MY TWIN

By fauziyyahsuzy1

309K 15.5K 1K

Punya kembaran kaya Fariz itu bersyukur banget! Cakep,kapten tim basket,pinter. Ah pokoknya Most Wanted deh... More

Prolog
mt1
mt2
mt3
mt4
mt5
mt6
mt7
mt8
mt9
mt10
mt11
mt12
mt13
mt14
curhat
mt15
mt16
mt17 (satu)
mulai lagi
mt17 (dua)
BACA PENTING
mt19
mt20
mt21
mt22
mt23
mt24
bukan apa apa
promosi
mt25
mt26
PENTING
mt27
mt28
promote lagi
mt29
mt30
mt31
mt32
INFORMASI
mt33
Hello
Fariz Pov
rencana update penting!!!!
mt34
mt35
PENTING BANGET
mt36
QnA
mt37
mt38
mt39
mt40
mt41
mt42
mt43

mt18

5.7K 344 23
By fauziyyahsuzy1

Devan membawa Fariska sampai ke atap sekolah. Tempat yang paling disukai Fariska. Semilir angin menerpa keduanya. Membuat Fariska sesaat melupakan kejadian tadi.Dari tadi tak ada yang berbicara. Keduanya sama sama diam. Sama sama sedang larut dalam pikiran masing masing.

Fariska memandang lapangan upacara sekolah. Disana hanya ada beberapa siswa yang berlalu lalang. Mungkin masih tak ada guru. Atau mereka ingin keluar kelas karena ini kesempatan langka.

"Makasih ya Van" ujar Fariska memecahkan keheningan. Devan memalingkan wajahnya untuk melihat Fariska. Fariska masih memandang lurus ke depan.

"Makasih karena lo udah bantuin gue ngejauh dari Rere" ujar Fariska lagi

"Hem" ujar Devan mengiyakan. Pandangannya beralih dan menatap apa yang ditatap Fariska juga. Ke depan. Lurus.

"Kenapa lo bisa kaya tadi?" tanya Devan. Iya benar benar penasaran,mengapa Fariska bisa seperti itu. Ia pikir,Fariska cewek berani yang menganggap Rere masalah kecil buat Fariska. Karena Fariska bahkan berani dengan dirinya.

"Gatau. Tiba tiba mereka nongol di depan gue. Nanyain kenapa gue ngedeketin lo. Trus jambak gue pake megang tangan gue segala. Gue ga abis akal,gue tendang aja tulang keringnya si Rere. Macem macem sih sama gue. Eh pas gue mau kabur,mereka ngejar gue. Untung gue nabrak lo,hehe" jelas Fariska diakhiri dengan kekehannya.

"Kenapa sih di sekolah ini yang namanya Rere nyebelin? Entah itu si Rere atau bu Rere" ujar Fariska lagi yang membuat Devan tertawa.

"Kok ketawa sih?" tanya Fariska sebal. Kenapa ketawa? Tidak ada yang lucu juga.

Devan berdeham untuk menghentikan tawanya "lagian lo bener juga,kenapa Rere di sekolah ini nyebelin."

"Untuk kedepannya gue saranin sekolah ini ga usah nerima yang namanya Rere deh" ujar Fariska lagi.

"Biar ga ada yang nyebelin gitu?" tanya Devan yang dijawab anggukan semangat dari Fariska.

"Rambut lo masih berantakan. Beresin coba" ujar Devan yang membuat Fariska buru buru merapihkan rambutnya.

"Lagian ga ada hujan ga ada petir lo tiba tiba gerai rambut lo" lanjut Devan sambil memperhatikan Fariska.

Fariska tersenyum karena buat lo! Buat ngebuktiin gue cewek cantik bukan cowok! Batinnya.

"Ga apa apa kok. Sehari doang boleh kali" jawab Fariska setelah selesai merapihkan rambutnya.

Tiba tiba handphone Fariska bergetar. Dengan cepat ia merogoh saku roknya dan menjawab telepon dari Fariz.

"Kenapa Riz?"
"Oh..ya udah gue ke kelas."

Dan panggilan pun terputus.

"Gue ke kelas duluan ya" pamit Fariska sambil memasukkan hpnya lagi.

Fariska membalikkan badannya untuk segera ke kelas tapi tangannya di tahan oleh Devan.

"Ada apa emang?" tanya Devan saat Fariska membalikkan badannya dan berhadapan dengannya.

"Kelas mau ngomongin buat bazzar."

"Gue ikut. Kan kita sekelas" ujar Devan yang membuat Fariska tersenyum dan mengangguk mengiyakan.

-

Mereka berjalan beriringan menuju ke kelas. Sepanjang koridor,semua siswa memandang mereka. Ada yang melihat mereka terpukau,iri,sebal,kesal dan sebagainya. Ada yang sambil berbisik bisik ke orang sebelahnya sekedar berkata "gue iri sama Fariska" atau "Devan ganteng,Fariska cantik" bahkan "gila banget mereka berduaan njir. Fariz mana?" dan apapun itu. Entah pujian atau hinaan.Tapi baik Fariska maupun Devan mengabaikannya.

"Far" panggil Devan saat hampir sampai ke kelas. Tinggal melewati dua kelas lagi.

"Apaan?"

"Maafin gue tentang kata kata kemarin"

Mendengar itu Fariska menghentikan langkahnya. Matanya membulat. Devan juga ikut menghentikan langkahnya.

"Gue ga salah dengerkan?" tanyanya pada diri sendiri. Namun Devan masih bisa mendengarnya.

"Lupain aja kata kata ge tadi" ujar Devan yang melanjutkan langkahnya menuju kelas meninggalkan Fariska dan harga dirinya yang tiba tiba mengucapkan kata maaf.

Fariska tersenyum "yes!gue berhasil menjalankan misi" dengan cepat,ia juga segera ke kelas untuk memberi tau Fariz.

-

"Kenapa lo senyam senyum sih dari tadi?" tanya Fariz.

Fariska tersenyum lagi lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Fariz "gue berhasil Riz" bisiknya

"Maksudnya?" tanya Fariz dengan mengerutkan keningnya tak mengerti. Berhasil apa?

"Gue berhasil bikin dia minta maaf sama gue" bisik Fariska lagi.

Fariz membulatkan matanya tak percaya "Yang bener? Ya kali langsung minta maaf"

Fariska menganggukkan kepalanya "panjang sih ceritanya. Ntar aja. Yang penting,gue traktir lo deh Riz"

"Asik,traktir apa nih?" tanya Fariz sambil menaikkan kedua alisnya. "Bukan teh manis lagikan?" tanya Fariz saat ia ingat beberapa minggu yang lalu,Fariska berjanji akan mentraktirnya. Setelah berharap akan ditraktir sesuatu yang mengenyangkan ternyata Fariska mengajak Fariz ke kantin sekolah dan hanya memesankannya teh manis dan tiga makanan ringan seribuan.

Fariska nyengir mengingat kejailannya hari itu,membuat Fariz memajukan bibirnya sampai malam. "Kali ini gue serius. Dua rius malahan"

"Oke sip. Calling aja gue kapan lo siap traktir"

"Oke bos" ujar Fariska sambil mengangkat tangan kanannya ke udara mengajak Fariz berhigh five ria dengannya.

Fariska berjalan ke arah bangkunya untuk mengambil sesuatu di tasnya. Ia melirik Devan yang tertidur di atas meja dengan melipat kedua tangannya untuk menutupi wajahnya sekilas kemudian mencari iketan rambut yang sudah disiapkan Fariska saat situasi sudah genting alias ia merasa panas sendiri dengan rambutnya.

Ia mengikat rambutnya asal tapi terlihat rapi kemudian berjalan ke arah Micell.

"Tadi jadi ke kantin ga?" tanya Fariska karena ia baru ingat akan mentraktir Micell tadi.

Micell menggeleng "lo sih,pake acara ngilang. Perut gue udah laper ini"

Fariska mengelus elus pundak Micell "sabar ya,pulang sekolah gue traktir lo sama Fariz."

Dengan cepat Micell tersenyum dan mengangkat dua jempol ke arah Fariska.

"Gue engga?" tanya Daffa yang berada tepat disamping kanan Fariska.

"Eh Daffa,gue ga liat lo tadi. Dan kayaknya lo denger pembicaraan gue ya?"
Daffa menunjuk dirinya sendiri "gue segede ini ga keliat?"

"Hehe,karena uang di dompet tidak menyanggupi untuk mentraktir tiga orang. Jadi lo kapan kapan aja ya?" bujuk Fariska pada Daffa yang wajahnya sudah cemberut.

"Iya iya,untung gue baik" jawab Daffa dengan nada yang datar.

"Yeay" spontan Fariska memeluk Daffa "lo emang paling baik" lalu melepaskan pelukannya.

"Hem"

Fariska baru ingat satu hal yang paling penting untuk diberi tahu kepada Fariz. Dengan perlahan,ia berjalan mundur dan menarik lengan Fariz untuk mengikutinya.

"Apa sih?" tanya Fariz saat Fariska berhasil menarik Fariz sampai di luar kelas.

"Ini penting gila. Lo harus tau,kalo gatau ntar nyesel."

"Penting aja."

Fariska memutar matanya malas "gue bilangin ini penting. Tentang cewek pemilik gantungan itu."

Fariz mengerutkan keningnya "maksud lo?"

Fariska tersenyum "gue juga bilang ini penting buat lo. Lo penasarankan?"

"Buruan. Tinggal ngomong doang juga"

"Sans dong. Kenapa sih? Tadi habis seneng mau gue traktir juga. PMS lo?" ujar Fariska kesal sendiri.

Fariz menghembuskan nafas kasar "emang cowok bisa PMS?" tanyanya sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Iya iya,beritanya adalah cewek yang lo tunggu tunggu di gerbang dan ninggalin gue demi ngembaliin gantungan itu,mau masuk basket. Cewek itu mau masuk basket Fariz" ujar Fariska semangat sendiri. Sedangkan Fariz hanya menampilkan mimik wajah terkejut sedetik saja,kemudian ia biasa lagi.

"Terus apa hubungannya sama gue?" tanya Fariz sambil merangkul Fariska.

"Ih lo mah,gue serius juga" Fariska mengerucutkan bibirnya.

"Jangan bete dong,ntar gue sedih" bujuk Fariz sambil mengeratkan rangkulannya.

Fariska memukul mukul lengan Fariz agar melepaskan rangkulannya. Setelah Fariz melepaskan rangkulannya sambil terkekeh melihat perilaku Fariska.

"Gila ya lo! Mau bunuh gue?!" teriak Fariska sambil menepuk nepuk dadanya.

"Maafin aku sayang,aku khilaf" Fariz hanya tersenyum memperlihatkan giginya yang putih rapi ke Fariska yang memandangnya sebal sampai Gilang datang membawa tumpukan selembaran.

"Nih" ujarnya sembari memberikan Fariska dan Fariz satu satu selembaran itu.

"Baca deh,kalian pasti seneng" lanjutnya. Ia kemudian berjalan menjauhi mereka dan masuk ke kelas.

Fariz dan Fariska sama sama membaca dengan seksama apa yang tertulis di kertas yang mereka pegang itu. Mata mereka sama sama membulat saat membaca kegiatan belajar mengajar diliburkan dan langsung terdengar sorakan kebahagiaan dari dalam kelas. Entah itu kelasnya maupun semua kelas di sekolah ini.

"Libur Riz!" teriak Fariska senang.

Fariz ikut tersenyum lalu merangkul Fariska masuk ke kelas. "Ayo buruan traktir gue di kantin"

Fariska mengangguk dan berjalan cepat ke bangkunya. Membereskan bukunya yang berada di atas meja lalu memasukkan ke tasnya.

Devan mengerjapkan matanya lalu mengangkat kepalanya. Ia terbangun saat mendengar keributan di kelas. Saat mengedarkan pandangannya,ia mengernyit bingung. Kenapa pada gendong tas?

Ia melirik Fariska disampingnya yang sedang membenarkan posisi tas dipunggungnya.

Fariska menatap Devan sambil menaikkan kedua alisnya.

"Kenapa pada mau balik gini?" tanya Devan.

Fariska tersenyum lalu menunjuk nunjuk kertas selembar yang tergeletak diatas meja. "Baca,dah gue duluan" pamit Fariska keluar kelas menghampiri Fariz dan Micell yang sudah menunggu di luar kelas karena janji mentraktir.

Devan hanya menguap lalu mengambil kertas yang agak jauh darinya agar terbaca. Kelas hanya menyisakan dirinya yang baru bangun itu.

"Goblok!" umpat Devan saat selesai membaca.

"Ngapain gue ke sekolah kalo gini" ujarnya lagi sambil bangkit dan menyambar tasnya kemudian bergegas keluar kelas.

-

"Makan yang murah aja ya" peringat Fariska saat mereka sudah duduk di salah satu meja kantin.

"Gue beneran ga di traktir nih Far?" tanya Daffa yang ikut nongkrong meski tanpa traktiran Fariska.

Fariska berpikir sebentar "ya udah. Lo juga gue traktir."

"Yeey!" sorak Daffa senang sambil bangkit dari duduknya "mau pesen apa? Gue yang pesenin. Lo yang bayar"

"Tau gue juga,pen mie ayam sama jus strawberry dong" ujar Fariska

"Gue bakso sama jus melon" ujar Micell

"Gue nasi goreng spesial sama ice lemon tea" tambah Fariz

"Tunggu sebentar ya" Daffa berjalan ke arah pinggiran kantin yang berjajar kios kios makanan yang enak dan pas dompet anak sekolah.

"gue boring nih di rumah" ujar Fariz memulai percakapan.

"Terus?" tanggapan Fariska datar.

"Peka dikit kek jadi cewek" ujar Fariz sebal. Karena Fariska memang tidak peka apa yang dipikirkan Fariz atau memang ia tak peduli.

Micell tersenyum simpul "mau jalan?" tanyanya

"Nah. Iya "

"Tinggal jalan ada duit mah" Fariska menimpali.

"Ga ada temen,sekalian jam pulang kan masih lama. Ya ga akan sore banget pulangnya"

Daffa akhirnya datang bersama emang emang jualan jus sambil membawa nampan.

"Nih gengs" ujar Daffa sambil menurunkan mangkuk mangkuk dengan isi masing masing dari nampan.

"Makasih ya mang" ujar Daffa saat mang itu kembali ke pekerjaannya.

"Jadi main ga nih?" tanya Fariz setelah meneguk minumnya.

"Anjir,gue ga diajak?" Daffa yang baru datang hanya menimpali.

"Ayo Daf,gue gabut"

Fariska menelan mie ayamnya sebelum berbicara "gue keknya ga bisa. Ada yang ngajak jalan. Hhhaa" ujar Fariska lalu tertawa sendiri.

"Siapa njir? Tumben lo mau" komentar Daffa saat mendengarnya yang disetujui anggukan dari Fariz dan Micell.

Fariska meminum jus strawberrynya "anak kelas 10"

Mata mereka bertiga membulat bersamaan "gila aja. Berani banget tuh bocah" ujar Fariz

"Dia temen gue kok. Tau Gino ga?" Fariska membela.

Micell mengangguk "cogan kelas sepuluh yang diincar Semykan?"

Fariska menoleh pada Micell "Semy suka sama Gino?" tanyanya penasaran karena Gino tak pernah cerita.

"Menurut cerita Minah sih,si Semy suka sama Gino. Banyak sih yang suka Gino. Tapi Semy parah banget. Sampe minta jemput maksa gitu ke si Gino" jelas Micell yang didengarkan dengan seksama oleh ketiganya.

"Tukang gosip suka sama cogan kelas sepuluh?" tanya seseorang di belakang Fariska yang mengejutkan mereka berempat.

Ternyata,itu pertanyaan Arfan. Dan Zico juga Luky berada disampingnya.

"Njir,kirain gue siapa yang nanya" umpat Fariska saat melihat Arfan dibelakangnya.

"Makan ga ngajak ngajak ya kalian" ujar Luky lalu duduk di samping Fariska.

Fariz melotot ke arah Luky "jangan duduk disitu"

"Lah kenapa?" Luky mengerucutkan keningnya.

Fariz bangkit dari duduknya,memutari meja dan berdiri di samping Luky "Jangan deket deket Fariska,hus hus sana sana" usir Fariz sambil mengibaskan tangannya ke arah Luky. Luky memutar mata malas tapi tetap saja ia bangkit dan duduk di samping Daffa.

Sedangkan Fariska,Micell dan Daffa hanya geleng geleng kepala.

"Ga boleh dideketin cowok lain tapi kapan jadiannya nih?" goda Zico yang duduk di samping Micell.

Fariz melotot ke arahnya "mau tau aja lo" katanya lalu memasukkan sesendok nasi goreng yang dipesannya tadi.

"Ya udah buat gue aja Fariskanya. Gue juga ganteng ya ga Far?" ujar Arfan yang duduk disamping Daffa sambil menaikkan turunkan kedua alisnya.

Fariz menampar pipi Arfan dengan pelan "bacot banget jadi orang"

"Sans dong,rambut gue jadi berantakan kan?" ujar Arfan sambil merapihkan rambutnya yang berjambul sedang itu.

"Udah udah" lerai Fariska sambil meminum jus strawberrynya.

"Heh jadi main ga nih?" tanya Fariz.

"Gue engga ya" jawab Fariska

"Kok engga?" tanya Arfan.

"Kok engga? 2" tanya Luky.

"Kok engga? 3" tanya Zico.

"Cowok cowok aja deh sana yang main" Fariska meminum lagi jus strawberriynya.

Daffa menghembuskan nafasnya "ga ada cewek ga asik" dan disetujui dengan anggukan dari cowok cowok.

"Gue mau balik duluan ya" ujar Micell sambil bangkit dari duduknya. Semua mata yang berada di meja itu memandangnya.

"Kok duluan sih?" tanya Zico yang duduk di sebelahnya.

"Gapapa"

"Gue ikut dong Cell" ujar Fariska sambil ikut berdiri dari duduknya.

"Gue pulang naik taksi aja ya Riz,anak cowok main sana jangan curhat kalo lagi gabut. Dadah" pamitnya sambil berjalan ke arah Micell yang sudah lebih jauh darinya.

"Eh anjir Riz" umpat Daffa tiba tiba teringat sesuatu.

"Kenapa?"

"Si Fariska belum bayar ini semua"




----

02.02.17

Hey semua.

Maafin kalo banyak typonya.

Makasih..

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 209K 45
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
333K 9.5K 40
Alskara Sky Elgailel. Orang-orang tahunya lelaki itu sama sekali tak berminat berurusan dengan makhluk berjenis kelamin perempuan. Nyatanya, bahkan...
1.2M 89.8K 60
BOOK 1 > Remake. ๐˜๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฌโš ๏ธ โš ๏ธ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ด๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ช๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฉ๐˜ฐ๐˜ฎ๐˜ฐ๐˜ฑ๐˜ฉ๐˜ฐ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ค ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ค๐˜ข ๐˜ค๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ต...
1.2M 72K 35
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...