MY TWIN

By fauziyyahsuzy1

309K 15.5K 1K

Punya kembaran kaya Fariz itu bersyukur banget! Cakep,kapten tim basket,pinter. Ah pokoknya Most Wanted deh... More

Prolog
mt1
mt2
mt3
mt4
mt5
mt6
mt7
mt8
mt9
mt10
mt11
mt12
mt13
mt14
curhat
mt15
mt16
mt17 (satu)
mulai lagi
mt17 (dua)
BACA PENTING
mt18
mt19
mt21
mt22
mt23
mt24
bukan apa apa
promosi
mt25
mt26
PENTING
mt27
mt28
promote lagi
mt29
mt30
mt31
mt32
INFORMASI
mt33
Hello
Fariz Pov
rencana update penting!!!!
mt34
mt35
PENTING BANGET
mt36
QnA
mt37
mt38
mt39
mt40
mt41
mt42
mt43

mt20

5.6K 325 18
By fauziyyahsuzy1

Fariska berjalan beriringan bersama Ando masuk ke salah satu Mall besar di Jakarta. Banyak mata yang memandang mereka dan berbisik "yang cewek cantik. Yang cowok ganteng" atau "mereka cocok ya?" dan yang lainnya yang masih bisa didengar oleh telinga Fariska dan Ando.

"Sorry ya Far,gue bawa lo ke Mall. Masalahnya udah sore sih"

"Iya ga apa apa,yang penting gue gajadi gabut hari ini" Fariska tersenyum senang karena Ando mau mengajaknya pergi. Dan sampai sekarang Gino belum mengabarinya.

"Eh,ini mau kemana?" tanya Ando karena dari tadi mereka berjalan entah mau kemana.

Fariska berpikir sebentar "gue pingin ke toko buku dulu boleh?"

Ando mengangguk lalu merangkul Fariska berjalan ke toku buku. Fariska tersenyum,ia senang bisa dekat lagi dengan Ando. Bukan dengan suasana yang amat canggung sampai ia selalu berpikiran tentang kejadian waktu SMP. Sejak hari itu,mereka berdua menjauh. Apalagi dengan keadaan Ando yang pergi ke luar negeri. Mereka tak saling mengontak. Tapi sejak Ando mengajaknya pergi waktu itu,sejak mereka sepakat berbaikan. Keduanya semakin dekat,seperti dulu. Sampai Ando berani merangkul Fariska dan Fariska yang tak apa apa dirangkul Ando.

"Lo mau masuk atau disini?" tanya Fariska sambil melepaskan rangkulan Ando.

"Ya masuklah. Gue bukan tipe cowok yang ogah masuk ke toko buku."

"Iya iya" Fariska berjalan mendahului Andi yang ingin mengatakan sesuatu lagi. Fariska berjalan ke arah tumpukan novel sedangkan Ando ke tumpukan komik.

Fariska mengedarkan pandangannya. Ia selalu senang jika berada di antara tumpukan buku buku. Bisa baca ini,itu,apalagi kalau gratis. Senangnya.

Ia menjulurkan tangannya untuk mengambil novel yang sudah diincar tetapi belum dibeli dari kemarin kemarin. Ingin sekali Fariska berlama lama di toko buku tapi Ando sudah menghampirinya.

"Udah belom?" tanyanya pada Fariska yang sedang membaca sinopsis sebuah novel di tangan kanannya. Padahal ditangan kirinya sudah bertumpuk tiga novel.

Fariska menoleh lalu menyimpan buku ditangan kanannya ke rak. "Udah" ujarnya sambil menaikkan ketiga bukunya.

"Ya udah,ayok bayar"

Mereka berjalan ke kasir untuk membayar. Untung saja kasir sedang sepi jadi mereka tak usah menunggu lama untuk mengantri. Saat sang kasir sudah mengatakan berapa harga yang harus dibayar Fariska,Ando menyerahkan uangnya dan diambil oleh sang kasir membuat Fariska membulatkan matanya.

"Ih,Ando kenapa lo yang bayar? Ini juga barang gue" Fariska menunjuk nunjuk kantung keresek berisi tiga bukunya yang masih dijinjing Ando.

Ando menyerahkan kantung itu dan diterima Fariska "jangan banyak omong,sekarang kita makan" Ando mengenggam tangan Fariska dan membawanya ke salah satu cafe disana.

"Lo mau apa?" tanya Ando sambil melihat lihat menu makanan.

"Ice cream" jawab Fariska cepat. Ia sangat suka dengan ice cream.

"Yang ngenyangin dong" Ando kesal karena Fariska hanya ingin memesan ice cream doang.

"Sama apa ya?" Fariska memajukan badannya untuk melihat menu makanan.

"Kentang goreng aja deh" jawabnya lalu duduk lagi di kursinya.

Ando memanggil pelayan dan memesan pesanan mereka. Fariska merogoh handphonenya dari saku celana kemudian menyalan saluran datanya. Belum satu menit,notifikasi sudah datang bertubi-tubi pada handphonenya.

Fariska melihat notifikasi satu persatu tanpa membalasnya. Ia hanya tersenyum sendiri karena banyak yang menyanjungnya.

"Serius amat" celetuk Ando.

Fariska melihatnya tanpa mengubah posisi wajahnya. "Maaf" Fariska meletakkan handphone di atas meja.

"Eh,gue ingin live ig dong" Fariska meraih lagi handphonenya dan membuka aplikasi instagram.

"Hy,gue lagi sama Ando. Nama ignya R.Ando.R,kalian follow ya. Dia cogan juga nih" Fariska mengarahkan kamera depannya pada Ando. Dan nampaklah keduanya di layar handphone.

"Kita cocok ga?" celetuk Fariska kemudian tertawa,Ando pun ikut tertawa. Dan mematikan livenya karena terhanyut tertawa dengan kata kata Fariska. Tapi sedetik kemudian keduanya sama sama diam. Hanyut dalam pikirannya masing masing. Cocok kata itu yang selalui memgiringi mereka bertahun tahun lalu.

Mata Fariska mulai berkaca kaca,entah mengapa. Ando yang menyadarinya langsung memegang tangan Fariska di atas meja. Fariska yang merasa ada yang menyentuh tangannya,menoleh menatap tangannya yang di genggam Ando. Satu tetes air matanya jatuh. Rasa sakit itu datang lagi. Rasa yang ingin ia lupakan. Rasa tentang Ando di masa lalu.

"Far.." Ando bersuara lemah. Hatinya pun merasa apa yang dirasa Fariska. Tapi ia tak mau larut dalam masa lalu. Ia tak mau lemah di depan Fariska. Ia ingin kuat dan menopang Fariska.

Satu tetes lagi meluncur mulus di pipi Fariska. Ia membuang nafas kasar lalu dengan cepat ia menghapus air mata itu dengan kasar.

"Kok gue baper gini ya? Haha" Fariska tertawa paksa seperti tak ada yang terjadi.

"Gue tau,lo ingin ngelupain tentang semua itu. Gue juga mau. Tapi ga bisakan Far?"

Fariska menatap Ando lekat lekat yang sama sedang menatapnya. Keduanya saling berpandangan. Tatapan miris.

"Masa lalu kadang membahagiakan. Kadang menyakitkan. Kita punya keduanya. Kita pernah saling membahagiakan lalu menyakiti perasaan masing masing karena satu hal. Yang menyakitkan emang ingin untuk dilupakan,tapi ga bisa kan Far? Karena emang masa lalu bukan untuk dilupakan. Tapi untuk mengingatkan kalau kita harus lebih baik lagi. Mengingatkan kita untuk bahagia karena merasa disakiti itu menyedihkan. Tapi itu semua masa lalu. Sekarang ya sekarang." Fariska tersenyum simpul mendengar Ando yang berbicara seperti. Memang benar. Itu semua hanya masa lalu,untuk apa memikirkannya? Toh tak akan ada yang berubah.

Tak lama pelayan datang bersama pesanan mereka dan meletakannya di atas meja. Fariska yang sudah ngiler melihat ice cream vanilla dan topping kesukaannya itu langsung melahapnya.

"Sabar bos" Ando memperingatkan sedangkan Fariska hanya ngengir lalu melahapnya lagi.

-

Fariska merasakan pipinya yang didekatkan dengan suatu benda dingin langsung menoleh. Ternyata Ando yang memegang dua botol minuman dingin penambah ion.

"Ini minum" Ando menyerahkan satu botol dengan tangan kanannya. Fariska meraihnya lalu membukanya. Sebelum meminum ia menoleh pada Ando yang sedang membukanya. Dan dengan cepat Fariska meminumnya.

"Makasih" ujarnya sambil menutup rapat botol itu.

"Kalem aja"

"Lo ga main?" Fariska memandang lapangan basket dihadapannya yang sedang menandingkan tim Fariz dan tim lain.

"Gue udah keringatan gini"
Fariska menoleh pada Ando,benar saja. Kausnya sudah dipenuhi keringat. Di pelipisnya,keningnya juga dipenuhi bulir bulir keringat.

"Sorry,gue ga merhatiin tadi" Fariska nyegir lalu mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Sebuah sapu tangan berwarna biru laut. Dan menyerahkannya dihadapan Ando.

"Kenapa?" tanya Ando heran. Tumben sekali Fariska menyerahkan sapu tangan dihadapannya.

"Ini fungsinya buat apa?" tanya Fariska kesal sambil menggerakkan tangannya ke atas ke bawah.

Ando meraih sapu tangan itu lalu mengelap keringatnya di wajah. Setelah itu menyerahkannya lagi ke Fariska.

"Kok ke gue?" tanya Fariska.

Ando mengerutkan keningnya "ini kan punya lo. Lagian lumayan lho ada keringat gue. Kalo cewek lain susah dapet keringat gue,harus cari di tanah lapang basket dulu"

Fariska menyenggol lengan Ando "apa sih? Pede abis" ia terkekeh mendengar Ando yang pedenya sudah naik.

"Buat lo aja. Simpen baik baik,jarang lho cewek secantik gue ngasih sesuatu" lanjutnya.

Ando tertawa mendengar Fariska yang membalas kepedeannya dengan kepedean yang tak mau kalah.

"Idih,lo cecan emang?"

Fariska mengerucutkan bibirnya. Sambil menatap Ando malas.

"Lo emang cewe cantik. Lebih cantik hatinya. Apalagi di mata gue,lo sempurna" lanjut Ando membuat wajah Fariska memerah.

Jantung Fariska berdegup dua kali lebih kencang,pipinya juga memenas karena mendengar Ando berkata seperti itu. Sedangkan Ando merutuki dirinya yang berani berkata seperti itu. Ia ingin memukuli mulutnya sendiri,tapi malu kalau dihadapannya ada Fariska.

"Eh,gue kesana dulu ya" Ando yang merasa canggung memilih untuk meninggalkan Fariska dan bergabung dengan yang lain.

Fariska menghembuskam nafas lega setelah lehernya seperti tercekat.
"Gila gila gila" batinnya.

Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan dan merasakan pipinya panas. "Gue gila gila gila" ia membatin berkali kali sampai seseorang menepuk pundaknya. Fariska tersentak dan bangun dari lamunannya.

"Mau balik ga lo?" tanya Fariz kesal sambil membenarkan tasnya yang disampirkan di pundak.

"Eh-iya iya" Fariska geragapan kemudian bangkit sambil menepuk nepuk pantatnya yang kotor karena debu. Sebelum benar benar mengikuti Fariz yang berjalan mendahuluinya,mata Fariska mencari dimana Ando. Saat ia menemukannya,Ando sama sama sedang menatapnya. Fariska terkejut,segera memalingkan kepalanya dan berjalan cepat mengekori Fariz.

-

Fariska mengangkat telepon dari seseorang yang sudah menjadi teman dekatnya. Meski mereka hanya bisa berkomunikasi via telepon,tapi itu membuat Fariska senang.

"Hallo" Fariska membuka suara.

"Fariska gue kangen suara lo!" pekik seseorang di balik telepon.

"Santai dong Rose,kuping gue budek lama-lama." ujar Fariska kesal.

"Iya maaf maaf"

"Eh Rose,gue pengen cerita" Fariska berpikir sejenak. Apa benar ia ingin cerita tentang cowok itu pada Rose? Tidak apa apa kali ya? Lagian Rose tidak tahu siapa yang dibicarakan Fariska.

"Tumben"

"Ih beneran. Mau denger ga?"

"Iya,jarang jarang kan lo cerita"

Fariska mengambil nafas dalam dalam "jadi gini,gue mulai deket sama kaka kelas gara gara gue suka nungguin Fariz basket. Dia itu kelas sembilan dan gue kelas 7. Gila ga sih? Mama dia suka bikin pipi gue panas"

"Cie..." terdengar suara cekikikan di ujung sana.

"Eh Far,cowok yang lo maksud siapa?"

"Gue kasih tau juga lo ga bakalan tau."

"Kasih tau ga?" desak Rose.

"Iya iya,namanya Ando. Kapten tim basket sekolah gue"

"Maksud lo Andoreka yang ganteng itu?!" teriak Rose histeris sampai Fariska menjauhkan handphonennya.

Tapi Fariska dengan cepat membulatkan matanya karena menyadari apa yang dikatakan Rose.

"Lo tau Rose?"

"Siapa sih yang gatau Ando? Gue sih udah denger denger tentang dia dari dulu. Suka diliatin photonya sama temen temen gue di kelas. Gue liat langsung sih baru waktu ada pertandingan basket di sekolah gue. Gila,udah ganteng,tinggi,badannya juga bagus,jago basket. Lo beruntung banget Far"

"Lah,kok lo sih yang muja muja dia? Tapi emang ganteng sih?"

"Siapa yang ganteng?" tanya Fariz yang tiba tiba menyembulkan kepalanya di balik pintu kamar Fariska.

Fariska yang kaget langsung melemparkan bantal yang berada di pangkuannya ke arah Fariz. Tapi sayang,Fariz bisa menahannya.

"Siapa yang ganteng?" tanya Fariz lagi sambil berjalan ke arah Fariska dan duduk di sampingnya di atas ranjang.

"Kepo banget sih!" Fariska mendorong tubuh Fariz tapi ia ingat kalau ia masih tersambung dengan Rose.

"Rose gue tutup dulu ya,ada makhluk astral masuk kamar gue" dan Fariska mematikan sambungannya dan menyimpan handphonenya di atas nakas.

"Lo lagi telponan sama Rose?"

"Iya" jawab Fariska sambil merapihkan bantalnya yang berserakan di lantai.

"Gue pingin telponan sama dia juga" Fariz mengerucutkan bibirnya.

Fariska memutar mata malas "lo punya hp kan? Telpon aja sendiri. Udah ah sana!" usir Fariska.

"Kejam amat lo sama gue"

"Bomat"

"Oh iya,nih" Fariz menyerahkan sebuah paperbag ke hadapan Fariska.

Fariska mengambil paperbag itu "apaan?" ia mencoba melihat isinya.

"Dari Ando" tangannya terhenti saat mendengar jawaban Fariz.

"Isinya apa coba?" Fariz merebut paperbag itu dan dengan cepat membuka. Isinya ada lima bungkus coklat kesukaan Fariska dan dua buah susu strawberry.

"Widih..ada apa ya si Ando ngasih ini? Repot amat" komentar Fariz sambil menaikkan kedua alisnya di depan Fariska dan tersenyum jahil.

"Ih Fariz sana!" Fariska kesal lalu menarik Fariz agar keluar dari kamarnya.
"Iya iya gue keluar. Oh iya,minta coklatnya satu" ujarnya sambil berlari ke luar kamar Fariska.

Fariska cepat cepat menutup dan mengunci kamarnya. Jantungnya berdegup kencang.

"Apa bener Ando yang ngasih gue itu semua?" ujar Fariska sambil melihat 4 coklat dan 2 susu strawberry yang tergeletak di atas ranjangnya.

Tiba tiba handphonenya bergetar menandakan ada yang meneleponnya. Fariska menggeleng geleng kepalanya mencoba membuang pikirannya tentang Ando dan berjalan ke arah handphonenya. Ia mengangkat teleponnya tanpa melihat nama yang tertera di atas layar.

"Hallo" Fariska membulatkan matanya. Suara ini. Fariska menggeleng gelengkan kepalanya lagi. Bisa saja ini hanya halusinasinya saja.

"Hallo" ujarnya lagi di sebrang sana. Fariska melihat layar dan tertera nama Ando. Berarti ia tidak sedang berhalusinasi.

"Iya hallo" Fariska mencoba menutupi rasa gugupnya.

"Lo ga apa apakan Far?" Fariska terkejut.

"Hah? Gue gapapa"

"Ya udah,oh iya paperbag dari gue udah sampe ke lo? Kata Fariz sih udah"

Fariska meneguk ludahnya "iya udah" ia mengedarkan pandangannya untuk mencari alasan mengakhiri percakapan ini.

"Besok liburkan? Mau main sama gue?" Fariska yang hendak mengatakan sesuatu langsung tersedak mendengarnya.

"Eh lo ga papa?" Ando merasa khawatir.

"Gue kebelet nih,gue tutup ya" Fariska dengan cepat mematikan sambungannya dan melempar handphonenya sembarang ke kasur.

-

"Belepotan banget sih jadi cewek" Ando terkekeh lalu mengusap ujung bibir Fariska yang dipenuhi ice cream.

Fariska tersenyum "makasih" dan ia melanjutkan memasukan ice cream ke dalam mulutnya.

Handphone Fariska bergetar,ia melihat layarnya. Tertera nama Devan disana. Untuk apa Devan meneleponnya?

"Apa?" jawab Fariska ketus yang langsung ditatap heran oleh Ando.

"Liat arah jam tiga" Fariska mengikuti apa yang dikatakan Devan. Tapi matanya seketika membulat saat menangkap Devan yang berada di pojokan bersama gengnya. Devan melihatnya tajam dengan handphone yang menempel pada telinga.

Fariska cepat cepat mematikan sambungannya dan menoleh pada Ando. "Ayo pulang."

"Lah? Kok buru buru sih?" Ando menyesap kopinya yang belum habis.

"Kalo lo gamau pulang,gue dulan." ujar Fariska yang langsung bangkit.

"Eh iya iya" Ando pun mengikuti apa yang dipinta Fariska.





----

12.02.17

Gimana?

Maaf typo bertebaran dimana mana

Yang mau part Devan Fariska di next chapter ya..

Makasih semuanya

Continue Reading

You'll Also Like

894K 63.9K 62
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
3.3M 210K 45
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
4.3M 98.4K 48
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
1M 19.6K 46
Gadis cantik yang masih duduk di bangku SMA terpaksa menjalankan misi misi aneh dari layar transparan di hadapannya, karena kalau tak di jalankan, ma...