Hana's Indigo (True Story) (...

By MonicaMey_tabitha

1.7M 135K 8.4K

Karena banyak kesalahan dalam ejaan maka saya akan memperbaiki tiap babnya dan ada sebagian yang tidak saya p... More

Prolog
Hana
Kepergian Papa
Pengalaman Seram Di Rumah Kakek
Pindah Rumah
Juminten Dan Wachid
Sosok Menyeramkan Di Rumah Baru
Masa Sekolah Yang Tak Menyenangkan
Melihat Roh Kematian & Hantu Darmo
Pernah Lihat Reog dan Barongsai?
Ketika Rohku Berjalan
Minta Bantuannya
Saat Mereka Meminta Tolong
Kartu Tarot vs Peramal
Ada Apa Denganku?
Tragedi
Mencari Rumah Baru
Ketika Mitos Bertemu Fakta
Ke Rumah Kakek Nenek
Rumah Baru Dan Penghuni Tak Tampak
Berkunjung Ke Masa Lampau
Penunggu Perumahan
Berkeliling Kota
Awal Masuk SMA
Mencari KOS
Info And Ask Question
Ada Sesuatu Di Sana
Hantu Di Kos
Curhatan Di Alam Lain
Hantu Tv Vs Hantu Nyata
Museum Malang
Menginap Di Rumah Teman
Keusilan Mereka
Felicia Sang Penjaga Setia
Kos Baru dan Wanita Jepang
Bersama Mereka
Tinggal Di Malang
Ssssttt....Jangan Berisik
Kenapa Kalian Di Sini?
Hal Yang Aneh
Jangan Rasuki Tubuhnya
Pengalaman Pertama
Taman Bermain
Mereka Yang Tertinggal
Anak Kecil Di Kos
Hantu Lapar
1860
Lawang Sewu
Cerita Di Kos
Liburan Di Rumah
Kematian Nenek
Pergi Untuk Selamanya
Pertemuan "Mereka"
Surabaya
Mereka Di Tempat Kerja
Di Tempat Kerja
Lembur
Rumah Sakit
Pengganggu Di Kantor
Jahil Atau Mau Berteman
Tidak Ada Bayangan
Ada Yang Mengintip
Jalan - Jalan Bersama Hana
Siapa Di Sana
Kepergian Sahabat
Selamat Jalan Kawan
Hari Yang Menjengkelkan
Bertemu Keluarga
Liburan Yang Tak Menyenangkan
Question And Answer
Melihat Arwah Tragis
Bukan Akhir

Tentang Dirinya

83K 9.2K 306
By MonicaMey_tabitha

Budayakan vote sebelum membaca. Itu sudah menghargai saya sebagai penulis.

Salam sayang

Mm

"Di manapun kau berada. Kau bisa melihat mereka."

Seorang gadis berjalan dengan menundukkan kepala ke bawah. Ia tak ingin melihat ke depan. Di kedua telinganya terpasang earphone. Entah lagu apa yang ia sedang dengarkan. Semua orang menatapnya aneh. Berjalan menunduk, mengenakan jaket Hoddie yang menutupnya dan mendengarkan lagu melalui earphonenya.

Tak semua orang menyadari jika dalam ketundukan kepalanya ke bawah. Ia sedang bergumam sendiri. Merutuki nasibnya yang berbeda dengan yang lain. Semua orang termasuk keluarganya tak pernah percaya dengan apa yang ia lihat, ia sentuh atau dengan siapa ia berbicara. Apakah ia gila? Tidak. Hanya saja ia berbeda dari kebanyakan orang.

"Hana ....!"seru sebuah suara yang ada di belakangnya.

Gadis yang dipanggil namanya itu menoleh sekilas ke belakang, tersenyum sebentar kemudian berpaling lagi.

"Aku tahu kau mendengarkanku, Hana," ucap sebuah suara yang sudah berada di sampingnya.

Hana begitu nama gadis itu biasa dipanggil.

Hana tak menggubris sapaan itu. Ia hanya fokus melihat jalan yang ada di bawahnya dan berkata dalam hati ia akan sampai di rumahnya.

Tidak butuh lama akhirnya ia sampai di depan rumahnya. Membuka pintu depan dan masuk meninggalkan seseorang yang mengikutinya sedari tadi.

"Aku tahu kau bisa melihatku, Hana," ujar gadis berambut pendek sebahu dengan luka tembak di pelipisnya.

******

"Aku pulang," sapa Hana ketika sampai di rumah.

Sudah menjadi kebiasaan Hana maupun saudaranya menyapa penghuni rumah ketika pulang dari luar.

"Ma, di mana?" Hana memanggil mamanya. Ia mencari keberadaan ibunya di dapur tempat favorit sang ibu.

"Kok, tidak ada. Kemana sih, mama?" tanya Hana di dalam dirinya saat tak menemukan ibunya di dapur.

Mungkin di dalam kamar.

Hana segera menaiki anak tangga menuju lantai atas. Tempat mama dan papanya tidur. Perlahan ia menaiki lantai yang berderit. Suara itu menimbulkan bulu kuduknya berdiri walaupun sejak kecil ia sering naik turun anak tangga itu tetap saja ia merasakan hawa dingin yang menyergap tubuhnya. Dulu kamarnya berada di sebelah kamar mama dan papanya, tetapi peristiwa yang dulu membuatnya terpaksa pindah ke lantai bawah. Kamarnya yang dulu digunakan kakak lelakinya, Theodore.

Hana memegang penyangga tangga dulu sebelum ia melangkah maju. Menghela nafas dan kembali melangkah. Melihat sejenak kamar yang pernah ia pakai. Bergidik itulah yang di rasakan Hana sekarang. Sudah lama ia tak ke kamarnya. Hampir tujuh tahun.

Kreet ...kreet ...

Pintu kamar itu ( kamar Hana yang dulu) terbuka dengan sendirinya. Ia yakin kakaknya tidak ada dirumah saat ini. Hana terkejut bukan main saat pintu itu sudah terbuka lebar. Ia memejamkan matanya untuk menutupi rasa takutnya. Namun, ia penasaran. Hana melihat kamar kakaknya oh bukan. Sekarang yang Hana lihat bukan kamar kakaknya, tetapi kamar dirinya di masa kecil. Ia melihat dirinya di masa kecil bermain boneka yang diberi nama Shinta. Ia menyuapi boneka itu seakan-akan boneka itu merasa lapar.

"Hana, sejak kapan kamu pulang sekolah?" tanya ibunya yang mengejutkan Hana.

"Mama mengagetkanku,"ucapnya dengan gusar.

"Maafkan mama." Sang ibu tertawa melihat ekspresi anaknya.

"Ayo masuk ke sini." Sang ibu mengajaknya masuk kamar kakaknya.

"Tapi Ma ..."sela Hana karena ia benar-benar tak ingin masuk ke sana.

"Untuk apa kamu takut, Hana? Lihatlah tidak ada siapapun di sini."

"Sampai kapan kamu seperti ini? Sudah tujuh tahun kamu tidak mau mendekati kamarmu sendiri. Ayolah Nak. Jangan takut."

Anak? Tunggu dulu sejak kapan mamanya memanggil dirinya dengan "Nak"?

"Kamu siapa?" tanya Hana dengan rasa takut yang mencekam.

"Ini mama, Nak," jawab ibunya yang mulai mendekati dirinya dan memegang pundaknya. Dingin.

"Kau pasti bukan mamaku?" ulangnya lagi.

"Mengapa kau tak percaya?"

"Sudah aku katakan kau bukanlah mamaku!" jerit Hana seraya berlari menuju pintu keluar.

Brak...

Pintunya tertutup dengan kencang membuat Hana tak bisa membukanya. Hana mulai menangis. Bukan ini yang ia inginkan. Mereka adalah golongan yang tak baik. Hana dicekam rasa takut.

"Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Hana dengan teriak.

"Tidak ada Hana. Kami hanya ingin berteman denganmu."

"Lepaskan aku!" erang Hana saat kerah bajunya ditarik paksa oleh 'mereka'.

"Kami tak melepaskanmu. Hanya kau yang mampu menolong kami."

Hana memegang gagang pintu berharap segera dibuka. Beberapa kali ia membuka, tetapi tak berhasil. Setelah berjuang untuk bebas dari kumpulan makhluk itu akhirnya pintu kamar itu terbuka. Namun naas bagi Hana, ia tersandung kakinya sendiri saat mencoba berlari.

Sakit itulah yang dirasakan saat tubuhnya terjerembab ke lantai yang keras. Penglihatannya mulai samar. Dalam kesamaran matanya ia masih bisa melihat sekilas 'mereka' di sana. Berdiri mematung memandangi Hana. Diam tanpa kata. Tak ada senyuman. Datar.

"Hana, apa yang kau lakukan di dapur?" Sang ibu mendapati Hana sedang tertidur di meja makan.

Hana membuka matanya perlahan. Ia sedikit terkejut saat mendapati dirinya tengah tertidur di atas meja makan.

"Kalau Hana mengantuk. Tidur di kamar. Bukan di sini," tegur ibunya.

"Mama dari mana?" tanya Hana masih dengan wajah lelahnya.

"Mama tadi ke toko sebentar. Bahan di dapur sudah habis," jawab mamanya singkat.

"Cepat ganti seragammu. Bantu mama di dapur jika kau tak tidur," pinta mamanya untuk membantu.

"Hmm ..."Hanya gumaman yang keluar dari bibirnya.

Ketika beranjak dari tempat duduknya. Hana merasakan sakit di pinggangnya seperti habis jatuh. Ia melihat ada memar di lututnya. Jika itu hanya mimpi kenapa ia bisa jatuh? Hana bingung.

Hana berjalan menuju kamarnya. Melihat ke lantai atas. Terperangah saat 'mereka' masih di sana. Hana segera bergegas masuk ke kamarnya. Takut itu yang di rasakannya saat ini.

"Jadi itu bukan mimpi?" gumam Hana pelan.

Tbc...

17 Oktober 2017

Continue Reading

You'll Also Like

22.3K 1.3K 48
Mia sama sekali tidak menyangka kalau disekolahnya akan terjadi suatu pembunuhan misterius yang menggemparkan. Hal tersebut membuat Max -papanya yang...
2.1M 126K 23
Jasmin selalu memandang manusia lebih menakutkan dibandingkan roh-roh gentayangan. Mengapa? Karena ia sudah menyaksikan sendiri apa yang sudah manusi...
119K 14.1K 93
Cerita tentang anak-anak SMU yang bisa melihat hantu. Ari, Tata, Toha, Wira dan Nara. Memiliki sesuatu yang orang lain tak punya dan dianggap tidak n...
22.2K 4.7K 200
(BL Terjemahan) Title: I Became a God in a Horror Game Status: 589 Chapters (Complete) Author: Pot Fish Chili Genre: Action, Adventure, Horror, Matur...