For Sunrise [COMPLETED]

By Brilliantradhea

15.8K 1.2K 1K

[REVISI] #22 -fiksiremaja [25 Mei 2018] SEBAGIAN CERITA DIPRIVAT!!! Cover by: @lenzhy25 Ini bukan hanya ceri... More

[01]Prolog [revisi]
[02]Sunrise pertama [revisi]
[03]Sepucuk Surat [revisi]
[04]Ketika kau aku menjadi kita[revisi]
[06]Hukuman[revisi]
[07]Kerjasama[revisi]
[08]Puisi[revisi]
[09]Masalalu[revisi]
[10]Jadian [revisi]
[11]Tentang Ennola [revisi]
[12]Kedai es krim [revisi]
[13]Tak ingin kehilangan [revisi]
[14]Kebenaran yang pahit[revisi]
[15]Penghianatan[revisi]
[16]Kebencian[revisi]
[17]Kesadaran yang terlambat[revisi]
[18]Masih Terluka[revisi]
[19]Sama-Sama Rindu[revisi]
[20] Penyesalan[revisi]
[21]Sakit Hati[revisi]
[22]Rencana[revisi]
[23]Ketakutan[revisi]
[24]sunrise ketiga[revisi]
[25]Ancaman[revisi]
[26]Kritis[revisi]
[27]Balas Dendam[revisi]
[28]Pilihan Sulit[revisi]
[29]Kepergian[revisi]
[30]Kembali mengenang[revisi]
[31]Kehidupan Baru[revisi]
[32]Kembali berjumpa[revisi]
[33]Terjatuh dalam luka[revisi]
[34]Sebuah Hubungan? [revisi]
[35]Kekecewaan[revisi]
[36]Apa ini kebahagiaan? [revisi]
[37]Sebuah penjelasan[revisi]
[38]perkelahian[revisi]
[39]Diary[revisi]
[40]Sunris keempat[revisi]
[41]perjodohan[revisi]
[42]Sulit untuk menerima[revisi]
[43]Perpisahan[revisi]
[44]Kepergian[revisi]
[45]Jalan hidup masing-masing[revisi]
[46]Epilog[revisi]
Salam

[05]Sunrise Kedua[revisi]

531 82 80
By Brilliantradhea

Masalalu hadir
bukan untuk dilupakan
tapi untuk menjadi sebuah kenangan
~Author
🌸🌸🌸

Sasya melangkahkan kakinya dengan sedikit ragu. Tempat ini sudah terlalu lama tak ia kunjungi. Dulu Sasya suka menghabiskan waktunya di danau ini dan tentunya bersama seorang yang bernama Vando.

Hari ini mata Sasya masih terlihat sembab akibat kebanyakan menangis tadi malam. Entah berapa lama Sasya membuang air matanya itu untuk Vando.

Sasya memang sengaja pergi ke tempat ini pada dini hari karena alasanya ia ingin kembali menikmati sunrise. Walaupun sunrise mengigatkan Sasya tentang masa lalunya.

Melupakan seseorang bukan berarti merubah kehidupan kan? Jadi bagi Sasya melupakan Vando bukan hal yang mudah baginya. Vando sudah menjadi bagian dari kehidupanya. Tapi sepertinya lelaki itu lebih memilih pergi meningalkan Sasya.

Kemarin pas gue ke rumah Nando dia bilang nggak kenal sama Vando. Terus kenapa bisa surat dari Vando buat gue ada di Nando? Sebenernya dia siapa sih? Batin Sasya.

Di tengah lamunanya Sasya melihat bayangan seseorang yang berdiri di belakangnya. Sasya segera membalikkan badan untuk melihat sosok tersebut.

Matanya membulat saat Sasya menemukan Nando berdiri di hadapanya mamasang muka datarnya.

"Lo ngikutin gue ya?" Ujar Sasya.

"Jadi orang jangan ke pedean deh, emang cuma lo yang boleh pergi ke danau ini?" Sasya hanya terdiam.

Lagi-lagi mereka saling diam. Nando juga tidak tahu jika Sasya ada di danau yang sama dengannya.

Kenap gue harus ketemu sama lo sih, lo yang bikin hidup gue berantakan dan sekarang lo masih berani muncul di hadapan gue? Apa begini cara lo bahagia dengan ngerusak kebahagiaan gue? Dasar lo cewek pembawa sial, lo hanya bikin hidup gue sial, batin Nando.

Melihat dirinya di amati dari tadi membuat Sasya sedikit risih. Nando terus saja melihat Sasya dengan tatapan mematikan seolah Sasya adalah mangsa yang ingin Nando makan sekarang juga.

"Ng..ngapain lo liatin gue?" ujar Sasya membuyarkan pikiran Nando. Nando hanya memperlihatkan senyum yang sangat ia paksakan.

"Lo jelek pasti tadi malem lo nangis."

"Kalo lo ngak suka yaudah ngak usah di lihatin, lagian ini bukan urusan lo."

"Terus apa yang lo tangisin? Mantan pacar lo?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Nando. Sebenarnya Nando bukan seorang yang ingin tahu tentang kehidupan orang lain tapi rasanya itu tidak berlaku untuk kehidupan Sasya.

"Apa lo tuli? Gue bilang ini bukan urusan lo, lagian ini hidup gue bukan hidup lo jadi ngak usah repot-repot ngurusin hidup gue. Belum tentu hidup lo bener," ujar Sasya kesal. Sasya paling tidak suka jika ada orang yang mengusik kehidupan pribadinya. Baginya hidup-hidup Sasya jadi orang lain tak perlu mengetahuinya.

Sasya segera melangkahkan kakinya menjauhi Nando. Melihat itu Nando segera meraih tangan Sasya dan menahannya.

Sasya melihat Nando sekilas dan mereka saling bertatapan cukup lama hingga Nando membuka mulutnya,"Bukanya lo mau lihat sunrise? kalo gitu biar gue yang pergi."

Nando melepaskan tangan Sasya dan segera melangkah menjauhi Sasya. Lelaki itu meningalkan Sasya seorang diri. Sasya hannya diam melihat pungung Nando yang semakin menjauh.

"Dasar cowok aneh. Lo yang datang lo juga yang pergi," ujar Sasya ber monolog.

Sasya menghembuskan nafas kasar. Gadis ini mulai memejamkan mata dan merentangkan kedua tangannya dengan lebar. Seperti inilah cara Sasya menikmati sunrise.

Bagaimana bisa Sasya melupakan Vando jika ia masih saja melakukan kebiasaan yang selalu ia lakukan bersamanya.

Apa ada cara lain selain melupakan? Sasya mengacak rambutnya sendiri. Ia kesal dengan semua yang ia ketahui. Baru saja Sasya merasa bahagia bisa melihat dunia. Namun, luka kembali memihaknya.

Kenapa kebahagiaan harus bercampur luka? Kenapa juga kenyataan hanya membuat hati semakin terluka?
***

Nando segera masuk ke dalam kelas tapi sialnya ia harus bertemu lagi dengan seorang Sasya. Bukan hanya itu yang membuatnya benci di kelas, selain Nando satu kelas dengan Sasya ia juga satu bangku dengannya. Sungguh takdir yang menyebalkan.

Sasya melihat Nando berjalan ke arahnya dengan tatapan yang Sasya sendiri tak bisa mengartikanya. Nando terlalu sulit untuk di tebak. Kadang ia begitu menyebalkan, tapi terkadang Nando menampilkan sisi dinginya.

"Apa lo bisa pergi dari hadapan gue?!" Ujar Nando tepat di telinga Sasya.

"Kalo lo ngak suka sama gue. Ya, lo aja yang pergi!" jawab Sasya tak sedikitpun melihat Nando. Entah ini hanya perasaan Sasya atau memang Nando sangat membencinya.

"Gue bilangin lagi sama lo pergi dari bangku gue!"

"Emang ya ngomong sama orang budek itu harus di kerasin. Sekali lagi gue bilang sama lo KALO LO NGAK SUKA SAMA GUE LO PERGI," jawab Sasya yang di setiap katanya penuh penegasan.

Nando meraih tas yang ia lemparkan ke meja. Sebelum sempat Nando beranjak dari tempat duduknya seorang guru terlebih dahulu masuk kedalam kelas.

"Nando silahkan duduk!" Perintah bu Dewi.

Nando mengacak rambutnya frustasi. Di sisi lain Sasya terus mengamati gerak gerik Nando. Sepertinya memang benar jika Nando membenci Sasya.
***

Nando berdiri dan melangkah pergi. Namun, langkahnya terhenti saat Sasya mengengam tangannya.

"Gue mau ngomong sama lo," ujar Sasya.

"Gue ogah," jawab Nando melepaskan gengaman Sasya.

Sasya segera mengejar Nando yang melangkah dengan cepat. Saat mereka berada di tempat yang lumayan sepi Nando berhenti dan menengok ke belakang.

"Buat apa lo ngejar gue?" Ujar Nando datar.

"Gue mau tanya sama lo. Gue pernah salah apa sama lo?"

"Gue ngak ngerti."

"Gue tahu lo ngerti. Begini, gue rasa gue ngak ada masalah sama lo tapi kenapa gue ngelihat lo benci banget sama gue."

Nando mendekat ke arah Sasya. Secara reflek Sasya segera mundur beberapa langkah.

Nando berhenti saat jarak mereka tak lagi jauh,"Bagus kalo lo nyadar,"

Sasya mengerutkan keningnya. Jadi selama ini bukan pikiranya saja yang mengatakan Nando membencinya. Tapi memang seperti itu kenyataannya.

"Kenapa? Apa salah gue?" Ujar Sasya.

"Karena lo udah ngerampas kebahagiaan gue. Lo tu mikir kalo di kebahagiaan yang lo rasain itu ada orang yang menderita," jawab Nando mendekatkan wajahnya ke Sasya.

"Gue ngak ngerti lo ngomong apa. Dan kalo emang gue salah gue minta maaf."

"Lo pikir kata maaf bisa ngebuat gue kembali bahagia?"

"Terus mau lo apa? Gue ngak ngerti dari tadi lo tuh ngebahas apa."

Lo ngak boleh tahu masalah ini sebelum gue bisa balas dendam ke lo. Jadi sekarang gue yang mulai permainannya, batin Nando.

"Gue ngak mau apa-apa," jawab Nando menyungingkan senyum bahagianya.

Nando meningalkan Sasya yang masih terdiam di hadapanya. Otak Sasya terlalu lemot untuk mengerti ucapan Nando.

Perasaan gue mulai ngak enak, batin Sasya.

"Sasya lo ngapain nglamun di sini?" Ujar Nera.

"Udah ah ngak penting juga, kekantin yuk," jawab Sasya yang di balas Nera dengan anggukan kepala tanda setuju.
***

"Eh! Lo anak baru ya?" Ujar cewek itu menghalangi langkah Sasya dan Nera.

"Ada masalah?" Ujar Sasya. Ia sebenarnya malas menangapi hal yang ngak penting menurutnya.

"Lo deket sama Nando dan gue ngak suka ngelihatnya, jadi jauhin Nando mulai dari sekarang,"

"Lo pikir gue mau deket sama Nando," jawab Sasya. Karena menurutnya pembicaraan ini tidak menguntungkan bagi Sasya, ia segera menarik tangan Nera. Tapi sebelum Sasya melangkah jauh tanganya di tahan oleh cewek yang dari tadi berbicara denganya.

Plak!

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi Sasya.

"Dinda, lo keterlaluan deh," ujar Nera.

"Emang, gue salah apa sama lo? Dasar cewek gila," ujar Sasya tak terima tamparan Dinda.

Plak!

Sasya menampar Dinda untuk membalas perbuatanya tadi, "Gimana rasanya? Enak?"

Prok! Prok!prok!

Sasya mengarahkan pandangannya ke sumber suara . Ia sedikit kaget menyadari keberadaan Nando dan teman-temannya. Nando berjalan mendekati Sasya.

"Nando, lo liat kan anak baru tadi nampar gue, kan sakit," rengek Dinda kepada Nando.

"Lo berani banget nampar pacar gue. Udah ngerasa jadi jagoan?" Ujar Nando.

"Oh, jadi ini pacar lo. Cocok ya kalian sama-sama gila," ujar Sasya.

Nando menatap raut wajah Sasya yang terlihat datar saja. Tatapan Nando kembali terarah ke Dinda, ia melangkah mendekatinya.

"Din, kita putus," ujar Nando.

"A..apa? Emang salah gue apa sama lo?" Rengek Dinda menahan isakan tangis.

"Lo ngak salah. Gue cuma bosan sama lo," ujar Nando enteng.

Plak!

"Gue ngak mau putus sama lo. Gue sayang sama lo," ujar Dinda.

Tamparan berhasil mendarat di pipi Nando. Dinda menampar Nando dan segera pergi karena kini Dinda merasa malu di permainkan Nando. Tapi di sisi lain Dinda masih sayang dengan Nando.

"Dasar cowok gila," ujar Sasya mendekati Nando, "Mau gue tambah tamparannya."

"Diem lo," jawab Nando.

Sasya merasa senang melihat Nando di tampar Dinda mantan pacarnya. Mungkin bagi Nando tamparan itu tidak menyakitkan melainkan memalukan.

Nando sering mendapat tamparan dari mantan pacarnya yang ia putuskan secara sepihak.

Nera menarik tangan Sasya dan mengajaknya pergi sebelum Nando mengeluarkan sisi dinginnya. Jika itu terjadi maka tamatlah riwayat mereka berdua. Karena Nando juga terkenal kekejamanya terhadap semua mahluk hidup.

Tukan gue lupa nanya ke Nando tentang hubunganya sama Vando apa. Dasar Sasya pikun,batin Sasya.
***

Cuma mau ingetin aja!

Jangan lupa tingalkan jejak kaki kalian ya👣

Karena vote+comment kalian adalah suplemen (apaan sih😪)

Pengen kenal Author

Follow my account

IG : brilliantradhea (sekalian promosi dikit yak😅)

Salam rindu
Author

Continue Reading

You'll Also Like

9.8M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
1.7M 119K 47
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
533K 87.7K 30
✒ 노민 [ Completed ] Mereka nyata bukan hanya karangan fiksi, mereka diciptakan atau tercipta dengan sendirinya, hidup diluar nalar dan keluar dari huk...
15.5M 875K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...