu sibuk mengurusi dirinya sendiri dan tidak akan peduli dengan rekannya. Itu yang aku alami saat aku berada di depan sekolah yang menunggu teman untuk ke kos bersama-sama.

Felicia ada di sampingku saat ada seorang pria muda hendak menyeberang ke arah kami. Di depan sekolah ada rumah sakit di mana tiap hari selalu saja ada yang namanya kematian.

Aku dan Felicia melihat betapa bingungnya dia karena dari sorot mata dan gerak tubuhnya mengatakan dia bingung dengan situasi yang ada. Dari arah yang berseberangan aku bisa mendengar apa yang di katakannya.

"Mengapa aku di sini?"

"Ada apa denganku?"

Dia terlihat kebingungan sambil menyeberang jalan. Tentu saja semua kendaraan tidak ada yang bisa melihatnya yang menyeberang.

Saat sudah sampai di tempatku yang berdiri di trotoar, dia melihatku dan Felicia dengan tatapan heran tak percaya. Aku pikir Felicia akan berbicara dengannya tapi tidak. Felicia hanya terdiam begitu juga dengannya. Pemuda itu langsung membalikkan badan dan langsung pergi ke arah kanan tak mau menoleh lagi ke arahku.

Aku ingin bertanya dengan Felicia tapi niat itu kuurungkan karena tahu jika mereka sudah tiada maka mereka tidak mau berurusan dengan yang lainnya. Mereka terlalu sibuk menanyakan keadaan dirinya sendiri yang sudah meninggal.

Felicia hingga kini masih ada bersamaku sampai waktu yang tak bisa ditentukan. Dia paling aktif jika aku berada di luar. Jika aku di rumah Felicia tampak diam.

Mungkin di dalam rumah sudah ada Joseph dan ayahnya yang menjaga sehingga membuat Felicia mengerti posisinya. Dia hanya ada saat aku berada di luar rumah menjaga aku dari segala yang buruk.

****

Wanita Jepang Bernama Hiromi

Kilas balik mengenai masa kecilku bertemu wanita asal Jepang. Perkenalkan dia adalah Hiromi Hasazuke. Dia adalah wanita Jepang yang menemaniku selain Felicia. Mungkin kalian bingung ya mengapa penjagaku banyak? Sebenarnya hanya ada dua saja. Yakni Felicia dan Hiromi. Bu Tin dan Pak Toh hanya menemaniku ketika pindah rumah yang pertama.

Joseph dan ayahnya hanya menemaniku ketika aku pindah rumah ke dua. Yang selalu bersamaku hanya gadis Belanda dan wanita jepang itu hingga kini. Jadi istilahnya itu tiap pindah rumah sang penjaga rumah akan selalu menjaga aku dan keluargaku dari mereka yang berniat buruk.

Dia (Hiromi) berbeda dari teman-temanku yang lain sebab dia dalah wanita dewasa yang aku perkirakan usianya
28 tahun dan berasal dari Jepang pada jaman Meiji (Masa Samurai).

Hiromi itu cantik dengan balutan kimono, rambut yang disanggul dan polesan lipstik yang ada di tengah bibir. Jika kalian tahu tentang Geisha ya seperti itulah tampilannya.

Hiromi mengajariku cara bersikap dalam masyarakat. Dia mengajari untuk menjaga harga diri sebagai wanita, mengajari bersosialisasi dengan benar di masyarakat dan bersikap dewasa tidak kekanak-kanakan. Beda dengan Felicia yang mengajariku bersikap santun, cara makan yang benar dan cara berjalan dengan baik.

"Mengapa kalian mengajariku banyak hal?"

"Karena kami ingin kamu menjadi sesosok wanita yang berani, bersikap dewasa, santun dan menjaga harga dirimu sebagai wanita kelak."

Hiromi tak mau menceritakan masa hidupnya dan aku tidak bisa melihat masa lalunya. Hiromi dan Felicia selalu hadir menemani di saat aku sedang sedih dan senang. Tak pernah mereka meninggalkanku.

"Kami ada bersamamu bukan karena kebetulan tapi kami di sini karena kami ada sebelum kamu lahir."

"Tugas kami adalah menjagamu dan mengajarimu dalam segala hal."

Hingga kini mereka masih ada bersamaku bahkan saat aku cerita mengenai diri mereka.

=Bersambung

Seperti ini kira - kira ya penampakan pakaian Felicia

Tapi yang ini kurang panjang. Panjangnya gaun tidur si Felicia sampai semata kaki. Dan lengannya sampai menutupi pergelangan tangan. Ya kira - kira seperti itu pakaiannya Si Felicia....

Continue Reading

You'll Also Like

4.9K 586 18
"KAMI SEMUA SELAMAT TAPI TIDAK DENGAN......" "SI GADIS CARAMEL."
150K 12.9K 31
Mengisahkan perjalanan mereka untuk menguak sebuah rahasia. Rahasia yang selama bertahun tahun merenggut banyak nyawa, rahasia yang menurut mereka se...
64.8K 5K 55
[COMPLETED] Dela sedikit merasa aneh dengan undangan reuni yang ia terima dari SMP tempatnya belajar di Purwodadi. Pasalnya, ia hanya belajar di SMP...
7.8K 519 43
Kembalinya hanya untuk meminta keadilan. Menuntut dan membalaskan semua rasa sakit, sebab setiap perbuatan harus dibalas dengan setimpal. Seperti ras...