SWEETY VENUS [#2 VENUS SERIES]

By RiriLidya

683K 55.9K 7.6K

The second book of Venus Series [21+] Diana datang ke bar setelah memutuskan pacarnya yang telah berselingku... More

Sweety Venus (#2 Venus Series)
Sweety Venus - Chapter 1
Sweety Venus - Chapter 2
Sweety Venus - Characters
Sweety Venus - Chapter 3
Sweety Venus - Chapter 4
Sweety Venus - Chapter 5
Sweety Venus - Chapter 6
Sweety Venus - Chapter 7
Sweety Venus - Chapter 8
Sweety Venus - Chapter 9
Sweety Venus - Chapter 10
Sweety Venus - Chapter 11
Sweety Venus - Chapter 12
Sweety Venus - Chapter 13
Sweety Venus - Chapter 14
Sweety Venus - Chapter 15
Sweety Venus - Chapter 16
Sweety Venus - Chapter 17
Sweety Venus - Chapter 18
Sweety Venus - Chapter 19
Sweety Venus - Chapter 20
Sweety Venus - Chapter 21
Sweety Venus - Chapter 22
Sweety Venus - Chapter 23
Sweety Venus - Chapter 24
Sweety Venus - Chapter 25
Sweety Venus - Chapter 26
Sweety Venus - Chapter 27
Sweety Venus - Chapter 28
Sweety Venus - Chapter 29
Sweety Venus - Chapter 30
Sweety Venus - Chapter 32
Sweety Venus - Chapter 33
Sweety Venus - Chapter 34
Sweety Venus - Chapter 35
Sweety Venus - Chapter 36
Sweety Venus - Chapter 37
Sweety Venus - Chapter 38
Sweety Venus - Chapter 40
Sweety Venus - Chapter 41
Sweety Venus - Chapter 42
Sweety Venus - Chapter 43
Sweety Venus - Chapter 44
Sweety Venus - Chapter 45
Sweety Venus - Chapter 46
Sweety Venus - Chapter 47
Sweety Venus - Chapter 48
Sweety Venus - Chapter 49
Sweety Venus - Chapter 50
Sweety Venus - Chapter 51
Sweety Venus - Chapter 52
Sweety Venus - Chapter 53
Sweety Venus - Chapter 54
Sweety Venus - Chapter 55
Sweety Venus - Chapter 56
Sweety Venus - Chapter 57
Sweety Venus - Chapter 58
Sweety Venus - Chapter 59
Sweety Venus - Riri's Note
SWEETY VENUS - Q&A
Author's Note
the third story of the Venus series.
CERITA KETIGA - WAJIB BACA!
OPEN PO SEXY VENUS DAN SWEETY VENUS

Sweety Venus - Chapter 39

7.6K 839 113
By RiriLidya

Satu minggu kemudian...

Ya. Sudah satu minggu Diana menggunakan jasa les privat Helena dan sekarang ia akan mempraktekkannya.

Ethan memasuki kamar Diana yang memang terbuka tapi tidak mendapati wanita itu. "Diana?"

Diana yang berada di kamar mandi tengah sibuk dengan pakaiannya langsung terdiam kaget.

Damn!

"Tunggu! Maksudku kau tidur saja duluan. Tidak! Jangan tidur kataku... Sial... Berbaring saja!" teriak Diana gugup.

Ethan mengerutkan dahinya kebingungan. Baru saja ia pulang, Diana langsung mengiriminya pesan singkat menyuruh ia ke kamar wanita itu. Dengan sabar ia menunggu Diana dengan duduk di pinggir ranjang.

Sedangkan Diana setelah mencoba mengatur nafas dan degup jantungnya.

"Pakailah pakaian yang sangat seksi. Itu akan memudahkan Ethan terangsang."

Diana mengikuti apa yang dikatakan Helena. Ia melihat pantulan dirinya di cermin dan mengangguk gugup. "Pakaian, check."

Dengan sedikit berlebihan ia membuka pintu yang langsung menghadap Ethan.

Ethan mematung menatap Diana. Tidak berkedip. Dengan gaun tidur minim berwarna merah yang transparan, memperlihatkan pakaian dalam berwarna hitam, rambut acak, tidak ketinggalan bibir semerah darah entah milik siapa satu paket itu. Dan wanita itu menggunakan high heels yang lumayan lancip dengan warna hitam mengkilap.

"Berjalanlah se-sensual mungkin seraya menggigit bibirmu dan sedikit goyangan."

Godness... Bagaimana caranya?! Batin Diana frustasi. Jujur saja, Diana hanya belajar teori bukannya langsung ke praktek. Sudahlah Diana... Lakukan saja senatural mungkin.

Dengan gerakan sensual yang menggoda, Diana berjalan menuju Ethan. Hanya itu. Tanpa menggigit bibir atau goyangan. Jujur saja ia sangat tertekan sekarang ini. Tepat di depan pria itu, Diana berhenti. Menimang mimik wajah Ethan yang masih mematung. Ia masih ingat apa yang dikatakan Helena.

"Jika dia terdiam, artinya ia memperhatikanmu. Kau harus memulainya duluan. Kau harus ikut andil di adegan ranjang kalian. Kau tahu, cowgirl? aku yakin kalau Adam pasti menyimpan film porno-"

Bukankah itu yang dinamakan sial bagi Diana? Dan lupakan bagian akhirnya. Siapa yang ingin menonton film porno yang berjudul cowgirl dengan sahabatmu sendiri dan suami sahabatmu yang tengah melakukannya?

Diana memejamkan matanya sebentar sebelum menatap Ethan tepat di manik mata pria itu. Dengan berani ia memegang rahang Ethan yang kasar. Mulai mendekati wajahnya hingga suara Ethan menghentikan aksinya.

"Apa kau baik-baik saja, Diana?"

Apa kau baik-baik saja?

APA KAU BAIK-BAIK SAJA?! SERIOUSLY, ETHAN?!

Perkataan Ethan membuat Diana terdiam. Apa tadi yang pria itu katakan? Kenapa tidak sekalian bilang 'Apa Diana masih waras?' Diana menggeram. Apa dia pikir mudah melakukan hal menjijikan ini!?

Diana memejamkan matanya menahan amarah yang hampir ke puncak kepalanya. Ia menjauhkan wajahnya dari wajah Ethan dan menatap pria itu sedatar mungkin. "Lupakan kejadian barusan. Anggap saja aku tidak melakukan apapun."

Setelah itu Diana masuk ke kamar mandi dan mengunci pintu. Ia membasuh wajahnya di wastafel lalu bercemin. Kenapa pria itu selalu membuatnya kesal. Padahal ia tengah berusaha menarik hati pria itu. Dan sekarang apa? Yang ada hanya malu. Bagaimana jika mereka bertatap muka nantinya? Aarggh!

"Sialan kau, Ethan..." bisik Diana geram.

Butuh waktu lama Diana di kamar mandi. Berharap jika Ethan pergi dari kamarnya secepat mungkin. Tak lama dari dalam kamar mandi ia bisa mendengar suara pintu kamarnya tertutup membuat ia berfikir jika pria itu sudah pergi.

Dengan santai ia membuka pintu dan terkejut bukan main saat melihat Ethan tengah berdiri di hadapannya. satu detik, dua detik barulah otaknya mulai berfungsi membuat ia mencoba menutup kembali pintu kamar mandi yang langsung ditahan Ethan. Dengan kekuatan Ethan, Diana bukan apa-apa. Buktinya pintu tersebut sudah terbuka lebar.

"A-Apa yang kau lakukan!?"

"Apa yang aku lakukan? Seharusnya aku yang bertanya, sugar. Apa yang tengah kau lakukan?"

Diana menggelengkan kepalanya kuat. "Tidak... Aku hanya- God! Lupakan!" Diana beranjak dari sana. Berjalan cepat menuju pintu kamar yang langsung dihalang Ethan.

"Kenapa kau lakukan itu?" tanya Ethan dengan tangan bersedekap, bersandar di pintu.

Diana mulai berang. "Aku bilang lupakan! Bisakah kau minggir!"

"Kau ingin kemana?"

"Kemanapun asal bukan satu ruang denganmu!"

"Dengan pakaian seperti itu?"

Diana menatap gaun tidur merahnya yang ia pinjam dari Helena yang semakin membuatnya marah semarahnya. Ingatkan ia untuk membakar 1 set apa yang ia kenakan dari atas hingga bawah milik Helena, si dewi ular itu.

"Ini bukan urusanmu! Mau aku pakai bikini atau tidak sekalipun bukan urusanmu! Kau tidak berhak bertanya seakan kau— damn it! Apa kau kira aku baik-baik saja setelah kau tinggalkan aku begitu saja?! Dengar, jika aku memberimu lampu hijau berarti aku memperbolehkan. Dan kau... Apa yang kau lakukan? Meninggalkan aku yang masih berdarah... Bajingan sialan... Kau—"

Racauan Diana berhenti saat dengan tiba-tibanya Ehan mencium bibir Diana. Melumat selembut yang Ethan bisa membuat Diana melayang. Cukup lama Ethan mencium Diana hingga diakhir memberi sapuan manis di bibir wanita itu menggunakan bibirnya.

Ethan memberikan hembusan nafas yang tajam. Dan menatap tepat di manik mata Diana. "Seharusnya kau bilang dari awal. Sial, aku menahannya," bisik Ethan lalu kembali melumat bibir Diana.

Dengan pelan Ethan membawa Diana, membaringkan Diana seakan wanita itu lebih berharga dari berlian termahal sekalipun. Ia kembali mencium Diana seraya membuka gaun tidur minim Diana serta dalaman wanita itu. Setelah itu Ethan menarik kaosnya melalui kepala dan kembali mencium bibir Diana. Ciumannya mulai turun ke leher Diana yang mengerang dan semakin turun di antara payudara. Memberi kecupan basah di sana sini menuju perut wanita itu hingga ke daerah intim Diana.

Ethan memejamkan matanya menghirup aroma Diana. "Sangat manis..."

Diana memerah dengan nafas terengah-engah. Sungguh entah kenapa ruangan itu sangat panas belum lagi bisikan Ethan di pusatnya. Diana bisa merasakan hembusan nafas tajam Ethan di sana. Ingin sekali ia memanggil Ethan namun tidak sepatah katapun yang keluar dari bibir mungilnya. Yang ada hanya erangan dan desahan frustasi.

Ethan membawa jemari Diana untuk ia cium sepenuh hati. "Biarkan aku mengajarimu, Diana. Perbolehkan aku menjadikanmu wanita seutuhnya."

Diana menangkup wajah Ethan membawa pria itu ke wajahnya dan memberi kecupan basah di bibir pria itu. "Do it."

Ethan memundurkan pinggulnya lalu memasuki diri Diana dengan sangat pelan. Diana mengerang merasakan bagaimana tubuh Ethan sangat berpengaruh terhadap dirinya. Pria itu melakukannya dengan lambat. Pelan. Dan manis. Membiarkan Diana merasakannya.

"Ya Tuhan..." bisik Diana frustasi.

"Sentuh aku, Diana. Sentuh aku dimanapun kau mau."

Dan Ethan benar-benar mengajarinya. Diana membawa tangannya di atas dada Ethan dan berpindah ke bisep pria itu. Benar-benar menyentuh pria itu seakan ingin mengenal Ethan luar dan dalam.

Disela gerakan Ethan yang masih mempertahankan tempo dan wajah frustasinya butuh pelepasan, pria itu menyentuh sepanjang lengan Diana lalu membawa tangan Diana untuk mengalungkan ke lehernya. Diana melakukannya, ia menarik kepala Ethan, mendekat ke wajahnya dan Diana membuka bibirnya untuk Ethan. Hanya untuk Ethan. Tak lupa juga ia mengalungkan kakinya di pinggang Ethan.

Diana bisa merasakan apa yang selama ini para wanita nantikan. Yang mana bisa membuat seorang gadis merasakan bagaimana menjadi seorang wanita.

"Oh Tuhan, Ethan... Faster."

Ethan menggeram seraya menenggelamkan wajahnya di leher Diana. Ia bergerak cepat dan cepat dan keras hingga Diana berteriak. Tubuh Diana bergetar hebat hingga ke ujung jari kakinya saat ia mencapai puncak kenikmatannya. Dan Ethan menyusulnya setelah beberapa dorongan keras. Pria itu menggigit kecil leher Diana, memberikan tanda untuk menyamarkan geramannya.

Tubuh Ethan mengkilap karena peluh. Dengan nafas memburu Ethan membawa Diana ke dalam pelukannya lalu mencium Puncak kepala Diana yang memejamkan matanya. Ethan menatap jendela yang sedang turun hujan.

"Apa kau letih, Diana?"

Diana membuka matanya perlahan lalu mendongak. "Kenapa?"

Diana tanpa riasan dan telanjang di pelukannya. Ethan benci ini. Ia benci bagaimana mata hitam besar itu menatapnya seolah mengatakan 'Aku sangat puas. Apa kau mau lagi?'

Damn... Ethan bajingan sebentar lagi akan menguasainya. Bagaimana bisa dia memiliki pemikiran seperti itu disaat Diana kelelahan karena praktek pertama kalinya.

"Apa kau lapar? Aku akan memasak untukmu."

Ethan menahan Diana di tempat tidur saat dia ingin beranjak dari ranjang.

"Apa kau ingin melakukannya lagi?" tanya Ethan menatap lekat Diana yang memerah.

"Apa... Kau ingin melakukannya lagi?"

Ethan mengangguk mantap. Ia melarikan anak rambut Diana ke belakang telinga wanita itu lalu kembali menatap Diana seraya memposisikan tubuhnya diatas Diana. Menguasai Diana. "Aku ingin melakukannya lagi. Dan aku berjanji ini yang terakhir."

Continue Reading

You'll Also Like

998K 19.4K 14
Sean William, seorang pria berusia berusia 29 tahun yang bekerja sebagai pimpinan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan. Hidup bersama d...
170K 11.7K 65
(SUDAH TERSEDIA DI APLIKASI DREAME/INNOVEL UNTUK MEMBACA LENGKAP) Aletta Leonor Vicente mempunyai masa lalu yang buruk di negara kelahirannya, ia mem...
16.9M 747K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
427K 45.3K 48
The third book of Venus Series [21+] Beberapa chapter di private. Follow aku dulu untuk baca chapter lengkapnya. Mulanya Inanna Paparizou m...