Secret Rana [Completed]

By rgnaerynti

264K 9.5K 218

(MAAF CERITA BELUM DI REVISI, CERITA INI SANGAT-SANGAT RANDOM. MASIH MAU BACA? SILAHKAN..) #383 dalam teenfi... More

one
two
three
four
five
six
seven
eight
nine
ten
Part 11
Author
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Just thank you and information
Part 46
Part 47
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
[ENDING]
BIGGG THANKKYOU!

Part 48

2.7K 132 8
By rgnaerynti

Maafin typo ya!
Happy reading sayang-!

***

Aku berdiam diri dikamar, masih saja memikirkan kata kata itu, kata kata yang berhasil membuatku seperti ini. Kapan aku harus menyelesaikan semua? Kapan aku harus mengungkapkan semuanya?. Melihat teman temanku saja mungkin aku akan pingsan ditempat. Tidak Rana, kau pasti bisa!. --hmmm susah astagaa...

Disisi lain beberapa hari lalu-

"Hei anak ayam dikejar musang, terus lari terus lari dan dikejar musang" seseorang bersenandung sambil menyeruput es jeruknya dan celingak celinguk seperti orang bodoh pada saat jam istirahat pagi ini.

"Astagaaa lo panas banget dim? Apa perlu gue anter kerumah sakit jiwa?" ujar Ihsan memandang temannya dan menepuk jidat Dimas.

"Salah lirik juga," sambung Kenzo, dan satu satunya perempuan, Tia, Diam sambil memperhatikan teman teman bodohnya itu. Tanpa Rana, Tia sendiri, yaa sendiri.

"Pacar lo yang ganteng itu kemana ti? Ya walaupun masih gantengan gue sampai ujung dunia - akhirat lah ya." bangga Ihsan sambil memandang teman perempuannya itu.

"Katarak kali manusia dunia-akhirat. Muka mirip pantat ayam aja bangga lu, songong" celetuk Dimas sambil menoyor Ihsan.

Tia membuka mulut dan bersuara seadanya, "Mungkin masih ada tugas kali dia"

"Btw gue kangen Rana deh. Gimana kalau sepulang sekolah nanti, kita kunjungin dia?" Sambungnya lagi, dan dibalas anggukan oleh ketiganya.

***

Sungguh bosan, jam sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi, harus apa dia?. Setelah berguling guling seperti cacing dikamar, dan naik turun tangga yaa semacam olahraga pagi, lalu mengitari halaman rumahnya, sudah dilakukan Rana semua. Yaa walaupun toko bunga nya masih ada, tetapi bu nay masih belum membukanya, padahal disini ada Rana yang bisa membantu melayani lagi. Oh ya sudah diceritakan kalau bu nay mempunyai dan bekerja di sebuah perusahaan kantor kan?.

"Gilaa mati kutu gue kalo gini terus," gerutuku pada diri sendiri lalu merebahkan tubuh ini ke ranjang besar.

"Emm btw barang barang gue semuanya ada dimana ya?. Haa jangan jangan dibuang semua? Terus buku diary gue dimana?! Demi masa depan kucing tetangga, dimana buku diary gue!!!" omelku dan langsung beranjak duduk lalu mencari cari keberadaan benda pusaka itu, eh salah maksudnya buku diary.

Aku berdecak kesal karena sudah mencari buku itu keseluruh kamar dan mengobrak abrik lemari pakaianku. Dan!! Masih tidak kutemukan juga!. Taraaadaaa!!!...

Tanpa basa basi, aku langsung menelepon bu nay, ya sampai sekarang aku masih nyaman dengan panggilan 'bu nay', toh bu nay tidak mempermasalahkannya.

Tutttt...
Tuttt....
Tuutttt....

Maaf nomor yang anda tuju masih, emm ngapain yaa? Kepo deh.

'Sial' dercakku pada diri sendiri.

Dan sekali lagi akhirnya aku menelepon bu nay.

Tuttt...
Tuttt.....
Tuttt.....

"Halo?" ucap seseorang dari seberang sana.

"Halo bu assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam Ana, kenapa?" ahh nama itu lagi, nama panggilan khusus kepadaku.

"Maaf bu Ana ganggu. Tapi buku diaryku dimana ya? Kok ngga ada sih?" tanyaku langsung.

"Haduh ibu lupa kalau buku diarymu udah ada di kakakmu. Coba tanya dia na, ibu lupa mau bilang ke kamu." jawab bu nay dari seberang sana.

"Yaudah deh bu, tapi Ana bosen dirumah. Ana nyusul ibu aja ya? Ya? Ya?. Plisssss" mohon manjaku pada bu nay.

"Yaudah iya iya dasar manja ya kamu. Ntar ibu kirim alamatnya. Yaudah gih kamu ngapain dulu sana, ibu tutup yaa assalamualaikum." dan kujawab dengan salam juga.

Setelah mendapat alamat perusahaan bu nay, aku langsung bergegas keluar rumah dan mencari taksi. Mengikat rambut asal asalan dan memakai sandal sepatu biasa, lalu segera pergi.

'Gila taksi kok ngga lewat lewat sih,' gerutuku dalam hati dan mengusal ngusap keringat karena panas matahari begitu menyengat. Sekarang saatnya untuk tidak bersedih!.

Lalu aku memutuskan berjalan kaki saja sampai menemukan taksi, YAA!! Sekolah itu! Sekolah yang dulu pernah menjadi saksi ketika aku sakit dan mengalami berbagai rintangan!. Hah kurindu suasana dikelas, kurindu Dimas, Ihsan, dan Kenzo, ah satu lagi rupanya, Tia. Anak anak itu selalu membuatku tertawa tulus, menghargai masa masa SMA dan juga hmm mempelajari berbagai macam yaitu ah sudahlah.

'Wah gawat masih aja ada anak yang telat jam segini?!, gue harus ngumpet dimana astaga!!!' ucapku pada diri sendiri, dan sepertinya aku kenal wajahnya, YAA! Dimas! Si anak songong yang seenaknya saja keluar masuk sekolah.

'Siapa tuh!' teriak Dimas mencari tauku, ah mati sudah sandiwaramu selama ini. Huh...

Tanpa basa basi aku langsung menirukan suara kucing, yang entah bagaimana nanti Dimas mempercayaiku atau tidak, 'meowww, meongg, miauuww' astaga berbeda beda.

'Kayanya gue pernah denger suaranya deh!'

'Hoo astagaaaa!!!!' gertakku pada diri sendiri.

'Kok kayak suara? Suara siapa ya?'

Degg!!! Jduarrrr!!!!...

'Hoo ketauan gue! Sial'

'Nahh suara kucing! Lah kucing, bego banget gue ngga ngenalin suaranya' ucapnya dengan logat bodoh.

'Syukurlah, untung lu bego dim' ucap syukur pada diriku sendiri, lalu dia berlalu meninggalkanku dan menuju area sekolah.

Taksiii!!!!

Aku berteriak dengan kencang, padahal Dimas belum sepenuhnya masuk ke area sekolah.

'Rana??? '

Aku segera masuk mobil dan tidak menghiraukan Dimas yang memanggil namaku, huh semogaa semogaa dia tak sadar.

'Itu kayak Rana deh? Hihh gua ngaco banget. Rana kan udah meninggal, yaudah lah' ucap Dimas pada diri sendiri sambil melihat taksi itu pergi.

'Huhh sujud syukur yang kedua ya Allah, untung gue ngga ketauan. Punya temen bego ada gunanya juga ye' lirihku pelan, dan mungkin masih bisa terdengar.

"Kenapa dek? Tadi adeknya dipanggil sama cowok tadi?" ucap sopir taksi dengan baik, 'adek adek, bapak pikir saya dedek emes'

"Eh...oh... Hehe iya pak, tadi temen saya yang yaa gitulah pak." dan hanya dibalas anggukan oleh si bapak sopir, untung saja dia tak terlalu kepo.

"Ngomong ngomong ini mau kemana dek? Daritadi kok diem aja?"

"Astaga saya lupa pak, ke perusahaan Nayes ya." dan dibalas anggukan lagi oleh si bapak sopir taksi.

Bapak vs dedek emes ya, hahaha.

Setelah menempuh perjalanan kira kira 15 menit, aku sampai di perusahaan bu nay, mm bisa dibilang sangat besar. Dan ternyata bu nay adalah orang yang sukses, sungguh betapa berharga hidupnya.

"Permisi mba, bu Nayla nya ada ngga?" ucapku pada seorang wanita anggun nan manis.

"Iyaa, ada perlu apa ya?" jawabnya ketus, dan tidak semanis wajahnya.

"Saya ingin bertemu sama bu nayla mba," senyumku ramah, dan masih saja wanita itu mengelak lagi.

"Hei Ana?!" teriak seseorang dari depan lift. Dan kubalas dengan senyuman dan lambaian tangan.

Lalu bu nay menghampiriku dan melirik wanita yang ketus tadi.

"Ini anak saya, lain kali kamu gitu. Saya gak akan segan segan untuk berhenti memperkerjakan kamu selama 2 minggu," kata bu nay tak kalah ketusnya, dan wanita tadi menunduk malu dan meminta maaf.

Setelahnya aku berjalan keluar bersama bu nay, lalu pergi menuju cafe Rateria untuk sekedar berbincang bincang dan makan.

"Ibu sinis juga ya HAHAHAHA" kataku dan bu nay menatapku tajam "iyalah, ibu kok dilawan"

"Kenapa tiba tiba kamu kepengen kesini sayang?" tanya bu nay sambil memilih menu masakan, dan memesannya kepada pelayan, aku pun juga sudah selesai memesan lalu menatap bu nay dengan manja.

"Bosen ah dirumah bu. Ana juga ngga ngapa ngapain," balasku sambil bertopang dagu.

"Haha kamu ini, yaudah kalo gitu daftar sekolah aja. Udah nanggung loh kamu, udah mau kelas 12 juga." ucapnya sambil mengelus rambutku pelan.

Aku sejenak berpikir, "Ya sekarang mau sekolah dimana bu? Lagian kan ibu tau sendiri" aku pasrah.

Bu nay memahami lalu tersenyum tanda menyemangatiku, "Emang sekolah di Jakarta cuma itu aja? Ya kita cari yang lain lah. Daftar ke SMA BANGSA kan ada, atau kamu mau sekolah ke luar negeri?"

Aku tersentak kaget "Ah ibu yang bener aja ke luar negeri. SMA BANGSA?, boleh tuh bu kayanya"

"Bener lah, kalo kamu mau ke luar negeri ngga apa apa, ibu bakal temenin. Tapi kamu selesain masalah kamu dulu."

"Iya bu, Ana bakal selesaiin semua di sekolah. Dan kalau semisal temen temen Ana ga ada yang mau nerima atau bahkan benci sama Ana, Ana bakal pindah bu. Tapi kalo temen temen Ana bisa terima, Ana ngga bakal pindah bu." dan dibalas anggukan tanda setuju oleh bu nay.

Dan kami memakan makanan yang baru saja diantar dengan keadaan hening.

***


Bak mandi jika diisi dengan air terus menerus akan berlebihan, dan jika tidak diisi sama sekali akan tetap seperti keadaan biasa, kecuali kalau memang pemiliknya memakainya. Seperti halnya Rana, ia seperti air yang terus menebarkan kebaikan, tetapi belum tentu diterima baik oleh orang lain--




***





Dari sekian banyak part yang ada, aku kepengen tau, apa sih tujuan kalian masih ada di cerita ini? Dan pasti setiap cerita ada pesan tersendiri kan?. Nah, pesan apa yang kalian coba ambil dari cerita ini?. Please comment ya!,

Maaf aku kurang fokus sama cerita satunya, dan masih ketuju sama finishnya Rana. Sorry agak ruet gini, soalnya akhir akhir ini agak drop. Pulang sekolah, kalau ada ekstra ya ekstra, hbs itu les, dan msh belajar lagi, mantengin laptop buat tugas biasanya dan aku ga suka buat cerita di laptop. Habis itu tidur, makan aja ga teratur, apalagi sama cerita ini. OK SORRY CURHAT.

Tolong, kalian yang active ya!. Karena cerita ini kurang comment & vote, coba kalian buat cerita cinta pertama kalian dong! Atau pertama kali suka?! Boleh ceritakan buatku ya! Please biar aku semangat.

New stroy:

1. Life or love?

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 167K 62
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
40.5K 1.9K 45
BEBERAPA PART DI PRIVATE!!! (New Version) Kejadian yang begitu rumit Membuat keduanya semakin dewasa Keegoisan mereka menjadi sumber masalah Namun ra...
2.3M 124K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
2.3M 81.9K 44
Jangan jadi pembaca gelap! Seorang santriwati yang terkenal nakal dan bar-barnya ternyata di jodohkan dengan seorang Gus yang suka menghukumya. Gus g...