MY TWIN

By fauziyyahsuzy1

308K 15.5K 1K

Punya kembaran kaya Fariz itu bersyukur banget! Cakep,kapten tim basket,pinter. Ah pokoknya Most Wanted deh... More

Prolog
mt1
mt2
mt3
mt4
mt5
mt6
mt7
mt8
mt9
mt10
mt11
mt12
mt13
mt14
curhat
mt15
mt16
mt17 (satu)
mulai lagi
mt17 (dua)
BACA PENTING
mt18
mt19
mt20
mt21
mt22
mt23
bukan apa apa
promosi
mt25
mt26
PENTING
mt27
mt28
promote lagi
mt29
mt30
mt31
mt32
INFORMASI
mt33
Hello
Fariz Pov
rencana update penting!!!!
mt34
mt35
PENTING BANGET
mt36
QnA
mt37
mt38
mt39
mt40
mt41
mt42
mt43

mt24

4.8K 317 25
By fauziyyahsuzy1


                Dalam hidup ini,banyak yang mengatakan bahwa hidup didasari oleh kebetulan-kebetulan. Misalnya,kebetulan saja matahari terbit setelah hujan atau kebetulan saja kalian menjadi bagian dari keluarga kalian. Perlu diingat,itu semua bukan hanya kebetulan semata,itu adalah sebuah takdir. Takdir yang ditetapkan Tuhan untuk setiap makhluknya,takdir yang sudah diperhitungkan oleh-Nya. Tuhan memberikan takdir kepada makhluknya,tak lain adalah untuk membuat makhluknya bahagia. Namun,terkadang makhluknya atau yang lebih spesifik yaitu manusia, lebih suka untuk menyalahkan takdir itu sendiri. Mereka memaki karena takdir yang sudah ditetapkan,karena mereka merasa menjadi pribadi yang dirugikan dari takdir tersebut. Tapi jika kita intropeksi,takdir tak ada yang salah jika kita menerima dan menjalaninya dengan sepenuh hati. Niscaya Tuhan akan memberi kebahagiaan,karna hukum karma memang ada.

Sama halnya dengan takdir yang diberikan Tuhan pada Ando yang bertemu dengan Fariska di SMP dan menjadi dekat karena Fariska yang selalu menunggu Fariz basket sepulang sekolah. Namun,tak ada yang tahu kedepannya akan seperti apa.

-

Ando tersenyum saat melihat pesan yang diterimanya meski masih pagi begini.

'pagi ka Ando,udah bangun belom lo?'

Ando mengetik balasan dengan senyum yang belum pudar.

'ya kali belum bangun,gue bukan kebo. Tumben lo udah bangun bo?' send

Tak lama,balasan dari Fariska pun datang.

'gue ada acara gitu keluarga,jadinya disuruh temenin sodara'

'acara apa emang?' send

'acara nikahan om gue'

'oh,selamat deh. Kebetulan,sodara gue juga ada yang mau nikahan' send

'lagi musim nikah kali'

'kalo gitu,lo mau nikah sama gue?' send.

'gila aja'

Ando tertawa membacanya,ia yakin pasti saat ini pipi Fariska sudah merah.

'eh,gue cabut dulu. Bye'

Ando mengerucutkan bibirnya saat mendapat pesan dari Fariska. Ia mengehela nafasnya lalu menyimpan handphonenya di atas kasur yang selimutnya sudah di lantai,bantal di kaki dan guling yang entah kemana. Ia bangkit menuju kamar mandi untuk bersiap-siap sarapan ke bawah.

-

Ando menuruni anak tangga denaan malas,rambut yang basah dan acak-acakan itu mengartikan bahwa Ando hanya membasuh wajahnya saja. Ia berjalan ke meja makan untuk sarapan.

"Ando kok belum mandi sih?" tanya mama Ando yang sedang menyiapkan saranpannya itu.

Ando hanya dia lalu duduk di kursinya,ia mengambil sepiring nasi goreng lalu memasukkan sesendok ke dalam mulutnya.

Ayah Ando yang melihat semangat Ando yang tak ada di pagi yang secerah ini hanya menghela nafasnya "kamu anterin mama kamu beli hadiah ya?"

Ando menatap ayahnya bingung.

"Hadiah buat yang nikahan ntar malem. Kamu maukan?"

Ando hanya menganggukan kepalanya pelan lalu melanjutkan sarapannya.

-

"Riz,gue cantik ga?" tanya Fariska yang sudah memakai dress berwarna biru laut dengan rambut yang diurai.

Fariz memandangnya kagum sambil menggeleng – gelengkan kepalanya. "udah cantik udah "

"Bener?" tanya Fariska lagi karena belum percaya.

"Ya iyalah cantik,kembarannya ganteng gini ya ga?"

Fariska memutar matanya malas lalu melihat notifikasi pada handphonenya dan ia membalas dengan cepat pesan yang masuk dari Ando.

'gue mau ke nikahan om' send

'gue juga'

'ya udah bye,gue non aktifin hp soalnya' send

'oke,tapi gue yakin lo nambah cantik ke acara nikahan'

'tau aja,wkwkwk' send

'hati – hati Fariska,nanti disana liat dekorasinya ya. Terus diinget terus kasih tau gue'

'kenapa?' send

'buat bahan dekorasi nikahan kita nanti wkwk'

'wkwkw bisa aja sih ka' send

'ya udah,sana. Chatan terus'

"Fariska cepet!" teriak mamanya membuat ia cepat – cepat memasukkan handphonenya pada tas selempang berwarna putih yang ia kenakan.

-

"Es krim terus Far" ujar Fariz yang sedari tadi melihat Fariska memakan es krim yang tersedia di nikahan omnya ini.

"Mumpung gratis,apa yang engga sih?"

Fariz memutar matanya malas ke arah pintu masuk tapi matanya dengan cepat menyipit saat seperti melihat seseorang yang dikenalnya.

"Far,gue ga salah liatkan?" tanya Fariz pada Fariska yang masih memakan es krimnya.

Fariz yang merasa tidak di jawab menyenggol lengan Fariska "apa sih Riz?" tanyanya kesal.

"Itu liat"

Fariska mengikuti arah pandang Fariz dengan mata yang menyipit "itu.."

"Itu Ando bukan sih? Tapi Ando lagi ke acara nikahan sodaranya katanya"

"Cie,tau aja yang dilakuin sama Ando" goda Fariz sambil menyenggol – nyenggol lengan Fariska sampai membuat pipi Fariska memerah.

"Apa sih?"

"Fariz,Fariska sini!" perintah mama mereka membuat keduanya bergegas mendekat.

-

"Kalian jaga sikap ya?" ancam mama Fariz dan Fariska kepada keduanya.

Fariz dan Fariska saling pandang dengan tatapan yang sama – sama meminta penjelasan.

"Azka mana?" tanya mama kepada keduanya.

"Ke air tadi" jawab Fariska mengingat – ngingat.

Fariz mendekat ke arah mamanya "ada apa sih ma? Ribet aja kayanya."

"Kalian bakal ketemu saudara jauh yang belum pernah ketemu sama kalian,inget ya jaga sikap" peringat mamanya.

Tak lama, sepasang suami istri datang bergandengan ke hadapan mereka. Lalu mereka saling sapa – menyapa sampai seseorang mengiterupsi.

"Maaf telat"

Mata mereka memandang ke arah sumber suara. Disana,seorang cowok dengan setelan jas balik memandang.

"Kenalin,ini anak kami. Andoreka."

"Kalian ini satu sekolah lho! Ando udah kelas tiga. Kalian kelas satukan? Kenal ga? Sepupu harus kenal dong"

Mata Fariz,Fariska dan Ando membulat. Ketiganya tak menyangka kalau mereka adalah sepupuan. Apalagi Fariska yang matanya sekarang sudah perih,berlinang air mata. Tapi Fariska sebisa mungkin menutupinya dan dengan cepat tersenyum miris sambil menjulurkan tangan kanannya ke arah Ando.

"Fariska" ujar Fariska seramah mungkin meski hatinya bagai tertusuk.

Ando membalas jabatan tangan Fariska "Ando"

"Ma,Fariska ke air dulu ya kebelet nih" pamit Fariska dengan cepat lalu berlari ke arah belakang gedung.

-

Fariska menyandarkan punggungnya ke tembok belakang gedung acara nikahan omnya itu. Lalu perlahan tapi pasti senderannya melemah dan ia sudah duduk dengan punggun yang masih bersandar. Ia menarik nafasnya dalam – dalam lalu menghembuskannya perlahan mencoba untuk meminimalisirkan rasa sakit di hatinya itu. Tapi rasanya,semakin sakit sampai air mata yang sudah ditahannya meluncur bebas bersama isakan yang keluar dari mulutnya.

Fariska menangis sambil memeluk lututnya,dalam hati ia bertanya kepada Tuhan

'Tuhan,mengapa Engkau memberi takdir seperti ini?"

-

Fariz terengah – engah karena berlari keliling gedung untuk mencari Fariska yang dari tadi belum kembali setelah alasan kebelet pipis tadi. Matanya menangkap seseorang di pojok belakang gedung. Fariz berlari dan benar saja,itu adalah Fariska yang sedang menangis memeluk lututnya. Ia berjalan mendekat dan berjongkok di hadapan Fariska,tubuh Fariska bergetar dan suara isakannya terdengar jelas di telinga Fariz.

"Far.." ujar Fariz sambil mengelus pundak Fariska.

Fariska mengangkat wajahnya yang sudah merah dan dipenuhi air mata,ia langsung memeluk Fariz membuat Fariz yang tadinya berjongkok langsung terduduk tapi ia juga membalas pelukan Farisk dan mengusap punggungnya.

"Ke-kenapa sih?" tanya Fariska di sela – sela isakannya.

"Takdir gue,tak-dir gue gi-ni amat"

"Sstt.." Fariz mencoba menenangkan Fariska "gue juga ngerasain apa yang lo rasa Far,tapi lo ga bisa nyalahin takdir yang udah dikasih sama Tuhan buat lo sama Ando"

Fariska mengeratkan pelukannya,tangisannya pun semakin kencang. Rasa sakitnya bertambah,rasa yang tak pernah dirasanya. Rasa dimana kita harus merelakan orang yang disayang.

Dari kejauhan,Fariz melihat Ando yang sedang melihat mereka berdua. Fariz mengisyaratkan tangannya untuk menyuruh Ando tapi Ando menggelengkan kepalanya. Fariz menghembuskan nafasnya berat lalu melepaskan pelukannya.

"Gue pergi dulu bentar"

Fariska memeluk lututnya lagi setelah Fariz benar – benar pergi. Hatinya masih sakit,tapi ia sebisa mungkin menahan air matanya agar tak keluar lagi. Pandangannya kosong menatap tanah di depannya. Tiba – tiba ada sepasang kaki di depannya,Fariska hendak menegadahkan kepalanya untuk melihat siapa itu tapi rasa lelahnya setelah menangis membuatnya mengurungkan niatnya itu.

-

Ando berdiri di hadapan Fariska yang masih memeluk lututnya, perlahan ia berjongkok di depan Fariska membuat keduanya saling betatap, tapi Fariska dengan cepat membuang mukanya. Ando menghembuskan nafasnya berat,mencoba menguatkan hatinya.

"Far,gue juga ngerasain apa yang lo rasain. Tapi kita ga bisa nyalahin takdir yang udah ditetapkan sama Tuhan,Far"

Fariska mencoba bangkit dengan sisa kekuatan yang ia punya,rasanya ia sudah lelah dengan semua ini dan ingin menjauh dari Ando sampai ia bisa menata hatinya yang sudah remuk itu kembali lagi meski tak seutuh sebelumnya.

Ando dengan cepat bangkit dan menahan lengan Fariska "dengerin gue,kali ini aja" ujarnya sambil menuntun tubuh Fariska agar menghadap ke arahnya. Fariska hanya diam dan menatap kosong dada Ando yang tepat dihadapannya.

"Jujur,gue ada rasa sama lo. Jujur,gue mau ngungkapin itu semua besok,Far. Sambil bawa bunga,dan coklat kesukaan lo. Jujur,gue gatau semua ini Far,semua tentang lo suka gue atau engga. Semua tentang kita yang ternyata sepupuan. Ternyata kita deket karena selama ini kita ada hubungan darah Far."

Fariska tersenyum miris "Ka,engga ada kita. Yang ada Cuma gue sama lo" ujarnya meski dengan suara yang sudah serak.

"Far.."

Fariska tersenyum miris "gue suka sama lo ka,sayang sama lo. Tapi kenapa semua ini terjadi ka? Kenapa telat bilang kita ini sepupu? Kenapa ka? Kenapa?" pertahanannya runtuh. Untung saja Ando dengan sigap menahan lengan Fariska dan mendekapnya. Membawa Fariska ke dalam pelukannya,pelukan yang ia yakini adalah pelukan pertama dan pelukan terakhirnya disaat ia memiliki perasaan kepada Fariska. Karena,meski ia masih memiliki rasa kepada Fariska,ia harus membuang perasaan itu jauh – jauh. Fariska menangis,sekuat apa pun ia menahannya,ia tak bisa lagi menahannya.

Ando meringis melihat Fariska yang terisak di dalam dekapannya,tangannya terangkat berniat untuk mengelus rambut Fariska yang suka ia acak – acak karena gemas. Tapi,sedetik kemudian tangannya berhenti diudara. Ia tak mau membuat Fariska jatuh semakin dalam,cukup membiarkan Fariska menangis di pelukannya.

Setelah dirasa Fariska sudah lelah menangis,Fariska menarik tubuhnya dari pelukan Ando "maaf" ujarnya parau.

"Maaf Far,gue ga bisa ada dan jaga lo lagi"

Fariska tersenyum miris "ngapain lo jaga gue? Gue bukan anak kecil yang harus di jaga – jaga"

"Far.."

"Gue pergi ka"

-

Ando hanya mampu melihat dan merelakan Fariska yang berjalan semakin menjauh. Ia mengusap wajahnya kasar dan berteriak sekencang mungkin meluapkan semua emosi yang sedari tadi ditahannya. Kemudian ia menonjok tembok dihadapannya,tak peduli seberapa sakit tangannya yang sampai memerah dan berdarah. Karena itu tak ada apa – apa dibandingkan rasa sakit pada hatinya.

Ando menyenderkan punggungnya pada tembok dengan nafas yang terengah – engah,kemudian ia berteriak lagi 'kadang takdir emang menyakitkan,Far'





----

11.3.17

hy... kangen ga? wkwkw

maaf typo bertebaran,males baca lagi hehe

makasih semuanya.

Continue Reading

You'll Also Like

844K 102K 13
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
1.5M 130K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
7M 295K 59
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
551K 42.2K 29
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...