SWEETY VENUS [#2 VENUS SERIES]

By RiriLidya

684K 55.9K 7.6K

The second book of Venus Series [21+] Diana datang ke bar setelah memutuskan pacarnya yang telah berselingku... More

Sweety Venus (#2 Venus Series)
Sweety Venus - Chapter 1
Sweety Venus - Chapter 2
Sweety Venus - Characters
Sweety Venus - Chapter 3
Sweety Venus - Chapter 4
Sweety Venus - Chapter 5
Sweety Venus - Chapter 6
Sweety Venus - Chapter 7
Sweety Venus - Chapter 8
Sweety Venus - Chapter 9
Sweety Venus - Chapter 10
Sweety Venus - Chapter 11
Sweety Venus - Chapter 12
Sweety Venus - Chapter 13
Sweety Venus - Chapter 14
Sweety Venus - Chapter 15
Sweety Venus - Chapter 16
Sweety Venus - Chapter 17
Sweety Venus - Chapter 18
Sweety Venus - Chapter 19
Sweety Venus - Chapter 20
Sweety Venus - Chapter 21
Sweety Venus - Chapter 22
Sweety Venus - Chapter 23
Sweety Venus - Chapter 24
Sweety Venus - Chapter 25
Sweety Venus - Chapter 26
Sweety Venus - Chapter 27
Sweety Venus - Chapter 28
Sweety Venus - Chapter 29
Sweety Venus - Chapter 30
Sweety Venus - Chapter 32
Sweety Venus - Chapter 34
Sweety Venus - Chapter 35
Sweety Venus - Chapter 36
Sweety Venus - Chapter 37
Sweety Venus - Chapter 38
Sweety Venus - Chapter 39
Sweety Venus - Chapter 40
Sweety Venus - Chapter 41
Sweety Venus - Chapter 42
Sweety Venus - Chapter 43
Sweety Venus - Chapter 44
Sweety Venus - Chapter 45
Sweety Venus - Chapter 46
Sweety Venus - Chapter 47
Sweety Venus - Chapter 48
Sweety Venus - Chapter 49
Sweety Venus - Chapter 50
Sweety Venus - Chapter 51
Sweety Venus - Chapter 52
Sweety Venus - Chapter 53
Sweety Venus - Chapter 54
Sweety Venus - Chapter 55
Sweety Venus - Chapter 56
Sweety Venus - Chapter 57
Sweety Venus - Chapter 58
Sweety Venus - Chapter 59
Sweety Venus - Riri's Note
SWEETY VENUS - Q&A
Author's Note
the third story of the Venus series.
CERITA KETIGA - WAJIB BACA!
OPEN PO SEXY VENUS DAN SWEETY VENUS

Sweety Venus - Chapter 33

7.3K 866 99
By RiriLidya

Ethan terkejut mendengar hal itu. Ethan dapat melihat jelas ekspresi Diana yang sedih.

"Semenjak kita tertangkap basah di apartemenku, para awak media tidak henti-hentinya berdiri di gerbang sekolah, mengajak siapapun yang keluar masuk dari sana bicara. Mereka semua membuat para orang tua murid takut jika anak mereka ditanya hal yang tidak ada sangkut pautnya. Maka dari itu para Ibu murid menyatakan keluhan mereka kepada pihak sekolah." Diana menelan salivanya sebelum melanjutkan perkataannya dengan berbisik. "Alhasil aku harus mengundurkan diri dan menjadi gelandangan."

Ethan membetulkan posisi duduknya yang tidak nyaman. Siapapun tahu jika dia lah penyebab Diana berhenti bekerja. "Diana, aku..."

Diana mengangguk lalu mengangguk dengan senyum tipis. "Bukan hanya kau yang salah di sini. Tapi aku juga. Kita berdua salah di situasi ini. Dan tak apa. Jangan mengasihaniku. Aku bisa mencari pekerjaan yang lain. Di tempat yang banyak anak tentunya," ujarnya diakhiri kekehan.

Ethan tidak membalas. Ia hanya menatap Diana sedih membuat Diana memukul bisep pria itu. "Aku sudah bilang tidak perlu mengasihaniku atau merutuki dirimu. Sungguh Ethan, bukan cuma kau yang bersalah. Lanjutkanlah makan. Setelah itu antar aku ke sekolah untuk memberikan surat pengunduran diriku."

Ethan menatap Diana agak lama sebelum membawa wanita itu duduk di pangkuannya. Ia memeluk Diana dengan tangannya mengusap lembut punggung wanita itu. Diana yang awalnya hanya diam, tidak mampu menahan terlalu lama lagi air matanya. Jujur saja, menjadi seorang guru TK merupakan hal yang ia senangi. Dan sekarang hanya karena skandal kecil bersama Ethan, ia harus merelakan pekerjaan yang sudah menghidupinya, walaupun gajinya terbilang standar.

Diana menangis di dada Ethan. Menangis seperti anak kecil. Kedua lengannya memeluk leher Ethan. Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut Diana ataupun Ethan. Yang ada hanya suara tangisan Diana di meja makan tersebut.

***

Diana duduk di depan pria berumur 50an dengan tatapan datar. Sedangkan pria itu duduk dengan keadaan yang tidak nyaman. Sesekali ia membetulkan posisi duduknya atau pura-pura batuk.

Diana melirik sekilas papan nama di meja tersebut sebelum mengeluarkan amplop putih dari tasnya lalu memberikan ke pria itu dengan sopan. "Bolehkah saya tahu alasan anda memecat saya selain karena masalah pribadi, Sir."

"... Maafkan aku, Diana. Kau sudah kuanggap anak kandung. Aku yakin kau akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari ini."

Diana tersenyum. Ia keluar dari ruangan kepala sekolah langsung bersitatap dengan Ethan.

"Ayo pulang." Diana mengapit jemari mereka berdua dengan senyum tipis.

"Bisakah kau tunggu sebentar?"

Diana kebingungan. Belum sempat ia bertanya, Ethan sudah melewatinya, memasuki ruang kepala sekolah. Tanpa mengetuk, pria itu langsung membuka lebar pintu tersebut membuat orang di dalam sana terkejut.

"Kau tahu apa yang akan terjadi ke depannya?"

"Umm... Mr. O'Connor—"

"Seminggu ini kau boleh merasa risih dengan segerombolan wartawan atau image sekolah sialan ini di mata publik."

"Umm... Sir, aku tahu ini pemecatan mendadak. Tapi kami sudah mengadakan rapat dengan orangtua murid—"

"Aku harap kau tidak menyesal dengan keputusanmu, Sir. Karena mulai sekarang aku tidak akan membiarkan wanitaku kembali kemari walaupun kau mengemis di kakinya."

Setelah itu Ethan keluar dengan geram saat ia menutup pintunya kembali. Ia melihat Diana yang tengah menatapnya. Ethan sangat tahu bahwa Diana pasti mendengarnya terlihat jika pintu sedari tadi tidak tertutup.

Ethan mengusap pipi Diana. "Jangan memasang wajah sedih. Perlihatkan jika kau tidak menyesal keluar dari sini. Banyak orang yang tengah memperhatikan kita." Disusul dengan kecupan singkat di dahi Diana.

Diana tersenyum malu. Bukan hanya perkataan Ethan tapi juga kelakuan Ethan yang sedikit romantis. Ethan mengapit jemari mereka berdua, mengecup tangan Diana lalu berjalan di lorong tersebut. Diana maupun Ethan memasang wajah sumringah mereka seakan pemecatan Diana tidak berarti apa-apa. Dan ini bukan akting bagi Diana, senyum dan tawanya benar-benar senyum alaminya. Hanya karena perkataan dan perbuatan Ethan-lah yang membuatnya seperti ini.

***

Hari pertama menjadi pengangguran tidak membuat Diana sedih. Malah wanita itu memfokuskan dirinya mencari beberapa pekerjaan yang layak di beberapa situs internet menggunakan notebook dengan posisi baring tengkurap di ranjang.

"Babysitter... Umm artinya aku hanya mengurus satu anak... Dan... Koki..." Diana termenung sebentar, "Aku pandai memasak," Diana melihat nama restoran yang cukup terkenal di New York.

Entah berapa lama Diana berbaring tengkurap menatap notebook-nya. Yang jelas posisinya itu sangatlah pegal. Diana mencoba duduk, sesekali meringis dan mulai meregangkan ototnya. Ia melihat sekali lagi kertas yang ia coret dengan 5 nama toko atau perusahaan dan nomor telpon.

"Diana!" seru Ethan dari luar. Pria itu menggedor pintu kamar yang terkunci dengan tidak sabaran.

Diana membuka pintu dengan menggerutu. "Ada apa?!"

"Aku lapar."

Diana terperangah. Bisa-bisanya pria itu mengganggu aktifitasnya hanya ingin bilang bahwa diri pria itu lapar. Tanpa banyak kata Diana ingin menutup pintu kembali tapi di tahan Ethan.

"Dengar. Aku lapar, Diana. Jadi angkat bokong indahmu ke dapur dan memasaklah yang banyak untukku. Anggap saja imbalan telah mengantarmu ke sekolah tadi pagi," ujar Ethan dengan senyum manisnya.

Diana menghela nafas mencoba tidak mencabik wajah polos pria itu. "Dengar, lebih baik kau delivery saja karena aku sedang sibuk mencari pekerjaan sebelum aku benar-benar menjadi gelandangan. Dan kuminta jangan pernah menggangguku hingga aku keluar dari kamar. Bisakah?"

"Oh ya?" tanya Ethan dan Diana mengangguk. Tanpa izin Ethan langsung masuk ke kamar membuat Diana menggeram.

Diana membalikkan tubuhnya menatap Ethan yang berbaring di ranjang. "Siapa kau berani memerintahku, sugar? Ingat, ini rumahku. Dan kamar ini, aku setiap hari tidur di sini untuk menemani dirimu tidur. Jadi aku minta dengan segenap jiwa dan raga jangan pernah mengunci pintu."

"Bagaimana bila aku sedang bertelanjang saat kau masuk?" tanya Diana berkacak pinggang.

Ethan menyeringai. "Berarti itu merupakan hari keberuntunganku."

Wajah Diana memerah karena menahan amarah. Dia berjalan cepat menaiki ranjang dan mulai menarik lengan Ethan. "Keluar dari sini!" hardiknya.

Ethan bersiul. "Akhirnya kau memakai dalaman selain warna merah muda."

Diana dengan cepat terduduk lalu memukul bahu Ethan. "Dasar mesum. Mati saja kau!"

Ethan bangkit berdiri seraya tertawa. "Tenang saja. Kau tidak termasuk ke dalam tipeku," ujarnya dengan tangan seperti mengukur tinggi badan Diana membuat wanita itu makin meradang.

Tiba-tiba saja Diana melompat di punggung Ethan dengan kedua kaki melingkar di pinggang pria itu dan mulai menggigit telinga, bahu, atau apapun yang bisa wanita itu gigit tepat saat bunyi bel terdengar. Ethan pikir itu pasti Rachel dan ia pun berjalan sedikit oleng akibat Diana yang masih berada di punggungnya menuju pintu dan membuka pintu itu lebar-lebar dan Ethan sedikit tersentak saat melihat siapa yang datang.

Venus...

Ya... Pintu terbuka menampakkan Hera, Inanna, dan Helena.

Venus terkejut bukan main saat pintu terbuka dan di suguhkan pemandangan Diana yang digendong di belakang dengan mulut berada di leher Ethan.

Ethan menggoyangkan bahunya mencoba membuat Diana sadar. Namun wanita itu masih mencoba menggigit leher Ethan yang tidak mungkin bisa wanita itu lakukan. Dan akhirnya Etha mencubit bokong Diana.

Diana menjerit tertahan lalu menatap Ethan garang. "Kau mencubit bokongku?!" teriaknya masih belum sadar jika Venus berada di depannya.

"Emm. Sayang... Kita kedatangan tamu," ujar Ethan dengan senyum manis membuat Diana mendengus.

"Sejak kapan kau memanggil—"

"Ladies, masuklah, anggap rumah sendiri!" sapa Ethan sedikit berteriak membuat Diana menolehkan kepalanya ke depan. Dan membeku.

"Venus..." bisik Diana untuk dirinya sendiri.


Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 150K 48
{ BELUM DITERBITKAN, APALAGI DI FILMKAN } Menjadi single parent di usia muda menuntut Kiara bekerja keras demi memenuhi kebutuhan si buah hati. Sampa...
770K 22K 30
Tiara Winn mencoba untuk membuat seorang Javier Noarch bertekuk lutut demi perusahaannya. Tapi dia tak tahu jika Javier bukan hanya pebisnis sukses t...
25.2K 2.4K 54
Venus are back! "Only us who can say RED" Bercerita tentang keempat wanita muda yang masih sekolah; Hera Louiza Vourou, Ariadne Helena Alexandras, In...
3.1M 44.6K 30
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...