SWEETY VENUS [#2 VENUS SERIES]

By RiriLidya

689K 56K 7.6K

The second book of Venus Series [21+] Diana datang ke bar setelah memutuskan pacarnya yang telah berselingku... More

Sweety Venus (#2 Venus Series)
Sweety Venus - Chapter 1
Sweety Venus - Chapter 2
Sweety Venus - Characters
Sweety Venus - Chapter 3
Sweety Venus - Chapter 4
Sweety Venus - Chapter 5
Sweety Venus - Chapter 6
Sweety Venus - Chapter 7
Sweety Venus - Chapter 8
Sweety Venus - Chapter 9
Sweety Venus - Chapter 10
Sweety Venus - Chapter 11
Sweety Venus - Chapter 12
Sweety Venus - Chapter 13
Sweety Venus - Chapter 14
Sweety Venus - Chapter 15
Sweety Venus - Chapter 16
Sweety Venus - Chapter 17
Sweety Venus - Chapter 18
Sweety Venus - Chapter 19
Sweety Venus - Chapter 20
Sweety Venus - Chapter 21
Sweety Venus - Chapter 22
Sweety Venus - Chapter 23
Sweety Venus - Chapter 24
Sweety Venus - Chapter 25
Sweety Venus - Chapter 26
Sweety Venus - Chapter 27
Sweety Venus - Chapter 28
Sweety Venus - Chapter 29
Sweety Venus - Chapter 30
Sweety Venus - Chapter 32
Sweety Venus - Chapter 33
Sweety Venus - Chapter 34
Sweety Venus - Chapter 35
Sweety Venus - Chapter 36
Sweety Venus - Chapter 37
Sweety Venus - Chapter 38
Sweety Venus - Chapter 39
Sweety Venus - Chapter 40
Sweety Venus - Chapter 41
Sweety Venus - Chapter 42
Sweety Venus - Chapter 43
Sweety Venus - Chapter 44
Sweety Venus - Chapter 45
Sweety Venus - Chapter 46
Sweety Venus - Chapter 47
Sweety Venus - Chapter 49
Sweety Venus - Chapter 50
Sweety Venus - Chapter 51
Sweety Venus - Chapter 52
Sweety Venus - Chapter 53
Sweety Venus - Chapter 54
Sweety Venus - Chapter 55
Sweety Venus - Chapter 56
Sweety Venus - Chapter 57
Sweety Venus - Chapter 58
Sweety Venus - Chapter 59
Sweety Venus - Riri's Note
SWEETY VENUS - Q&A
Author's Note
the third story of the Venus series.
CERITA KETIGA - WAJIB BACA!
OPEN PO SEXY VENUS DAN SWEETY VENUS

Sweety Venus - Chapter 48

7.5K 842 138
By RiriLidya

"Kau sangat mesum, sugar." Ethan masih terkekeh.

Diana memukul bisep Ethan dengan tinjunya sebelum mendengus. Dan Ethan tertawa terbahak-bahak. "Tidak lucu, Ethan!"

Masih dengan kekehannya, Ethan mengecup sekilas bibir Diana membuat wanita itu melunak. "Aku lebih menginginkannya dibandingkan dirimu, sugar. Tapi aku tidak ingin ditengah-tengah aksiku, perutmu berbunyi."

Diana memerah. Kembali ia memukul bisep Ethan. Namun tidak kuat. Ia menatap makanan di depannya dan kebingungan hampir semua makanan Indonesia ada didepannya tapi satu sendokpun tidak ada.

"Kita akan memakannya dengan tangan. Dengan tanganku." Ethan berbisik di telinga Diana seakan tahu apa yang Diana pikirkan.

Ethan membawa tubuh Diana dalam pangkuannya. Melarikan rambut Diana -yang melayang karena angin malam- ke belakang telinga sebelum mencuri satu ciuman.

Ethan mengambil ikan bakar lalu menyuapi Diana dengan tangannya sebelum menyuapi dirinya sendiri. Memberikan satu kecupan ringan di bibir Diana sebelum kembali menyuapi Diana dan dirinya sendiri, terus seperti itu.

Saat Diana ingin ikut menyuapi Ethan, pria itu menahan kedua tangan Diana. Diana menatap Ethan yang menggeleng.

"Biar aku saja." Ethan berbisik sebelum kembali menyuapi mereka berdua dan ditutupi kecupan ringan.

Astaga... Pria ini membuatnya memerah berkali-kali hari ini.

Ethan mencuci tangannya di wadah kecil yang terdapat potongan-potongan jeruk nipis seraya menatap Diana dengan intens. Dan jangan tanya apa yang di rasakan wanita itu. Demi Tuhan, dia menginginkan Ethan saat ini! Sekarang juga, di tempat ini!

Tiba-tiba saja Diana mengubah posisinya yang semula duduk di pangkuan Ethan, sekarang ia menghadap Ethan dengan melilitkan kedua kakinya di pinggang Ethan dan mengalungkan kedua lengannya di leher pria itu.

Ethan terkekeh geli. Sebelum kembali dengan wajah meminta kebutuhan. Ethan mensejajarkan wajah mereka. Diana dapat merasakan hembusan nafas Ethan yang hangat menerpa dirinya diantara dinginnya udara malam. Ethan menggigit kecil bibir bawah Diana, menggodanya hingga Diana mendesah sebelum mengecap bibir Diana.

Diana mengerang, ia menyisirkan jemarinya di rambut Ethan, meminta lebih. Ia menggerakkan pinggulnya dengan sensual, merasakan tubuh Ethan di pusat miliknya. Dan Ethan menggeram, menatapnya Intens dan tajam.

Ya Tuhan... Diana sangat suka melihat Ethan seperti itu. Seakan pria itu mengatakan jika ia menginginkannya, membutuhkannya...

Ethan menahan pinggul Diana dengan jemarinya. "Aku tidak ingin orgasme sebelum dirimu, sugar."

Ethan kembali mencium bibir Diana yang kali ini tidak ada kelembutan. Ia menciumnya dengan keras dan bergairah.

"Aku menginginkan dirimu sekarang. Di dalam tubuhku." Diana berbisik. Entah keberanian darimana ia bisa berkata seperti itu.

Ethan membawa jemarinya diantara mereka melarikan celana dalam Diana ke samping langsung mengangkat pinggul Diana sedikit, memposisikan tubuhnya di tempat yang benar sebelum menarik Diana turun. Dan Diana mengerang dan gemetar menerima tubuh Ethan di tubuhnya.

"Apa ini yang kau inginkan, Diana?" Tanya Ethan dengan nafas tajam.

Diana mengangguk tidak mampu mengeluarkan suara.

Ethan mengangkat tubuh Diana kembali lalu menurunkannya dengan keras membuat Diana tersentak.

"Katakan, Diana." Ethan berbisik di telinga Diana sebelum menggigit kecil telinganya dan jemarinya bermain di bawah, diantara mereka.

Ya Tuhan... Diana tidak mampu menerima semua itu!

"Ya! Astaga... Ethan..."

Diana mendapatkan orgasmenya dan hanya itu Ethan langsung membawa tangannya di bokong Diana, menuntun wanitanya bergerak naik turun di pangkuannya.

Kesadaran Diana mulai hilang perlahan. Ia hampir tidak mengingat siapa dirinya, siapa namanya, bahkan bunyi barang pecah. Mungkin Ethan telah membuang semua piring dan gelas dihadapan mereka. Karena Diana melihat di sekelilingnya tidak ada satupun bekas peralatan makan mereka. Entah sejak kapan Ethan membuang semua peralatan makan, sejak kapan Ethan merapikan bantal-bantal di batu karang yang keras itu. Yang Diana tahu hanya dirinya yang dibaringkan Ethan dengan lembut di atas bantal-bantal.

Dengan gairah yang masih menumpuk, Ethan kembali menyerbu Diana dengan keras. Wanita itu mengerang, memeluk leher Ethan dengan mengaitkan kakinya di pinggang pria itu.

Diana merasakan hal itu kembali datang... Semakin dekat...

"Ya Tuhan..."

"Keluarkan, Diana." Ethan semakin beringas seakan pria itu juga akan datang. "Keluar bersamaku."

Meneriakkan nama Ethan dan Diana benar-benar hancur. Hancur di tubuh Ethan...

Ethan menggeram sebelum ambruk di atas Diana. Menenggelamkan kepalanya di leher Diana, menghirup aroma wanitanya. "Astaga... Kau sangat nikmat."

Tanpa Ethan sadari, Diana menitikkan air matanya. Bukan karena kekasaran Ethan, bukan karena Ethan yang melakukannya di tempat seperti ini, bukan juga karena mereka melakukan dengan masih berpakaian lengkap.

Tapi dikarenakan dirinya terharu. Saat mereka melakukannya, Ethan memanggil nama Diana. Berkali-kali... Yang menandakan jika pria itu tahu siapa yang ia tiduri.

Apakah artinya Ethan mulai mencintainya? Ataukah pria itu sudah mencintainya?

Dengan gemetar yang masih ia rasakan, Diana menyisir rambut Ethan dengan jemarinya. "Kau juga, Ethan."

***

Sepulang dari Indonesia dan Eropa, Diana mengeluarkan semua pakaian kotor miliknya dan Ethan di kamarnya. Sedangkan Ethan dengan alasan letih sudah terkapar di ranjang Diana.

"Ethan, bawa sampomu ke kamarmu sekarang."

Ethan membelakangi Diana dengan malas. "Kau saja."

Diana sedikit tersentak. Baru kali ini Ethan membolehkannya masuk ke kamar pria itu. Atau Diana yang terlalu berlebihan? Entahlah. Diana mengedikkan bahunya membawa semua peralatan mandi Ethan itu menuju kamar pria itu.

Saat dirinya membuka pintu, maju 2 langkah kecil, langsung terkejut.

"Kyaaaaaaa!!!"

Diana berteriak histeris seakan dirinya hampir dimakan Pennywise, secara naluriah terduduk dengan kedua tangan menahan dirinya di lantai. Semua barang yang ia pegang jatuh begitu saja di lantai.

Ya Tuhan... Dirinya panik!

Ruangan apa ini?!

Kamar Ethan merupakan kamar terindah sekaligus kamar yang membuat jantungnya berhenti sebentar. Dengan luasnya 3 kali lebih lebar dibandingkan kamar milik Diana dan dindingnya yang berwarna putih polos. Tapi kamar ini mempunyai lantai yang berlukiskan langit cerah dengan awan-awan yang sangat terlihat nyata, 3D. Bagaimana Diana tidak terkejut histeris dengan berlebihan? Kau tahu, kau seperti berada di atas langit dan siap terjun bebas.

Kemudian Diana menatap langit-langit kamar Ethan dan terpukau. Di sana terdapat pemandangan antariksa yang menakjubkan. Dengan langit gelap yang di taburi bintang-bintang kecil dan juga planet-planet yang mengelilingi bintang paling besar, matahari. Belum lagi beberapa gradiasi warna tiap di sudut langit.

Ya Tuhan... Jika diperhatikan dengan jelas, ruangan ini sangat fantastis. Seakan hidup... Pantas saja Ethan selalu menutup pintu kamarnya. Pria itu pasti tidak ingin berbagi dengan hal yang indah ini. Dan Diana termasuk orang yang sangat beruntung.

"Sial," gumam Diana terpukau.

Ethan mendorong pintu dengan kasar. Lalu menatap Diana khawatir. "Hati-hati."

Diana menggeram dalam hati. Menatap Ethan tajam. "Terlambat, Ethan."

Ethan terkekeh sebelum membantu Diana membereskan barang yang berserakan di lantai. Mereka menyusunnya dengan rapi di kamar mandi sebelum kembali di ruang utama kamar pribadi milik Ethan.

"Well, kau memiliki kamar yang sangat fantastis." Diana berbisik dengan tulus.

Ethan menaikan sebelah alisnya dan sudut bibirnya berdenyut. Ia mendongakkan kepala dengan sombong. "Aku tahu itu."

Diana mendengus. Itulah sifat Ethan. Ingatkan Diana untuk tidak sering memuji pria itu.

"Bagaimana menurutmu?"

Diana menatap Ethan dengan pandangan bertanya.

"Bagaimana menurutmu tentang kamarku?" Tanya Ethan kembali dengan sabar. Kali ini wajah pria itu tengah menatap Diana dengan serius. Tidak ada kejahilan yang sering Ethan tunjukkan.

Diana mengedikkan bahunya menatap sekelilingnya sebelum duduk di ranjang Ethan dan Ethan ikut duduk di samping Diana.

"Sangat menakjubkan... Seakan hidup... Dan penuh dengan seni... Dan..."

Ethan menatap Diana intens dengan jakun naik turun. "Dan apa, sugar?" bisiknya mendekatkan wajahnya.

Diana terdiam sejenak sebelum menatap Ethan Iba. "... Dan astaga... Jangan bilang mimpimu menjadi seorang Astronot!"

Hanya itu membuat Ethan melongo.

"Ya Tuhan... Apa Ibumu yang ingin kau menjadi seorang Aktor sedangkan kau padahal mencintai langit? Ckck... Tidak apa, Ethan. Aku akan mendukung pilihanmu menjadi Astronot. Kita akan bicarakan ini pada Ibumu dan juga—"

"Apa yang kau katakan, sugar?"

Diana menatap Ethan dengan kasihan, menepuk pundak pria itu seakan menyemangatinya. "Tenang saja, Ibumu akan mengerti jika kita membicarakannya dengan baik-baik. Well yeah... Aku juga akan mengerti dengan impianmu itu, walaupun aku sangat suka jika kau menjadi seorang aktor yang tampan dan panas, tapi tak apa!"

Ethan mendenguskan kekehannya. Wanita ini bisa saja membuat suasana hatinya berubah-ubah. Detik ini ia akan geram dengan tingkah Diana lalu detik berikutnga ia akan geli melihat kepolosan wanita itu.

Ethan terkekeh menggelengkan kepalanya. "Siapa yang bilang aku ingin menjadi Astronot, my sugar?"

Diana memiringkan kepalanya dengan polos. "Kau tidak— maksudku—" seakan menyadari kebodohannya yang tidak pernah hilang, dirinya berdeham. "Jadi untuk apa semua ini?"

"Ini hanya hobi dan aku menyukainya. Tapi tidak untuk menjadikan impianku. Dan impianku dari dulu menjadi seorang Aktor."

Diana mengangguk paham sebelum menundukkan kepalanya, malu. Ethan yang melihat itu hanya terkekeh geli seraya mengusap kepala Diana.

"Tapi tunggu sebentar, tadi aku mendengar ada yang mengatakan jika aku seorang Aktor yang tampan dan panas."

Diana membesarkan kedua bola matanya dan tergagap. "Itu bukan aku!"

Dan tawa Ethan pecah.

Diana melempar bantal di wajah Ethan dengan kesal. "Tidak lucu, Ethan!"

Saat Diana ingin memukul Ethan, pria itu lebih dulu mengunci kedua tangan Diana. Membaringkan tubuh mereka berdua di ranjang dengan Ethan di atas.

Ethan menekan tombol kecil di kepala ranjang dan dengan perlahan kamar tersebut gelap menyisakan cahaya bintang-bintang dan gradiasi warna dari langit-langit kamar, dan bergerak lambat.

Sial...!

Diana kembali terpukau, tapi hanya sebentar karena Ethan tidak memberikannya kesempatan untuk kembali takjub. Pria itu tidak ingin menyia-nyiakan waktu mereka yang sudah membuatnya menegang.

"Well, ini pasti pengalaman pertamamu melakukannya di antariksa." Ethan mengusap bibir Diana dengan bibirnya. "Begitupun diriku."

Ethan langsung melumat bibir Diana dengan kedua tangannya ingin mengenal lebih tiap jangka tubuh Diana. Saat ia menjelajahi leher Diana, wanita itu membalikkan tubuh mereka dengan sekuat tenaga. Sehingga Diana yang berada di atas Ethan, dengan kedua tangannya menahan kedua tangan Ethan di atas kepala pria itu. Dirinya terengah.

"Woah... Sugar, sekarang kau menjadi gadis nakal." Ethan terkekeh dengan senyum jahilnya.

"Diam." Diana bergumam sebelum mencium bibir Ethan.

Continue Reading

You'll Also Like

255K 10.6K 60
SPECIAL MINI VIDEO ADA DI SETELAH PART AKHIR DILARANG MENGCOPY CERITA!! TOLONG HARGAI CERITA ATAU KARYA ORANG LAIN, JANGAN ASAL JIPLAK! TERINSPIRASI...
2.3M 106K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
1.4M 6.6K 14
Area panas di larang mendekat 🔞🔞 "Mphhh ahhh..." Walaupun hatinya begitu saling membenci tetapi ketika ber cinta mereka tetap saling menikmati. "...
7.3K 620 26
Kamu (L/N) (Y/N) atau akrab disapa (name) adalah gadis biasa penyuka anime pada awalnya, namun suatu ketika kamu tertabrak sebuah mobil dan kamu mema...