Sejak alva melihat varell dan bermimpi frilla dan anaknya, meninggalkannya membuat alva lebih banyak diam, bahkan ben maupun jorsh sering mendapati alva sedang melamun. Entahlah begitu banyak yang alva pikirkan tentang frilla.
"Hei al.."lamunan alva buyar ketika ben menepuk bahunya
Alva menoleh ke arah ben dengan wajah muram "Al, sebenarnya ada apa, kita kesini mau liburan bukan malah buat elu makin stress begini"alva menghembuskan nafasnya pelan lalu tersenyum pada ben walau terlihat di paksakan
"Gue gak apa-apa, jorsh mana..?"alva mengalihkan pandangannya mencari sosok jorsh
"Dia lagi ke minimarket beli cemilan, jujur sama gue al, elu kenapa..?"sekali lagi alva menghembuskan nafasnya pelan
"Gue semalam mimpi frilla dan anak gue, di mimpi gue mereka benci sama gue ben, frilla menggantikan posisi gue dengan laki-laki lain, apa yang harus gue lakukan ben..?"
"Al itu hanya mimpi, gue yakin frilla gak akan menggantikan posisi elu, karena dia Cinta banget sama elu"alva terkekeh mendengar ucapan ben namun tersirat kekehan menyedihkan
"Gue gak yakin ben, gue udah buat dia terluka dan hancur bersamaan, dan elu bilang frilla cinta sama gue, are you crazy ben, setelah apa yang gue lakuin, gue yakin saat itu juga Cinta frilla udah kandas untuk gue"kini bergantian ben yang menghelakan nafas melihat betapa frustasinya alva karena penyesalan yang ia buat
"Gimana yang katanya elu akan dapetin frilla kembali kalau elu pesimis begini, al elu harus yakin kalau sejak awal frilla milik elu, pasti dia akan kembali ke dalam pelukan elu, untuk sekarang yang bisa elu lakuin cepat menyelesaikan sarjana elu lalu kejar masters elu secepatnya, dengan begitu elu punya banyak waktu buat cari frilla ke penjuru dunia sekalipun"alva mengacak-acak rambutnya frustasi mendengar nasehat dari sahabatnya
Entahlah akhir-akhir ini alva begitu pesimis, mimpi itu sangat berpengaruh terhadap pemikirannya menjadikan keyakinan yang ia pegang menjadi goyah. Walaupun itu hanya sekedar mimpi tapi bisa saja itu sebagai pertanda, karena perlakuan berengsek alva yang menyakiti frilla dan anaknya.
Rasanya sangat menakutkan bila frilla menggantikan posisinya dengan laki-laki lain. Frilla yang sejak dulu di cintainya berada di genggaman orang lain bukan pada dirinya.
Apalagi didalam mimpinya, anaknya menangis berteriak pada alva kalau ia adalah daddy yang sangat jahat. Sungguh jantung alva terasa terhimpit sehingga mengakibatkan ia sesak mendengar darah dagingnya membencinya.
'Fri, apa kamu masih mempertahankan anak kita, jika ia terimakasih fri, masih mau melahirkan anak dari darah sebrengsek aku, please fri jangan gantikan aku pada siapapun, tunggu lah aku'ucap alva membatin
"Al, kamu dengar kan yang gue bilang..?"ucap ben menyadarkan alva dari lamunannya
"Iya ben, thanks dari dulu elu memang selalu jadi andalan gue"ben mengangguk lalu membalas senyuman tulus dari alva
"Elu sahabat gue al, kalau gue ngeliat elu hancur, gue juga merasa hancur, jadi tetaplah jadi alva sahabat gue yang selalu ambisius, untuk kali ini gue dukung sikap ambisius elu, kalau elu perlu mematahkan kaki seseorang yang menghalagi langkah elu maka patahkanlah"alva begitu bersyukur mendapat sahabat seperti ben, walau ben sedikit ketus tapi nyatanya alva sangat betah bersahabat dengan ben sampai sejauh ini
"Ngomong-ngomong si jorsh kemana ya, beli cemilan aja lama banget, jangan-jangan itu bule nyasar kali ya"ucap ben lagi
"Iya ya itu anak kenapa enggak balik darah tadi, yaudah kita susulin aja"ben mengangguk setuju, keduanya bangkit lalu berjalan keluar dari kamar hotel mereka
Alva dan ben berjalan memasuki supermarket yang berada di hotel, pandangan mereka menyebar, menelurusuri penjeru supermarket namun keberadaan jorsh tak tampak sama sekali.
Akhirnya mereka keluar mencari di sekitar hotel, hingga mereka merasa kelelahan. Ponsel alva yang berada di kantung bergetar, alva maraih ponselnya dari dalam kantung. Tertampil satu pesan masuk dari jorsh, alva pun segera membuka pesan tersebut.
Jorsh G
I'm sorry alva, I don't even say goodbye to you, I too had to hear my grandmother passed away, so I have to go to Italy as soon as possible.
Me
Should we come to you ...?
Jorsh G
No, you're on vacation, you need that al, bring us back.
Me
Okey jorsh
"Jorsh ke Italia, dia gak sempat pamit sama kita, neneknya meninggal"ucap alva pada ben
"Kita tidak nyusul jorsh..?"tanya ben pada alva yabg hanya di balas gelengan dari alva
"Yaudah kita sarapan dulu, laper gue, nanti kit baru jalan"ajak alva pada ben
"Iya, gue udah laper banget, kita makan di luar apa di hotel..?"ucap ben sembari meminta persetujuan
"Di hotel aja, biar santai"mereka berdua berjalan memasuki lift menggunakan access card fasilitas dari hotel yang mereka tempati
Setelah sampai di dalam kamar hotel alva langsung memasuki kamar mandi. Sebelum benar-benar memasuki kamar mandi, ben menghentikan alva.
"Elu mau pesan apa, biar gue yang pesan, biar gak kelamaan, nanti biar kita giliran mandinya"
"Stick sama green tea"ben mengangguk, lalu langsung mendial CSS hotel sedangkan alva menutup kamar mandi dan melakukan ritual membersihkan diri
Setengah jam alva membersihkan diri, lalu bergantian ben yang membersihkan diri. Tak membutuhkan waktu selama alva, selama 20 menit, ben sudah keluar dari kamar mandi dengan rambut yang kini tampak basah.
Tanpa membuang-buang waktu, alva dan ben langsung menyantap makanannya yang masih hangat. Karena di hotel ini memiliki restoran ran yang memfasilitasi menu mereka dengan kompor mini. Agar masakan yang gang sajikan selalu hangat.
"Hari ini kita akan kemana al..?"tanya ben sembari memotong stick-nya
"Gimana kalau kita hunting, lumayan untuk nambah koleksi kita, udah lma kita gak hunting bareng"usulan alva diterima ben dengan wajah sumringah
"Good idea"ben rasanya sudah tak sabar untuk mengambil beberapa gambar, semenjak kuliah ben jarang menekuni hobinya, terlebih lagi tak ada teman yang asik yang diajak hunting seperti alva
Mereka sangat cocok bila sudah membicarakan hobi sampingan mereka, jika sudah hunting, mereka terlihat seperti photografer amatir. Apalagi jika sudah pengambilan gambar tentang alam. Mereka seakan lupa waktu sangking asiknya mengabadikan keindahan alam.
"Kita mulai hunting kemana..?"tanya ben kembali
Sejenak alva mikirkan pertama-tama mereka mau hunting dimana "Gue juga bingung, entar kita liat peta aja, atau search di google dimana tempat yang keren disini"ben terkekeh mendengar ucapan alva membuat alva mengerutkan dahinya bingung
Alva menggaruk lehernya yang tak gatal melihat ben masih terkekeh entah karena apa "Elu kenapa sih ben, kesambet ya..?"ben melotot dengan ucapan alva yang mengatakan kalau ben kesambet
"Tuh kan elu beneran kesambet"ben langsung menoyor kepala alva, sedangkan alva hanya cemberut dengan perlakuan ben padanya
"Sialan, elu yang kesambet"umpat ben tak terima
"Habisnya elu ketawa disaat gak lucu sih"ucap alva dengan menampilkan tampang polos yang di buat-buat
"Gausah gitu banget muka elu al, jijik gue, gue lucu aja di saat elu gelisah galau merana otak elu jadi encer, bisa mengeluarkan usulan yang Bagus"
Alva melotot mendengar ucapan ben yang menyindirnya "Sialan elu ben, dari dulu gue memang pinter"ben hanya membalas dengan suara tawa yang berderai melihat wajah alva yang garang
"Elu tau ben, tetangga gue kemarin mati tiba-tiba karena kebanyakan ketawa"ben terdiam seketika mendengar ucapan alva, matanya mengarah ke alva menatapnya dengan penasaran
"Serius elu al, kok bisa..?"tanya ben
Alva memasang wajah sok serius didepan ben untuk membuat ben percaya "Iya gue serius, ya bisalah orang gue bohong, hahaha"alva tertawa keras melihat wajah ben seakan memercayai apa yang alva katakan
Ben langsung menerjang alva dengan mengapit leher alva berada di kukuhannya, alva terus meronta-ronta "Mampus elu, ini akibat suka jahilin orang"ben melepas pitingannya saat wajah alva sudah tampak memerah
"Abis elu goblok, percaya aja apa yang gue bilang, anak sd juga gak bakal percaya orang mati karena ketawa"ben mendengus tak terima dengan perkataan alva yang kini sedang mengatur nafasnya
"Awas aja elu"alva hanya memeletkan lidahnya dengan ancaman ben